Tak terasa sebentar lagi periode kepemimpinan dari seorang Seandra Rafiki Woodsvian akan berakhir. Masa-masa kejayaan Osis di tangannya selama 2 periode.
Sebelum benar-benar demisioner, Sean selaku ketua osis beserta jajaran stafnya di osis akan menyelenggarakan proker Campaign untuk murid baru. Campaign ini dilaksanakan sebagai ajang mendekatkan diri antar sesama angkatan mereka.
Perencanaan campaign ini memang sudah direncanakan dari jauh-jauh hari. Segala bentuk tetek bengeknya pun sudah dipersiapkan. Sehingga hanya tersisa eksekusi acaranya.
Hari ini terlihat semua anak osis telah berkumpul untuk mengambil komando masing-masing. Setiap anak kelas X telah dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 10 orang yang berbeda kelas. Ini dilakukan agar mereka bisa mengenal orang lain dari kelas yang berbeda.
Setiap satu regu akan dipegang oleh dua orang anggota osis sebagai penanggung jawab mereka. Segala keperluan maupun hal lainnya akan dilakukan atas koordinir dari penanggung jawab mereka.
Entah ini suatu kebetulan yang membawa keberuntungan atau kesialan, Iyon dan Seya ditugaskan sebagai penanggung jawab regu yang sama yaitu regu 9. Sialnya lagi di regu 9 ada sosok Claery didalamnya.
Tapi mau bagaimana lagi? Mau bertukar juga tidak mungkin. Ini sudah diatur sejak jauh-jauh hari. Iyon tentunya merasa menyesal tidak hadir saat rapat pembagian PJ regu. Dimana waktu pembagiannya bersamaan saat dia membolos ketika merawat Claery dirumah gadis tersebut.
*****
Sebagai PJ regu yang sama, Iyon dan Seya pun lebih sering menghabiskan waktu berdua. Mulai dari mengurus keperluan regu 9 maupun hal-hal yang harus dilaporkan kepada pihak Top Man.
Sekarang sudah pukul 9 dimana PJ regu harus mengawasi anak regunya untuk tidur. Oleh karenanya Seya dan Iyon terlihat tengah duduk berduaan di depan tenda regu mereka dengan menghadap ke api unggun kecil yang dinyalakan untuk menghalau sedikit rasa dingin yang menerjang.
"Sey, gak mau balik ke tenda aja? Dingin loh ini" Seya yang mendengarnya hanya menggelengkan kepala menolak usulan seniornya ini.
"Gak mau" Seya menatap langsung ke mata Iyon "Gue mau nemenin kakak, lagi pula ini kan tugas gue juga"
"Tapi Sey, ini dingin loh. Mana lo cuma pakai baju selapis doang lagi" ujarnya memperhatikan pakaian yang dikenakan Seya.
"Gakpapa kak. Lagi pula lengan panjang kok, Make sense lah buat menghalau dingin"
"Tapi yah tetap aja. Ini puncak loh, dingin. Gue hanya gak mau lo kedinginan, ntar sakit. Lo balik aja ya?"
"Kakak ngusir nih ceritanya?"
"Nggak Sey" ucapnya seraya memutar tubuhnya menghadap Seya lalu mencubit pipinya gemas. "Lo tuh kalau dibilangin pasti gini nih, keras kepalanya minta ampun"
"Lepas kak, sakit tau pipi gue, ntar doer gimana? Mau tanggung jawab?" ucapnya seraya mengusap pipinya yang telah dilepas Iyon.
Mereka pun kembali larut dengan suasana hening. Hanya terlihat beberapa panitia yang masih betah di depan tenda regu yang mereka awasi.
Malam yang semakin larut membuat dingin pun semakin menyergap. Iyon melirik Seya yang hanya menghadapkan tangannya ke api unggun untuk meminimalisir kedinginan yang dirasakannya.
Lantas Iyon melepas jaketnya dan disampirkannya ke tubuh ringkih Seya. Seya yang semula menggosok-gosokkan kedua tangannya terkejut dengan perlakuan Iyon ini. Ia lantas menatap wajah Iyon dengan tatapan heran.
"Ini kenapa?" tanyanya seraya memegang jaket Iyon.
"Udah, pakai aja"
"Tapi kakak gimana? kakak cuma pakai baju lengan pendek loh, ntar masuk angin"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekedar Rasa
Подростковая литератураTentang rasa yang menghiasi kehidupan yang penuh liku ini. Rasa yang mampu membangun dan membangkitkan semangat hingga meruntuhkan tembok terkuat yang telah dibangun bertahun-tahun. Akhir dari rasa ini mengiring setiap jiwa merasakan bahagia maupun...