Langsung aja baca💜
2,1k+
⚪ E v l a n k a ⚪
Fendy menghela napas ketika tahu Lanka tak menyentuh makanan yang dia buat. Namun, alunan lagu yang terdengar dari kamar adiknya membuat Fendy sedikit tenang. Setidaknya dia tahu Lanka tidak berdiam diri dalam sepi begitu saja.
Kegiatan Fendy di sekolah begitu padat, kemungkinan dia tidak akan pulang untuk memastikan dekorasi acara tidak rusak karena tiba-tiba turun hujan, juga menyiapkan balon-balon untuk acara pelepasan banner.
Kertas catatan Fendy tempelkan di beberapa bagian rumah untuk memberi Lanka pesan. Fendy masih kaku perihal menjadi kakak, dia hanya mendengarkan saran dari Angga. Tadinya dia ingin langsung mengirim pesan saja, tapi takutnya Lanka sengaja tidak membaca pesannya.
Cowok itu bisa merasa sedikit lebih tenang kalau Lanka tetap berada di rumah. Bahkan, bibi yang biasanya hanya datang di hari Sabtu dia minta menemani Lanka.
Bagaimana pun, tanggung jawab Fendy sama-sama penting. Lanka aman di rumah, jadi akan dia fokuskan pada acara HUT besok.
“Bi, Fendy titip Lanka.”
“Iya, Mas ... Bibi jagain.”
“Ajak ngobrol kalau keluar kamar. Jangan bilang masakannya buatan Fendy. Biar dia mau makan.”
Bibi mengangguk dengan tulus. Dia memang tak tahu apa yang terjadi secara detail di antara mereka. Namun, sepertinya dia tahu jika Fendy sebenarnya peduli pada adiknya.
“Ya udah. Fendy berangkat.”
“Hati-hati, Mas.”
Bibi menghela napas setelah memastikan Fendy hilang dari pandangan. Dia jadi gelisah sendiri. Dia tahu apa yang Fendy tidak tahu.
Lanka sudah pergi sejak kemarin.
Musik yang ada di kamar Lanka pun Bibi yang siapkan sesuai perintah Lanka. Tepat seperti yang Lanka katakan, dalam lima menit dia keluar lewat jendela.
Fendy menganggap Lanka sok kuat, tapi kenyataannya tidak seperti itu. Kenyataan berkata Lanka memang gadis yang kuat. Bahkan tidak bisa diremehkan seperti citra yang sengaja gadis itu buat. Bahkan Lanka sengaja mempelajari rumah Fendy agar bisa kabur dengan mudah.⚪ E v l a n k a ⚪
Para anggota OSIS tak terasa sudah menghabiskan waktu seharian untuk menyiapkan dekorasi luar. Membangun panggung. Memindahkan sound system. Membangun tenda yang langsung dihias oleh masing-masing kelas. Sampai geladi bersih terakhir untuk serangkaian acara besok, dari upacara hingga persembahan dari setiap kelas dan angkatan.
Rencananya HUT berjalan selama tiga hari. Hari pertama akan diisi dengan upacara pembukaan, beberapa hiburan, dan persembahan. Hari kedua diisi dengan perlombaan. Dan hari ketiga diisi dengan pengumuman lomba, penyerahan hadiah, sedikit hiburan, dan upacara penutup. Tidak lupa bazar di tiga hari tersebut.
Fendy baru saja selesai membicarakan keseluruhan acara untuk yang terakhir kali dengan Pak Imam. Beliau juga mencari Bagas yang memang separuh hari terakhir tidak terlihat.
“Jan, lihat Bagas? Dicariin Pak Imam.”
“WA aja coba.”
“Lu aja.”
Ojan memutar bola matanya malas. Aplikasi yang sedang dia buka mau tak mau pindah untuk menghubungi Bagas.
“Seingat gue terakhir bareng Hesa.”
“Kira-kira masih hidup, gak?”
“Anjir. Habis heboh putus, Bagas sama Lanka selingkuh, dibunuh? Thriller banget hidup lo.”
“Selama berita itu belum ada kejelasan.” Fendy mengangkat bahu terlihat santai. Padahal, sepertinya dia satu-satunya orang yang belum melihat video terbaru.
“Halah. Ngeles aja lu. Lagian setting-annya Hesa keliatan banget. Yang beredar juga anak-anak ngiranya Hesa bukan Lanka. Lihat aja rambutnya. Rambut Lanka panjang. Cuma gak ada yang berani ngomong. Makanya itu masalah gak ada yang ngeramein. Orang-orang juga udah pada kasihan sama Lanka.”
Ojan berdecak malas sebab teleponnya tak kunjung diangkat oleh Bagas. “Lah, iya juga ya? Bisa jadi. Tapi gak mungkin sampai dibunuh, kan?”
“Semoga.”
Bulu kuduk Ojan mendadak merinding hebat. Dia jadi kepikiran jika panggilan darinya adalah panggilan terakhir yang bisa Bagas jawab. Dia akan tercatat sebagai orang terakhir yang berkomunikasi dengan Bagas.
“OJAN! FENDY! BANTUIN!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Evlanka
Teen Fiction| Fenly UN1TY | ⚪ E v l a n k a ⚪ "Lan, lo mau pakai mata gue?" "Lo cuman anak buangan yang beruntung ketemu Lim!" "Gue sayang lo, Lan. Kita semua sayang lo." "GUE BENCI LO, LAN!" "Lan ... maaf ... gue telat." "Sampai mati gue benci sama lo!" "Samp...