06. Perpisahan

40 11 1
                                    

Hai?kali ini saya mau nyapa di awal deh wkwkwk
Sebelumnya,maaf banget kalau cerita ini gak berasa nyata bagi kalian, karena sejak awal udah bilang kalau saya baru memulainya, dan benar² berharap support & saran kalian disini, so.. thank you for everything you have given!

Dan maaf kalau gak sesuai dengan genre yang tertera, maklumin aja lah yaa hehehe

Oke, selamat membaca.

"Bu, Inay udah selesai, Inay berangkat ya!"

"Hati²,ya"

"Oke!"

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatu"

Inayah begitu bersemangat, karena hari kelulusannya akan segera tiba, masa masa lelahnya karena tugas yang membuat depresi itu akan segera berakhir, dan piknik yang dinanti-nanti juga akhirnya terlaksana.

Ketika yang lainnya sibuk merapikan pakaian, mengecek seluruh perlengkapan yang dibawa, Inayah justru malah sibuk mencari makanan yang bisa dimakan saat itu juga, perutnya benar² memberontak. Tak kuat menahan rasa lapar yang sudah terasa sejak 1 jam lalu.

"Duh, aneh banget gua sampe gak sempet sarapan"

"Tadi di rumah, ibu bawain apaan ya?"

Inayah mengacak² isi kantong yang sudah ia tata selama 30mnt, dan usahanya membuahkan hasil, ternyata ibunya sempat memasukkan biskuit dan susu kotak, akhirnya Inayah bisa duduk di dalam bus dengan tenang

"Siap anak²??"

"Banget bu!!!"

Bismillah..

Bus  melaju dengan kecepatan sedang, membuat sebagian siswa terlelap,dan Inayah salah satunya

"Nuy, kamu gak tidur tadi malem?"

"Hadeh, Ziana sayang. Kamu tau kan jam tidurku gimana?aku jam 9 udah Ngedengkur, ya kali gak tidur malem"

"Terus kenapa sekarang nundutan?"

"Efek busnya yang nyantai sih, mana pemandangannya enak dipandang, ya jelas aku ngantuk. Dah lah ya, aku mau tidur, jangan ganggu!"

"Eleleh, gr amat gangguin orang tidur."

"Yaa siapa tau" Inayah memajukan bibir bawahnya dan mengangkat kedua bahunya, lalu cepat² mencari posisi wuenak sebelum bus sampai ke tujuan.

Nampaknya Allah memang merestui hubungan itu terjalin secara sah, tiba² saja Inayah tidak bisa tidur karena tersadar bahwa seseorang yang duduk tepat di depan kursinya adalah Fakhri, hal itu sontak membuatnya panik bukan main.

"Duh, ustadz denger obrolan gua sama Ziana kagak ya?"

"Enggak deh, udah lah lupain"

Bukannya lupa, Inayah malah terus bahkan semakin mengingat hal buruk yang selalu terjadi tepat di depan ust. Fakhri, hal itu membuatnya malu karena terlihat bad girl

FAKHRI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang