10. Rahasia apa?

27 4 15
                                    

Terperanjat dari tempat asal, terkejut dengan sesuatu yang ada dari arah Fakhri membuat Inayah memasang posisi kuda - kuda silat.

"Ada apa, dek?" tanya Fakhri panik, dia ikut berdiri melihat tingkah Inayah yang tiba - tiba saja seperti itu..

"Tadi apa yang jalan!" tanyanya sambil mundur perlahan

"Apa?"

"Ituloh, a! Dipinggir aa barusan apa???"

Fakhri mengerutkan dahi, dia mencari sesuatu yang tentu saja membuat Inayah bersikap aneh. Apa yang Inayah lihat barusan? Apa itu hanya halusinasinya ataukah memang ada sesuatu?.

"Kamu lihat apa, dek?"

Ck ck ck ck

Suara itu membuat Inayah kembali memasang posisi awal, Fakhri masih mencari sumber suara, dan ternyata..

"Apa tuh a? Kok malah ketawa²?"

tanya Inayah penasaran, karena setelah terdiam, Fakhri terus tertawa sembari menepuk jidatnya dengan tangan kanan, dan satunya lagi diletakkan di atas pinggang.

"Dih, aa kesurupan dedemit ya?"

"Aa,astaghfirullah sadar!"

Fakhri membalikkan tubuhnya ke arah Inayah sembari menahan tawa, kemudian berjalan mendekati Inayah.

"JAN DEKET DEKET LO SETAN!"

"GUA TAU LU MAU MAIN MAIN KAN SAMA GUA?"

"PERGI LO! JANGAN GANGGU SUAMI GUA!"

"KALAU GAK, GUA SIRAM PAKE AIR RUQYAH!"

Belum sempat Inayah mengambil air, Fakhri langsung menarik lengan Inayah hingga tubuh Inayah menabrak dadanya yang bidang. Fakhri menatap fokus netra coklat terang milik istrinya itu, sementara Inayah terus menggeliat layaknya ulat

"Habibati, aa ga kesurupan"

Mendengar kata itu, Inayah menengadahkan pandangannya ke atas dan langsung bertemu di titik yang sama.

"Kamu masih kecapean,ya? Sampai sampai kamu mau ngasih cicak itu jurus silat?" kekeh Fakhri pelan, membuat Inayah malu.

"Ih, bukan gitu! Inayah habisnya gak bisa liat apa yang gerak² dengan jelas, daripada dia ngedeketin Inay, mending Inay duluan yang nebas dia" jawab Inay layaknya bocah kecil yang sangat excited dengan aksi ultraman.

"Jadi karena itu cuma cicak, adek mau nebas aa ?" Lanjut Fakhri sambil terkekeh

"Enggak, ih!" Inayah memanyunkan bibirnya itu, memasang wajah imut yang membuat Fakhri semakin mabuk.

Perlahan Inayah mengendurkan pelukan Fakhri dan menatap kamar begitu berantakan bagai kapal pecah.

-

-

-

-

-

-

-

"Aa, bentar lagi subuh, aa mau ke masjid?"

"Iya"

"Inay ditinggal sendiri?" tanya Inayah bagai anak yang takut ditinggal, Fakhri mendekat lalu memegang kedua bahu Inayah untuk meyakinkan dirinya.

"Zawjatii, ingat tidak kewajiban laki² itu apa?"

"Shalat berjama'ah di masjid" jawab Inayah sambil memiringkan kepalanya dua puluh lima derajat ke kiri

"Iya, itu tahu."

FAKHRI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang