07. Ikatan Suci

60 12 10
                                    

"Terikat hubungan suci yang diridhaiNya, dengan cinta yang murni karenaNya, in syaa Allah bertahan hingga ke jannah"

-

-

-

-

-

-

"Besok kamu akad, sayang" ujar ibu Inayah sembari menyodorkan susu hangat

"Bu,sekali lagi Inay tanya, keputusan ini bener udah fix??ibu, ayah, dan mereka beneran?"

"Loh, kamu ini gimana? Ya jelas sudah yakin dong"

"Inay... Inay.."

"Udah, sekarang kamu habisin susu ini,sikat gigi terus tidur, besok subuh ibu bangunin kamu"

Inayah sudah pasrah, tak tahu harus berbuat apalagi untuk membatalkan perjodohan ini, di setiap tahajjudnya, tak pernah terlewatkan untuk mendo'akan sang kekasih yang Allah berikan, tapi Inayah benar² tidak menyangka kalau alurnya akan seperti ini,bahkan sampai harus memendam keinginannya untuk belajar dan menamatkan pendidikannya.

"Ya Allah, hamba memohon padaMu selalu, berikanlah yang terbaik bagi kehidupan hamba,jika besok akad berjalan dengan lancar, dan tidak ada hambatan, maka sungguh hamba tidak akan mempertanyakan takdirMu lagi, ya Allah.. Ampuni hamba"

"Nak,bangun"

Inayah perlahan membuka matanya, "jam berapa ini, bu?"

"Jam 3"

Inayah mengucek kedua matanya, perlahan bangun dari tempat ia merebahkan tubuhnya dan pergi untuk mengambil wudhu,terdengar dari kamar bahwa sudah ramai diluar sana untuk persiapan akadnya, dan yang membuat Inayah semakin syok iyalah ucapan selamat dari beberapa temannya, "ibu dan ayah hanya mengabari beberapa temanmu,nak. Tidak semua"

Inayah semakin lesu, segala hal yang membuatnya mood seketika hilang,daripada emosinya memuncak, lebih baik dia mengambil wudhu dan bergegas menunaikan tahajjud.
Selesai tahajjud, Inayah terus berdo'a tanpa henti selama setengah jam, sementara teman²nya perlahan berdatangan, ibu Inayah terus mengetuk pintu kamarnya, berharap Inayah membukakan pintu tapi tidak semenit pun Inayah melepas mukenanya dan bergerak untuk membukakan pintu, semua orang panik dan mulai mendobrak pintu kamar, khawatir Inayah melakukan hal yang tidak².

"INAYAH?!"

semua terkejut,sang ibu tak kuasa menahan tangis ketika melihat anaknya begitu fokus merayu sang Rabb untuk meminta jawaban terbaikNya.

"Nak, sudah. Ini adalah jawabanNya untukmu" jawab ibu seraya memeluk Inayah penuh kasih

Inayah hanya menumpahkan sedikit dari seluruh kesedihannya, mencoba untuk terlihat kuat demi semua orang yang banyak menaruh harapan padanya, "iya,bu. Inayah faham"

Inayah selalu mengingat qoutes diary lamanya, bahwa "Sulung adalah harapan terbesar keluarga, dan seorang wanita adalah harga diri keluarga, jika keduanya bersatu, maka kau harus bisa membuat keluargamu bahagia karena terpenuhi harapannya dan terjaga martabatnya."

FAKHRI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang