Menurutku kalian harus ngasih bintang di awal deh😋👇
Absen yu 💌
Oke, selamat nyebur!Happy reading-!
Ikhlaskan segala sesuatu yang datang dan pergi, karena semua yang bersifat duniawi tidak akan kekal abadi.-
-
-
-
"Abang...."
Hawa rumah sakit yang dingin membuatnya semakin menggigil, dia meminta pak supir untuk istirahat saja dahulu karena sudah larut malam, dia membayar dengan harga dua kali lipat karena supir itu sudah membantunya membawa kakaknya ke rumah sakit.
"Sekarang mas makan aja dulu," ucapnya sembari menyodorkan sebungkus roti isi coklat.
"Hatur nuhun kang, tapi lebih baik akang aja yang makan. Tuh lihat baju akang basah semua, pasti dingin,"
"Angkasa Firmansyah,"
Ya, dia telah kembali dengan versi yang sudah jauh lebih baik.
"Ikut saya ke ruangan," ucap dokter itu dengan nada murung, Angkasa menghela napas berat, supir itu menepuk bahu Angkasa seraya mengelusnya lembut, "Kang, yang kuat! Saya bakal nunggu mas itu di sini,"
"Makasih, mas."
"Sama sama, kang,"
Dengan berat hati, Angkasa berdiri lalu perlahan menyusul langkah kaki dokter, perasaan yang berat ini membuatnya tak dapat berpikir jernih, apa yang harus dia lakukan saat ini?
Di dalam ruangan, Angkasa ikut duduk berhadapan dengan dokter, tatapan sendu yang diberikannya membuat Angkasa semakin bingung.
"Kondisi kakak saya sekarang bagaimana?"
"Kita harus melakukan operasi untuk mengambil beberapa peluru yang ada di dalam perut, kepala, dan kakinya."
"Kakak anda sepertinya telah di serang oleh sekumpulan orang, bukan hanya satu orang. Seluruh tubuhnya mendapat luka, dia juga sudah kehilangan begitu banyak darah, kita perlu melakukan transfusi darah dengan golongan darah A-
Angkasa mengepal tangannya erat, jantungnya berdebar begitu cepat, suhu tubuhnya pun kini terasa meninggi, Angkasa bingung, operasi, lalu transfusi, ini kondisi yang terjadi diluar nalar, bagaimana bisa?
"Bagaimana? Kami sudah tidak ada waktu untuk menunggu lebih lama, dia sudah banyak kekurangan banyak darah, operasi akan dimulai sebentar lagi jika anda mengizinkannya."
Angkasa menghela napas berat, semuanya teras begitu berat. "Baik, silakan dok,"
"Baik, terimakasih karena sudah mengambil keputusan yang tepat. Kami akan berusaha sebisa mungkin, mas tolong isi formulir persetujuannya terlebih dahulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKHRI ✔️
General FictionKisah sederhana tentang seorang ustadz muda yang terlibat janji perjodohan dengan seorang gadis SMA. Akankah semuanya berjalan sesuai rencana? Apakah perjodohan ini benar benar terjalin sesuai harapan? Ataukah ....