27. Acts of Service

19 5 28
                                    

Gak jadi hibernasi, soalnya aku gampang lapar🤗
Pencet bintangnya biar nggak sepi!

Oke selamat terjun

Happy reading-!

Happy reading-!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

-

"Gue pulang ya? Udah aman kok!"

"Yakin? Gue antar ke kosan lo ya, Na?"

"Nggak usah ngawur! Badan lo lecet semua masih berani bawa motor?"

Inayah memutar bola matanya malas, "Ngaca,"

"Gue gak separah lo!"

Ziana memang keras kepala dan sangat cerewet, "Ya udah, pulang bawa motor gue aja. Masalah balikin motornya kapan nanti aja," titah Inayah.

"Jangan ngeles."

Ziana menghela napas panjang, temannya ini memang diam diam perhatian, "Oke, terimakasih nyonya Fakhri," jawabnya dengan nada jahil seraya menyatukan kedua telapak tangannya lalu pergi.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu!"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatu,"

Terjadi keheningan selama beberapa saat, "Nakal."

Inayah menoleh ke arah Fakhri, dahinya berkerut bingung, "Nakal apanya!"

"Katanya mau main, kok malah luka?"

Nada Fakhri terdengar serius, suaranya yang agak serak membuat Inayah merinding.

"Kita... Di te-"

"Tau,"

Fakhri mengelus puncak kepala Inayah dengan lembut, kemudian beralih mengusap pipi dekat luka gores yang cukup parah.

"Sampai kapanpun mereka berusaha memisahkan kamu dari saya, kalau memang takdir kamu adalah saya, usaha mereka sia sia saja."

"Saya akan selalu melindungi mu bagaimanapun caranya, walau nyawa saya taruhannya."

"Jangan takut. you and i will always be together. Yakin dengan takdir manis yang telah Dia sediakan,"

"Kita hanya akan berpisah jika Allah yang memisahkan...."

FAKHRI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang