Bab 8

269 22 0
                                        

SEBUAH motor besar bernuansa merah berhenti tepat diparkiran sebuah Cafe. Lelaki yang masih mengenakan seragam sekolah yang terbalut oleh jaket hitam itu berjalan menghampiri sekelompok orang yang berseragam sama dengan dirinya.

"Eh Shaka!"

Lelaki yang dipanggil Shaka itu membalas jabatan tangan ala pria yang diberikan oleh para anggota osis itu.

"Kalian udah pada pesen?" tanya Shaka.

"Belum, Ka, nunggu Bintang aja biar sekalian."

Shaka mengangguk, "Kalo ada apa-apa panggil gue aja, gue ada di dalam."

"Oke!"

Shaka yang hendak masuk ke dalam Cafe pun tak sengaja menangkap kehadiran seorang Bintang bersama Nazwa, setelah itu ia berlalu masuk ke dalam Cafe.

Di dalam Cafe, ia di sambut baik oleh semua karyawan termasuk beberapa pengunjung yang sudah lama mengenal Shaka sebaai pemilik Cafe terbaik di kota ini.

Awalnya Shaka sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Cafe ini, karena keahlian Shaka dalam memimpin membuat kedua orang tuanya sepakat mengganti alih Cafe tersebut atas nama Shaka, hingga terbentuk lah Cafe yang kini dikenal oleh banyak orang yaitu Andrean Cafe atau Cafe Andrean.

Shaka yang melihat keberadaan Bintang yang sedang mengambil pesanan pun segera menghampiri lelaki itu. Shaka mengambil ahli nampan dari tangan karyawannya.

"Biar saya aja." Karyawan tersebut pun mengangguk lalu meninggalkan Shaka dan Bintang disana.

"Lah udah dateng duluan lo, Ka?"

"Lo dateng bareng Nazwa?" tanya Shaka.

Bintang mengganguk. "Iya, tuh lagi duduk bareng yang lain dia."

Bintang dan Shaka pun menghampiri meja teman-teman yang lain dengan nampan yang mereka bawa.

"Wihhhhh!! Keren banget!"

"Khamsamidaaa.."

"Thanks Man!"

"Sejak kapan lo bisa bahasa korea ha?" tanya Bintang seraya duduk di depan Nazwa yang sedang fokus menatap handphone nya.

Nampan Shaka menyisakan minuman Vanila Susu, ia pun berdiri disebelah Nazwa, meletakkan Vanila susu tersebut dan beberapa detik kemudian Nazwa mendongak ke arahnya disaat itulah tatapan mereka bertemu.

Untuk pertama kalinya, Shaka menatap kedua mata Nazwa yang bersinar indah ketika terkena sinar matahari, terlihat warna coklat terang dari netra gadis itu.

"Momen paling epik ini mah, disajikan langsung oleh pemilik Cafenya." ujar Bintang.

Dengan ekspresi wajah yang datar, Shaka duduk disebelah kanan Nazwa dan sebelah kiri Bintang. Ia menatap menoleh pada Nazwa yang juga sedang menatapnya dengan penuh tanda tanya.

Dari obrolan panjang saat itu, Nazwa mendapati informasi lagi tentang Shaka. Ternyata, Shaka adalah mantan anggota Osis, ia menjadi anggota Osis sejak masuk ke sekolah hingga ia memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai osis saat kelas 11 alasannya untuk fokus pada pelajaran.

Semua menjadi masuk akal sekarang, mengapa Shaka bisa mengenal Bintang namun satu pertanyaan lagi dari Nazwa, tetapi mengapa dari semua anggota Osis, Shaka sendirilah adik kelas yang memanggil Bintang langsung dengan namanya.

Nazwa ingin menanyakan itu pada Bintang, namun mengingat Bintang adalah orang yang paling mengesalkan jika dirumah maka Nazwa mengurungkan niatnya.

"Eh, Shaka, rooftop cafe lo udah jadi belum? Gue denger katanya disana banyak tempat bagus ya?"

In Your Heart [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang