Bab 19

97 14 0
                                    

DI SEBUAH rumah yang lumayan besar ditambah dengan halamannya yang luas menjadikan rumah tersebut dapat dikategorikan besar. Berfokus ke dalam rumah, seorang lelaki berhoodie hitam tampak menuruni tangga dengan lincah lalu mengambil kunci mobil ditempat gantungan yang telah disediakan.

Dengan tekniknya sendiri, ia melempar kunci tersebut ke udara lalu menangkapnya kembali dengan santai lalu pergi dari sana, segera memasuki mobil yang sudah terparkir di halaman rumahnya.

Tanpa diberitahu lagi, sang Satpam dengan sigap membukakan gerbang untuk anak tuan rumah. Sebelum benar-benar meninggalkan rumah, mobil tersebut sempat berhenti di tengah-tengah gerbang membuat sang Satpam segera menghampiri kaca jendela mobil yang perlahan menurun.

Shaka melepaskan kaca matanya sembari menatap Satpam tersebut, "Pak.. mau dibawain apa?"

"Ealah, Den, nggak usah repot-repot!" Shaka masih menatap Satpamnya itu yang baru saja teringat pesan yang disematkan oleh Shaka, lelaki itu tidak suka ditolak bila ia menawarkan.

"Seperti biasa aja, Den.." Setelah mendapatkan jawabannya, Shaka lalu mengangguk dan menutup kembali kaca mobilnya, tak lupa membunyikan klaksonnya sebelum pergi.

Satpam tersebut hanya bisa tersenyum manis sembari menutup gerbangnya, Shaka adalah anak majikan yang terlalu baik baginya, seorang lelaki pintar yang sudah memiliki sifat kedewasaan walau masih terbilang remaja.

Bagaimana pun juga, umur hanyalah angka yang tidak bisa dinilai seberapa dewasa seseorang tersebut melalui umur.

Saat mobilnya sudah hampir sampai di depan halaman rumah seseorang, Shaka melihat seorang gadis yang sudah berdiri di depan pagar rumahnya. Gadis itu berpenampilan feminim yang sederhana dengan rambut sedikit panjang digerai.

Shaka memberhentikan mobilnya tepat di hadapan gadis itu, lalu mempersilahkannya untuk masuk. Ia terlihat buru-buru membuat Shaka heran apa yang sedang terjadi.

"Ada apa?"

Nazwa menggeleng, "Nggak papa, jalan aja!" Karena tidak mau ambil pusing Shaka pun segera melajukan mobilnya lalu tak lama setelah itu, terlihat dari luar kaca mobil, seorang Bintang sedang mengendarai motornya untuk pulang setelah selesai bermain voly membuat Nazwa sontak menundukkan dirinya berharap Bintang tidak melihatnya di dalam mobil.

Shaka yang melihat itu pun mendapatkan jawabannya, ternyata gadis itu tengah menghindari Bintang, entah apa alasannya.

"Huhh! Hampir aja.." Gumam Nazwa setelah Bintang melewatinya tanpa melihat dirinya.

"Kalo Bintang lihat emang kenapa?" tanya Shaka membuat Nazwa menoleh padanya, "Ya bahaya! Dia itu orangnya cepu, nyebelin, kalo dia liat gue tadi pasti dia ngomong yang nggak-nggak ke Mama terus gue jadi bahan olokan! Dan bahayanya lagi kalo omongan dia sampe ke telinga Zena, apa nggak nambah perang?!" Dalam hati, Shaka ingin sekali tertawa.

"Ketawa aja, nggak usah ditahan-tahan, gue tau gue emang lucu!" ucap Nazwa sedikit kesal yang membuat Shaka segera memasang wajah datarnya kembali dan fokus pada jalan.

Nazwa yang mengingat sesuatu kembali bertanya pada Shaka, "Oh iya, lo sebenarnya mau minta tolong apa sih?"

Shaka menoleh padanya dan seperti biasa tidak akan ada jawaban secepat itu untuk Nazwa, bahkan segera Nazwa tidak kesal lagi karena terbiasa dengan sikap kutub Shaka.

"Gue tau nih, kenapa lo minta tolong ke gue, dan kenapa nggak sama orang lain? Karena memang nggak ada yang bisa bertahan sama sikap dingin plus cuek lo itu selain gue.."

Sekali lagi tidak ada respon dari lelaki itu membuat Nazwa menyenderkan punggungnya dengan berat, "Kalo disuruh milih ngobrol sama google apa ketua kelas, gue lebih milih ngobrol sama google sih walaupun nggak nyambung gimana, setidaknya dia selalu ngeladeni gue."

In Your Heart [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang