BEL pulang sekolah baru saja berbunyi yang membuat seluruh kelas rusuh bersiap-siap untuk segera pulang, termasuk Nazwa dan Zena yang tampak sudah keluar dari kelas.
"Zen, jenguk Anna yuk di UKS.. gue belum liat keadaan dia." ucap Nazwa yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Zena. Pada jam terakhir tadi, sempat ada sedikit insiden yang mengakibatkan Anna mengeluarkan darah dari hidungnya dan segera dilarikan ke UKS.
Sebelum menjenguk Anna di UKS, Nazwa dan Zena menghampiri Chika yang terlihat berjalan di depan mereka.
"Chika!"
Namun, entah mengapa disaat Nazwa memanggil dirinya, Chika justru menambah volume berjalan lebih cepat hingga ia lenyap dalam ramainya murid-murid yang berlalu lalang.
"Udahlah, mungkin dia buru-buru karena dijemput kali, kita aja deh!" Zena menarik Nazwa kembali menuju ke ruang UKS untuk melihat keadaan Anna.
Tetapi, saat berada tepat di depan pintu UKS, mereka tidak melihat seorang pun disana. Zena dan Nazwa masuk untuk melihat, dan benar saja Anna sudah tidak ada disana.
"Nyari siapa ya, kak?" tanya seorang siswi, adik kelas yang ikut serta dalam aktivitas PMR.
"Cewek kelas 11 yang mimisan tadi kemana ya?" tanya Zena.
Siswi itu tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Ohhh Kak Anna yang mimisan tadi ya? Udah dipindahin ke rumah sakit kak, soalnya tadi sehabis mimisan tiba-tiba aja pingsan."
"Apa? Ke rumah sakit?" seru Nazwa dan Zena yang saling melempar tatapan terkejut.
"Iya kak, emm kalo gitu saya duluan ya kak.."
"Iya, makasih ya."
Setelah siswi itu pergi, Zena dengan cepat mengeluarkan handphonenya dan menghubungi nomor Anna namun beberapa kali tersambung dan beberapa kali juga tidak terangkat.
"Haduh.. kok bisa sih dipindahin ke rumah sakit?!" kata Zena sembari melirik Nazwa.
"Parah dong berarti kalo sampe segitunya!" sambung Zena.
Nazwa mencoba untuk tetap tenang dan tidak berpikir yang macam-macam, "Yaudah deh gini aja, sekarang kita pulang dulu baru nanti kita pikirin lagi."
"Yaudah deh, lo mau pulang sama gue nggak?"
Nazwa menggeleng, "Enggak, gue sama Bang Bintang, lo duluan aja.."
Zena mengangguk. "Yaudah, gue duluan ya, bye!"
"Hati-hati Zen!"
Setelah Zena pergi, Nazwa segera berjalan menuju kelasnya Bintang namun saat sudah sampai, Nazwa justru tidak menemukan seorang pun disana. Ia pikir, Bintang sedang berada di ruang osis tetapi ketika Nazwa sudah berada di depan ruang osis lagi-lagi Nazwa tidak menemukan seorang pun disana.
Merasa ada yang tidak beres, Nazwa pun hendak menghubungi nomor Bintang namun sebelum jarinya sempat menekan nomor tersebut, Bintang sudah lebih dahulu meneleponnya.
"Halo Bang lo dimana—"
"Naz, lo pulang bareng Shaka ya?"
Nazwa menautkan kedua alisnya, "Apa? Bentar, sekarang lo dimana? Kenapa lo suruh gue pulang bareng orang lain emang lo nggak bisa jemput gue?"
"Gue ada urusan bentar, maaf gue nggak bisa jemput lo dan gue udah minta tolong Shaka buat nganterin lo pulang."
"Lo dimana sih sebenarnya? Lo nggak papa kan, Bang?" tanya Nazwa yang berhasil membuat Bintang diseberang saja tersenyum kecil, mendengar nada khawatir dari gadis itu saja membuatnya ingin tertawa apalagi jika ia berada disana pasti ia akan tertawa lepas saking gemasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Heart [ Completed ]
Teen FictionSemua bermula ketika Nazwa Sandriella harus berusaha setengah mati untuk mengejar sosok yang ia cintai. Namun, jauh dari yang diharapkan, Nazwa justru harus berhadapan dengan si kutub ketua kelas bernama Arshaka. Namun siapa sangka? Jika kutub lebih...