Bab 39

62 11 11
                                    

"SABAR astaga, ini lagi dibuatin sama bapaknya!"

Nazwa terkekeh geli melihat Zena yang membantu mengatur adik-adik kelas agar bapak-bapak penjual popcorn itu tidak terganggu melihat murid-murid yang saling berebutan.

Nazwa menoleh ke arah Anna yang tampak mengobrol serius dengan Chika, entah apa yang kedua gadis itu bicarakan Nazwa pun menyenggol Zena membuat Zena langsung menoleh ke arah yang sama.

"Ngobrolin apa coba Anna sama si cacing? Emang Anna bisa bahasa hewan ya?"

"Huss, Zena kok gitu!" Zena tertawa terbahak-bahak, "Bercanda Naz, lagian Chika itu emang ngeselin banget tau nggak! Kayak cacing yang selalu ganggu!"

Nazwa menggeleng-gelengkan kepalanya, "Nggak boleh dendam Zena.. nanti balik ke diri sendiri! Nggak baik, lo inget kan kata nyokap lo, nggak boleh terlalu benci sama orang entar orang itu malah jadi orang yang paling berharga di hidup lo!"

Zena merinding mendengar ucapan Nazwa, "Amit-amit! Nggak jadi deh benci sama dia, nggak sudi juga punya orang berharga kayak Chika, ihh.."

"Mbak, ini popcornnya.."

"Loh, pak, tapi saya udah kok—"

"Nggak papa, anggep aja ucapan terima kasih dari bapak karena udah bantuin, ayo diterima.." Zena menatap Nazwa yang mengangguk, Zena pun hendak menerima popcorn tersebut namun tiba-tiba saja sebuah suara membuat mereka semua menoleh.

"CHIKA!" Anna mendorong Chika hingga terjatuh pada trotoar jalan yang ada diseberang sedangkan ia berada di posisi Chika sebelumnya hingga membuat mobil yang tampak ngebut itu dengan cepat menghantam tubuhnya hingga membuat tubuh gadis itu terpental beberapa langkah dari sana.

"ANNA!"

Popcorn yang diberada ditangan Nazwa seketika terjatuh, waktu terasa melambat, Zena berteriak terkejut sembari menutup mulutnya begitupun dengan semua orang yang menyaksikan itu.

"Anna!!!!" Nazwa dan Zena seketika berlari menghampiri Anna yang sudah tergeletak tak berdaya, semua orang langsung mengerumumi mereka.

"Na!! Anna!" Nazwa yang sedang terduduk disana sembari memangku kepala Anna, gadis itu tampak menangis melihat pelipis Anna yang sudah dipenuhi dengan darah.

"SIAPAPUN TOLONG ANNA!"

Seorang lelaki dengan cepat menggendong tubuh Anna dibantu dengan para guru dan orang-orang yang ikut membantu memasukkan tubuh Anna ke dalam mobil.

"Nazwa, Zena, lo berdua masuk ke dalam mobil!" Shaka memerintahkan kedua gadis itu yang sudah kebingungan setengah mati dan akhirnya mereka pun ikut masuk ke dalam mobil yang segera melaju membawa mereka ke sebuah rumah sakit terdekat.

Nazwa dan Zena dengan terisak berusaha menyadarkan Anna dan menahan darah yang terus mengalir, Nazwa mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang yang tidak lain dan tidak bukan adalah Bintang.

"Bang.." ucap Nazwa dengan lirihannya.

"A-anna, kecelakaan!"

"I-iya, ini kami mau ke rumah sakit Mama.." Nazwa memejamkan matanya dengan air mata yang terus mengalir, "Iya hati-hati.."

Zena mengusap pipi dan air matanya, ia mengelus pundak Nazwa yang tak dapat menahan tangisnya. "Lo tenang Naz, pasti Anna nggak bakal kenapa-kenapa kok!"

Sesampainya di rumah sakit, tubuh Anna segera dilarikan ke ruang UGD, disaat yang sama pula Shaka datang bersama Aidan dan beberapa guru lainnya yang ikut menunggu. Salah satu guru sempat dihubungi oleh seseorang yang mengatakan bahwa pemilik mobil sudah diamankan dan ternyata sedang dalam kondisi mabuk.

In Your Heart [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang