THE END

122 13 12
                                    

SETELAH ujian akhir semester selesai, semua murid diliburkan kembali begitupun dengan kelas dua belas yang turut sibuk mempersiapkan diri mereka. Namun, karena ketabahan dan keyakinan hati semua masalah dapat terlewat sesuai arah sang takdir.

Kini SMA Negeri Bangsa kembali meriah setelah diadakannya acara perpisahan di sebuah gedung bertingkat. Acara perpisahan itu sangat meriah dan dihadiri banyak orang termasuk para orang tua.

Nazwa membuat bangga Helen ketika dinyatakan bahwa dirinya termasuk dalam kategori murid dengan kelulusan terbaik sepanjang masa begitupun Zena yang turut bahagia mendengar itu.

"Congratulation, and happy graduation ya Nazwa!!" ucap Zena seraya memeluk Nazwa dengan sangat erat.

"Happy graduation too, Zena!"

"Pokoknya jangan lupain gue ya habis lulus, awas lo!"

Nazwa terkekeh, "Nggak bakal kok! Lo juga, kan lo orangnya yang mudah pelupa!"

"Nazwa.."

Nazwa berbalik ketika seseorang memanggil namanya, ternyata dia adalah Chika yang membuat Nazwa dan Zena kebingungan, entahlah apalagi yang hendak gadis itu perbuat.

Chika memberikan sebucket bunga pada Nazwa, "Happy graduation ya! Selamat karena jadi kelulusan terbaik!" ucap Chika seraya tersenyum membuat Nazwa dan Zena saling tatap heran.

Chika tiba-tiba saja memeluk Nazwa membuat gadis itu sangat terkejut, "Maafin gue ya.. maafin semua yang pernah gue perbuat sama lo, maaf karena gue lo harus ngorbanin perasaan lo sendiri.." Nazwa terdiam mendengar ucapan Chika.

Chika melepaskan pelukannya seraya menatap Nazwa. "Gue sadar Naz, gue nggak bisa selamanya kayak gini, gue nggak bisa egois cuma untuk diri gue sendiri, semenjak kepergian Anna gue bener-bener paham gimana rasanya kehilangan orang yang bener-bener gue sayangi apalagi di detik terakhir hidupnya gue masih aja bersikap nggak baik sama dia, jadi.. tolong maafin gue ya, Naz, mulai sekarang lo nggak perlu lagi maksa perasaan lo sendiri, karena rasa gue ke Shaka juga udah lama hilang seutuhnya.."

Nazwa benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi ia hanya bisa mengangguk penuh bahagia dengan rasa tidak percaya bahwa akhirnya masalahnya dan Chika harus berakhir disini.

"Dan, Zena.. maaf ya, untuk rambut lo dan masalah kita kemarin, pokoknya masalah yang pernah gue perbuat pada kalian berdua, gue bener-bener minta maaf!"

Zena menghela nafas seraya mengusap pundak Chika, "Gue udah maafin lo kok, gue juga tau lo pasti ngerasain kesedihan yang sama waktu kehilangan Anna, well, bagaimana pun juga kita harus ngelanjutin hidup kita kan? Kita semua punya masa depan!"

Nazwa dan Chika tertawa mendengar ucapan Zena. "SETUJU!"

Benar saja, semua masalah seakan sirna, Nazwa tertawa bahagia bersama dengan Chika dan Zena yang berada ikut tertawa disisinya, walaupun kurang kehadiran Anna yang tak dapat lagi berdiri bersama namun Nazwa bersyukur telah memiliki masa-masa remaja yang begitu mengajarkannya banyak hal.

Tentang, Cinta, persahabatan dan sebuah pengorbanan.

Kalian tahu? Dibalik kebahagiaan yang begitu memuncak, ada rasa sedih dibalik itu. Nazwa sedih karena ia harus meninggalkan masa remajanya yang penuh dengan cerita-cerita menyenangkan dengan akhir yang sama sekali tidak ia duga sebelumnya.

Berawal dari rasa sukanya terhadap seseorang yang sekarang amat ia sesali, lalu mengenal teman semasa sekolah menengah pertama yaitu Zena hingga bertemu dengan sosok Shaka yang kini masih dipertanyakan kehadirannya.

Pasalnya, sejak dari pertama kali acara perpisahan ini dimulai hingga berakhir, Nazwa sama sekali tidak menemukan sosok Shaka, bertanya pada Aidan pun ia tidak mengetahuinya.

In Your Heart [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang