SEPASANG kaki yang terbalut lengkap sepatu dan kaos kaki itu tampak berjalan riang di koridor sekolah, lantunan irama dari mulutnya pun tak dapat dihindarkan lagi, terlihat jelas bahwa seseorang itu sedang berbahagia.
Coba tebak siapa seseorang itu? Siapa lagi kalau bukan Nazwa Sandriella yang memiliki hobi berkeliling sekolah pagi-pagi buta. Tak heran seberapa rindu dirinya nanti ketika sudah meninggalkan sekolah ini.
Saat beberapa langkah lagi ia tepat berada di depan kelas 12 Ipa 1 alias kelasnya Bintang, Nazwa berhenti sejenak, ia menatap lama kelas tersebut dari tempatnya berdiri. Baru saja satu langkah memberanikan diri, tiba-tiba sebuah kaki keluar dari sana dan disaat yang bersamaan seorang wanita berseragam sama dengannya tampak keluar yang membuat Nazwa sontak berteriak lalu berlari begitupun dengan wanita tersebut yang sempat menabrak dinding.
Nazwa berlari terbirit-birit menjauh dari sana sejauh mungkin dan tak sengaja pula ia menabrak seseorang hingga membuatnya terjatuh.
"Aduh!"
"Nazwa!" Bintang yang melihat Nazwa terduduk dilantai pun segera membantu gadis itu untuk berdiri.
"Lo nggak papa?"
Nazwa yang masih dibawah pengaruh shock pun langsung berlindung diri dibelakang Bintang membuat Bintang sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada gadis itu.
"Naz! Ada apa sih?" Bintang berusaha menarik Nazwa kembali untuk berdiri dihadapannya namun Nazwa terlalu takut bahkan kakinya terasa lemas.
"T-tadi.. ada hantu!"
Bintang menautkan kedua alisnya, "Ha? Hantu dimana? Nggak ada kok! Lo halu ya?"
Nazwa menggeleng cepat, ia menatap Bintang serius berusaha membuat lelaki itu percaya dengan apa yang dikatakan olehnya. "Nggak! Gue nggak halu, tadi gue beneran liat, di depan kelas lo! Cewek pake seragam sekolah kita terus pake masker! Mukanya juga pucet banget!" jelas Nazwa dengan nafas yang menggebu-gebu.
"Oke, oke, sekarang tenangin diri lo dulu! Atur nafas.." Nazwa mengikuti instruksi Bintang lalu segera mengatur nafasnya kembali stabil.
"Gini deh, kalo memang ada hantu, pasti gue duluan yang diganggu soalnya gue ada di wc! Dan juga, kalo memang ketemu sama lo pasti lo langsung ditangkap sama dia!" ujar Bintang yang bukannya membuat Nazwa legah malah membuat gadis itu semakin takut.
Bintang terkekeh geli melihat ekspresi takut Nazwa, "Makanya duduk mantep di kelas, jangan keluyuran mulu, tuh jadi ketemu sama dia kan!" Nazwa menatap disekitarnya lalu memilih untuk berlari ke kelasnya membuat Bintang yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.
Saat sampai di depan kelas, ia tak sengaja berpapasan dengan Chika yang terlihat keluar kelas membuat kedua gadis itu saling tatap untuk beberapa detik namun tak lama ketika keduanya memilih untuk tidak saling perduli.
Nazwa masuk ke dalam kelas dan ternyata sudah ada Zena beserta Khalista dan Cherie yang tampak mengobrol serius."Iya! Sok paling sedih!"
"Siapa Zen?" tanya Nazwa menghampiri keberadaan ketiga temannya itu.
"Siapa lagi, Naz, kalo bukan Cacing Chika!" sahut Cherie menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Nazwa.
"Lo tau, Nazwa, tadi waktu kita masuk ke kelas.. si Chika itu lagi nangis tapi untung kita tau kalo semua yang dia lakuin itu cuma drama aja! Emang dasar karena udah nggak ada temen lagi, jadi caper dia." kata Zena.
"Iya, jadi jijik gue, tapi emang dari awal udah keliatan sih dia anaknya menye-menye, cara ngomong aja dia imut-imutin biar apa coba?!" timpal Khalista, benar saja saat ini di dalam kelas semua memusuhi Chika kecuali Anna tentunya yang menjabat sebagai sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Heart [ Completed ]
Fiksi RemajaSemua bermula ketika Nazwa Sandriella harus berusaha setengah mati untuk mengejar sosok yang ia cintai. Namun, jauh dari yang diharapkan, Nazwa justru harus berhadapan dengan si kutub ketua kelas bernama Arshaka. Namun siapa sangka? Jika kutub lebih...