SETELAH ujian penggantian semester telah terlaksanakan dari beberapa minggu yang lalu semua murid pun bersemangat menikmati libur mereka, namun kini helaan nafas kembali terdengar ketika beberapa hari lagi murid-murid akan meninggalkan tempat tidurnya yang empuk, alias liburan telah usai.
Di kelas 12 Ipa 1 tepatnya kelas yang disinggahi oleh Nazwa, peringkat pertama tentunya dicapai oleh Aidan yang memang sudah menguasi prestasi yang tinggi dari lahir, peringkat kedua diduduki oleh nama Nazwa Sandriella yang tentunya sangat tidak terduga bagi gadis itu dan peringkat ketiga disempurnakan oleh Shaka.
Nazwa tidak menyangka jika dirinya akan menduduki peringkat kedua karena argumen awal Nazwa sebelum diumumkannya juara kelas adalah Aidan diperingkat pertama, Shaka diperingkat kedua dan selanjutnya Della, namun justru Della berada dibawah Zena yang menggapai peringkat keempat.
"Tapi bingung Zen! Padahalkan nilai murni Shaka lebih tinggi dari pada gue kok malah gue yang diatas dia?" ujar Nazwa keheranan sendiri.
Zena mengusap dahinya heran, sahabatnya satu ini memang beda dari yang lain, jika semua orang senang mendapati peringkat dua dia malah kebingungan sendiri.
"Nazwa dengerin gue, emang nilai murninya Shaka lebih tinggi dari lo tapi kan nilai itu ditambahin dengan nilai-nilai lainnya dan mungkin aja nilai sampingan lo lebih tinggi dari dia, paham?"
Nazwa menggeleng, "Tetep aja dong, kalo ditambah berarti Shaka justru lebih tinggi dari gue!"
"Terserah lo deh Naz!! Yang penting lo itu peringkat dua, harusnya bersyukur alhamdulilah karena udah dikasih kesempatan buat jadi juara, lo ih.. aneh banget." ucap Zena yang sudah kesal.
Nazwa tersenyum sembari memperlihatkan deretan giginya, "Jangan ngambek dong, iya gue bersyukur alhamdulilah udah dapet peringkat dua!"
"Nahh gitu! Mending sekarang kita temuin Anna, nanya dia peringkat berapa." Nazwa mengangguk setuju dengan perkataan Zena, mereka berdua pun segera melangkahkan kaki menuju kelas Anna yakni 12 Ipa 2 tepat berada disebelah kelas mereka berdua.
"Annaaaa yuhuuu.." teriak Zena yang beruntung hanya ada beberapa orang saja yang berada dalam kelas tersebut karena memang sisanya berada di kantin, jika tidak maka mereka akan membalas teriakan Zena.
Anna terkekeh seraya berlari kecil menghampiri dua gadis yang sudah ia cap sebagai sahabatnya itu, "Nggak usah teriak kali Zen, gue nggak kemana-mana kok, ada apa?"
"Nggak ada apa-apa, Zena aja yang lebay, cuma mau nanya lo peringkat berapa?" tanya Nazwa.
"Ihhh telat yaaa, kemarin sih cepet banget pulangnya, gue peringkat satu kayak biasa.. soalnya disini nggak ada saingan, kayak Aidan." ucap Anna seraya terkekeh.
Nazwa dan Zena mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ohh gitu, eh by the way, si ono peringkat berapa?" ucap Zena sedikit pelan sembari mengarahkan pandangannya pada Chika yang tengah memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.
"Dia nggak masuk tiga besar.."
"Ohhh gituu, pantes aja mukanya kayak sembab gitu, pasti nangis!" Nazwa menyenggol Zena yang baru saja berucap demikian, Chika yang sudah selesai memasukan semua barang-barangnya melihat Nazwa dan Zena beserta Anna yang mengobrol di depan pintu, ia pun berjalan melewati mereka dan dengan sengaja menyenggol bahu Anna dari belakang hingga gadis itu hampir saja terjatuh yang beruntung ada Nazwa dan Zena di depannya.
"Lo buta ya?!" sahut Zena.
"Wihh, ada yang belain ternyata, kenapa? Maaf, gue sengaja!"
Zena menghembuskan nafasnya kasar, "Hilang ya otak lo karena ditolak berkali-kali oleh Shaka dan terus pasti kemarin kena amukan ortu ya karena nggak dapet peringkat, ups, kasian banget deh, butuh pelukan?" Zena membuka kedua tangannya namun ia malah memeluk Nazwa dan Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Heart [ Completed ]
Teen FictionSemua bermula ketika Nazwa Sandriella harus berusaha setengah mati untuk mengejar sosok yang ia cintai. Namun, jauh dari yang diharapkan, Nazwa justru harus berhadapan dengan si kutub ketua kelas bernama Arshaka. Namun siapa sangka? Jika kutub lebih...