Bab 13

144 17 1
                                    

NAZWA baru saja selesai menelepon Mamanya untuk memberitahukan keberadaan dirinya, namun ternyata Shaka sudah lebih dahulu menghubungi Helen hingga membuat wanita itu tidak perlu khawatir lagi.

Ternyata, tanpa Nazwa tahu, Helen juga sudah mengenal Shaka sebagai temannya Bintang sudah lama bahkan sebelum Nazwa mengenal Shaka.

Beberapa menit menunggu, beberapa menit itu juga Nazwa berhasil menghabiskan minumannya, sampai-sampai sekarang ia harus segera ke kamar mandi untuk membebaskan dirinya dari kebelet buang air kecil.

Saat sudah selesai dengan masalahnya, Naswa berkaca sebentar untuk melihat keadaan wajahnya yang masih fresh seperti biasa. Saat hendak pergi, tiba-tiba saja tak jauh darinya ada seorang wanita yang baru saja ditabrak oleh pengunjung lain yang tampak buru-buru.

Lebih parahnya lagi, seseorang yang menabrak itu hanya menoleh tanpa mengucapkan maaf atau membantu wanita tersebut padahal tabrakan itu membuat tas yang dibawa oleh sang wanita itu terjatuh.

Karena merasa tidak enakan, Nazwa segera menghampiri wanita itu dan sedikit membungkuk membantu mengambilkan tas milik wanita tersebut.

"Haduh.. kan jadi jatuh.." Nazwa yang sudah mengambil tas itu pun segera memberinya pada wanita itu.

"Terima kasih ya nak.. dia yang nabrak jadi kamu yang tanggung jawab."

Nazwa tersenyum, "Ibu nggak papa kan?"

Wanita paruh baya yang masih tampak segar dan cantik itu membalas senyuman Nazwa. "Nggak papa kok, terima kasih ya?"

Nazwa mengangguk lalu ia berpamitan kepada wanita itu, setelah itu pergi menuju meja yang ia singgahi tadi. Ternyata sudah ada Shaka yang duduk disana, menunggu kehadiran gadis itu.

"Ketua kelas, udah selesai urusannya?"

Shaka menoleh lalu berdiri, "Dari mana?"

"Sorry ya, tadi gue habis buang air kecil." Shaka mengangguk lalu ia melepaskan jaket yang sedari tadi ia pakai. Tanpa disangka, tiba-tiba saja Shaka memasangkan jaketnya pada pinggang Nazwa lalu mengikat sederhana lengan jaket tersebut.

"Ketua kelas? Kenapa?" Nazwa yang heran karena ia rasa dirinya tidak sedang kedatangan si merah, tetapi mengapa Shaka memasangkan jaket dipinggangnya?

"Rok lo basah, ayo pulang." ucap Shaka yang berlalu pergi meninggalkan Nazwa yang sedang menahan malu, ia pun dengan langkah kecilnya segera mengikuti jejak Shaka keluar dari Cafe.

Setelah selesai mengerjakan semua aktivitasnya di rumah, seperti biasa Nazwa selalu menghabiskan waktunya untuk membaca novel dipinggir jendela kamarnya dengan kaki yang dijulurkan keluar.

Sedari tadi, Bintang belum juga pulang ke rumah. Entah urusan apa yang sedang melanda lelaki itu hingga ia tidak dapat pulang segera, Nazwa menjadi penasaran apa yang sebenarnya Bintang sembunyikan pada dirinya.

Ketika Nazwa baru saja sampai di rumah dan menanyakan soal Bintang pada Helen, Helen hanya berkata bahwa Bintang mengatakan padanya jika lelaki itu sedang ada acara di sekolah yang melibatkan kehadiran dirinya.

Padahal Nazwa tahu jika tidak ada satupun kegiatan di sekolah apalagi melibatkan seorang Bintang. Sepertinya hanya ada satu orang yang dapat ia tanyakan jawaban yang sebenarnya.

Nazwa segera menyambar handphonenya dan tanpa ragu lagi menekan nomor yang tidak lain dan tidak bukan adalah nomor sang ketua kelas alias Shaka.

Panggilannya tersambung namun tidak diterima oleh sebelah pihak, Nazwa mencoba menghubunginya beberapa kali hingga telepon pun tersambung.

In Your Heart [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang