13. PERASAAN APA INI?

356 39 7
                                    

Hai balik lagi ke updatean aku!!!

Kabarnya gimana nih?

Menyenangkan atau gak harinya?

Nanti jangan lupa vote, komen yang banyak yaa, makasihhhh

Selamat membaca semuanya!

-------

"Terkadang hati tidak membiarkan otak untuk bekerja melebihinya"


***


Sepulang sekolah Zahra langsung mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian biasa khas anak rumahan. Kaos oblong dengan celana pendek sebatas lutut. Zahra mengeluarkan sebuah jaket berwarna putih yang ia dapatkan di sekolah tadi, karena celana olahraganya yang robek.

"Ini harus dicuci apa pake parfum aja ya?" tanya Zahra pada dirinya sendiri sembari mengangkat jaket itu yang masih sangat bersih.

"Tapi kalo gak gue cuci ntar gue dikira gak ada akhlak. Udah dipinjemin tapi gak di urus."

"Udah deh gue cuci aja daripada berabe ntar."

Zahra langsung menuju tempat cuci baju. Ia tidak menggunakan mesin cucinya, karena hanya satu jaket yang akan ia cuci, kalau pakai mesin cuci yang ada listrik naik nantinya.

Saat Zahra mengibaskan jaket itu tiga kali, ada sedikit sesuatu yang keluar dari kantong jaket itu. Karena penasaran Zahra mengeluarkannya.

Zahra tertawa saat melihat foto itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zahra tertawa saat melihat foto itu. "Astaga pernah bocil juga nih orang?"

"Lulus SMP aja udah kayak lulus kuliah."

"Gue foto boleh gak sih?" ucap Zahra dengan ragu-ragu sendirinya.

"Jarang-jarang nih orang senyum, gue jual pasti laku berat."

"Ntar aja deh, gue cuci jaketnya dulu," ujar Zahra lalu meletakkan foto Varro itu ditempat yang kering.

Dengan hati-hati Zahra mencuci jaket ini, ia tidak tau dengan harga jaket ini, yang pastinya jaket ini mahal. Daripada ia mendapat masalah nanti, lebih baik ia pelan-pelan saja mencucinya.

-------

Semakin malam Warpos semakin ramai, seperti biasa kegiatan anak Adrales ketika kumpul hanya untuk menguatkan kekeluargaan mereka. Ada yang bercanda riah, curhat, melakukan deep talk, ada juga yang bermain keliling dunia, jual beli rumah, masuk rumah harus bayar, masuk penjara, permainan apa lagi kalau bukan monopoli?

"Nah lu masuk rumah gue bayar sini," ucap Faren sembari menagih uang kepada.

"Perasaan gue masuk rumah lu terus dah," ujar Bakti yang sudah berapa kali ia harus bayar denda.

"Gimana kagak, rumahnye aja ada sembilan masuk kandang mulu." kata Ifan sebagai korban ke dua setelah Bakti.

"Bangkrut gue lama-lama."

Navarro dan Kisahnya [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang