33. FOUR HIGH LOVE

319 35 5
                                    

HAI MOCA!!!

BALIK LAGI KE UPDATEAN AKU!!

Walaupun belum 4,15k pembaca gapapa deh aku update hehehe.

Buat kalian yang belum follow aku, ayo difollow biar gak ketinggalan notifikasi yang aku kirim.

Kenapa ya setiap malem cuaca pasti panas. Habis tarawih pasti mandi keringat, kalian gitu juga?

Oke-oke selamat membaca semuanya!!!

———————

"Bagian dari waktu yang di suka adalah ketika Tuhan memberi izin untuk mempertemukan dua manusia dengan kekurangannya."

***

Di sebuah kamar dengan nuansa putih itu. Seorang cewek tengah merebahkan dirinya di atas kasur empuk miliknya. Hari sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tugas-tugas yang akan dikumpulkan besok sudah ia kerjakan tadi. Kini sekarang waktunya membuka sesi ingatan indahnya.

Seperti pesan sore tadi, ia makan cukup banyak, tugas sudah ia tuntaskan. Dan sekarang ia akan pergi menemui alam mimpi. Selama mengingat-ingat, dirinya tak berhenti untuk tersenyum.

"Gitu ya, kalo sifatnya baik? Manis banget sih." Zahra merasa tubuhnya tidak bisa diam, ada saja yang bergerak ketika dilanda rasa bahagia bahkan hanya sekedar mengenang.

"Terima kasih, pacar."

Ucapan itu sangat terngiang di pikiran Zahra. "ARGHHHHHHH!!!" teriaknya tanpa sadar.

Dirinya sedang merasa salting brutal, bodoh amat jika orang menganggapnya gila dan terlalu berlebih-lebihan. Hampir selama satu tahun ia memendam dan merelakan untuk temannya, akhirnya kini ia mendapat balasan manis dari cowok itu. Jika dikira hanya satu tahun itu tidak terlalu lama, tapi bagi Zahra mencintai cowok itu selama kurun waktu begitu sangat menusuk hati.

Suara pintu kamar Zahra terdengar ada yang membukanya. Ternyata Bara, Dina, Vino dan Kaira bersamaan muncul untuk melihat Zahra yang berada di kamarnya.

"Za, kamu kenapa teriak?" tanya Dina dengan raut wajah yang begitu khawatir.

Zahra terkejut karena keluarganya lengkap datang ke kamarnya. Bahkan ia bangun dari telentangnya untuk menjadi duduk. "Ohh gapapa, tadi ada kecoa gede banget terbang pula." Sambil menyengirkan senyumnya, Zahra bernapas lega, untungnya ia tidak terlihat gelagapan menjawabnya.

"Kirain kamu tadi kenapa, Za." Bara menggelengkan kepalanya. Pasalnya ia langsung meloncat saat sedang menonton tv dengan menggunakan sarung. Papanya adalah penyuka sarung Gajah Duduk nomor satu dari dulu. Setiap malam sehabis pulang dari bekerja pasti ia akan menggunakan sarung. Menurutnya nyaman saja.

"Tau, udah kayak baru ditembak cowok aja berisiknya." sambar Kaira, ia tadi sedang minum di dapur. Sialnya saat mendengar teriakan Zahra ia tersedak, bahkan hidungnya perih karena merasa ada air yang masuk.

Zahra menggeleng sambil memegang selimutnya. "Mana ada."

Dina bernapas lega, tatkala anak bungsunya ini tidak kenapa-napa. "Udah, tidur gih." ucapnya lalu menepuk sebentar pucuk kepala Zahra.

Mereka semua keluar dari kamar Zahra. Yang didahului oleh Bara. Vino memincingkan matanya kepada Zahra walaupun Zahra tak sadar karena masih melihat Mamanya.

"Dasar manusia aneh," gumamnya. Vino sedikit kesal lantaran tadi ia sedang membuat tugas berupa video. Namun gagal karena suara teriakan Zahra.

Alihan mata Zahra sekarang menuju ke Vino, yang sedang menatapnya penuh heran. "Kenapa bang?"

Navarro dan Kisahnya [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang