39. KABULNYA IZIN HARAP

185 26 2
                                    

Hai MOCA!!!

Balik lagi keupdatean aku!!!

Akhirnya terhitung satu minggu gak update. Maaf semuanya, karena aku sibuk gak ngapa-ngapain hehe.

Gimana nih kabarnya? Semoga baik selalu bersama kalian.

Jangan lupa SBS
(Senyum, Bahagia, Semangat)

Selamat menikmati bacaan!!!

———————

"Senantiasa mencintaimu adalah kombinasi senang dan bahagia."

***

Ibu kota terlihat sangat padat
pengendara berlalu lalang dari tempat yang akan dituju. Untungnya cuaca sedang sedikit bersahabat, tidak menyengat namun juga tidak sendu. Varro melajukan motornya menyisiri jalanan dengan hati-hati walaupun kecepatannya terbilang cepat.

Meskipun harus tetap berhati-hati dan fokus, namun tidak menyalahkan jika pikirannya masih tertuju pada kejadian di parkiran sekolah tadi, tentang akankah cewek itu selamat sampai tujuan? Ataukah ada yang menghambat jalannya pulang? Varro memikirkan itu.

Pinggiran jalanan tidak banyak dilalui oleh pejalan kaki, sekarang fokusnya teralih saat melihat seorang Ibu-ibu yang ternyata tasnya telah ditarik paksa oleh dua orang yang menggunakan sepeda motor. Ibu itu berusaha masih mempertahakannya, namun akhirnya terjungkal karena satu orangnya mendorong Ibu itu.

"COPETTTT!!!!" teriaknya ketika dua orang itu telah melajukan motornya.

Varro menaikkan laju motornya menjadi di atas rata-rata. Ia mengejar dua orang itu yang hanya membawa satu motor. Terkejutnya, ternyata copet itu menyadari jika ada yang mengejar mereka, lantas mereka langsung menaikkan kecepatannya. Dengan hati-hati Varro menyalip berbagai pengendara, selain handal mencuri, mereka juga handal mengemudikan motornya, meleseti kendaraan yang membentang menutupi jalan mereka.

Varro masih berusaha mengejar mereka, hingga akhirnya kedua motor mereka berdampingan. Tidak banyak bicara, Varro langsung menendang kuat motor mereka dari samping. Tentunya, membuat mereka oleng hingga terjatuh.

Varro memberhentikan motornya, ia turun dan melepaskan helmnya. Lalu berjalan mendekati pencopet itu. Pengendara lain langsung mengerumuni tempat kejadian, bahkan pejalan kaki lainnya ikut bergabung.

Semuanya menyingkir tatkala Varro masuk kedalam barisan, terdapat satu Bapak-bapak yang sedang berjongkok melihat kondisi pencopet itu.

"Mereka pencopet pak."

"Tas yang mereka bawa itu hasil merampas Ibu-ibu yang lagi jalan disana tadi." ujar Varro sambil menunjuk arah dimana mereka mencopet.

Sesi ucapan meluncur dengan cepatnya. "Udah bawa aja ke kantor polisi, pak."

"Iya pak betul, bawa aja."

"Jangan sampe lepas. Nanti sudah ini pasti mereka nyopet lagi, kalo dibiarin."

Dua orang itu terlihat luka-luka. Tangan mereka mengeluarkan darah, akibar pergesekan dengan aspal jalanan, bahwa wajah mereka juga terlihat goresan-goresan luka. Namun, kondisi itu tidak membuat salah satunya menyerah. Orang itu bangkit dan berhadapan dengan Varro, ia menarik kerah baju sekolah Varro.

Navarro dan Kisahnya [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang