16. SEBUAH INGATAN KATA

317 39 1
                                    

Hai balik lagi ke updatean aku!!!

Bagaimana dengan keadaanmu sekarang?

Tetap bertahan walaupun dunia sedang menunjukkan sisi kejamnya!

Semangat kepada semua makhluk kesayangan Tuhan!

Spam komen ya dan jangan lupa vote

Selamat membaca!!!

———————

"Untuk ingatan yang tidak diundang. Bisakah kau tidak datang secara tiba-tiba?"

***

Kembali pada tempat ternyaman mereka berkumpul yaitu Warpos. Varro baru saja datang setelah ia mengantar Zahra pulang. Tentu saja Varro datang kesini untuk memastikan keadaan teman-temannya. Walaupun bisa bertanya lewat chat tapi Varro sebagai ketua mereka mempunyai tanggung jawab yang begitu besar.

Ketika baru saja turun dari motornya dan ingin melangkahkan kakinya. Anak Adrales yang ada disini langsung mengeromboli Varro.

"Bang lu gak pa-pa?" tanya Jojo.

Mereka yang ada disini tidak tau masalah tadi. Jika bukan Ifan yang mengoceh tidak jelas saat datang dan membahas Sitroga.

"Gue gak pa-pa."

"Lu kenapa gak ajak kita tadi Var?" sekarang pertanyaan ini keluar dari Bima yang seangkatan dengan Varro.

"Kalo kalian bertujuh tadi kenapa-napa gimana?" tanya Beni anak kelas 12 IPS 2.

"Cuman masalah kecil udah lurus juga salahpahamnya dan kita juga gak kenapa-napa."

"Ya tapi kita merasa gak berguna Var sebagai anggota." tambah Gani.

Tiba-tiba Varro berubah menjadi sedikit sensitif setelah mendengar kata-kata itu. "Siapa yang bilang lo pada gak berguna?"

Tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan Varro. Mereka semua dilanda keheningan masing-masing.

"Gue tanya siapa!?" Varro tidak berniat untuk meninggikan suaranya tapi ucapan tadi membuatnya sangat tidak nyaman.

"Gak ada Var." ucap Geo.

"Memang gak ada. Gak ada orang yang boleh berucap kata itu di Adrales."

"Nanyain gue kek gini aja udah lebih dari cukup. Udah berguna dan berharga bagi gue. Kalo lo pada masih bilang gak berguna. Gue bekep tuh satu-satu mulut kalian." sungguh Varro tidak pernah ingin mendengar kata-kata seperti itu. Bagi Varro mereka semua berarti untuknya, layaknya teman, keluarga dan orang tersayang yang masuk dalam list hidup Varro untuk selalu ia jaga.

"Lagian niat gue cuman mau ngasih bukti untuk Sitroga kalo mereka cuman salahpaham sama Portaz, bukan untuk berantem. Kalo kita semua dateng tadi yang ada kita bakal jadi musuh. Bakal lebih banyak yang terluka nantinya." Varro mencoba menarik napasnya dalam-dalam. Tak pernah disangka mereka disini menganggap diri mereka tidak berguna.

"Adrales dibentuk untuk menjalin kekeluargaan, mencari teman, sedih senang bersama bukan untuk mencari musuh."

"Kita semua sama. Karena kita adalah Adrales. Kita adalah keluarga dan kita itu satu. Kalo lo semua pada lupa. Inget semboyan Adrales saat kita sedang berkumpul bersama."

"We are family. We are unity." semboyan kedua Adrales untuk dikalangan mereka.

"Ingat dan simpan rapat-rapat itu."

"Jadi gak ada yang gak berguna. Lo semua itu berguna dan berharga pada ikatan yang kita jalin kuat untuk terus tetap bersama di Adrales selamanya."

"Sorry Var kita cuman merasa gagal aja untuk mendukung dan nemenin lo, kita semua khawatir pas tau kejadian tadi." ucap Fajar anak kelas 12 IPS 2 juga.

Navarro dan Kisahnya [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang