26. CEPLOS KARENA AMARAH

294 34 8
                                    

Hai kembali lagi ke updatean aku!!!

Selamat menjalankan ibadah puasa besok bagi yang muslim.

Aku mau tanya dan minta komenan kalian disini. Aku mau kasih nama buat kalian, pilihannya ada beberapa. Jadi kalian pilih ya:
Moca : Moni Close Ami
Temo : Teman Moni
Pelangi : Penghuni Langit Moni
Mola : Moni Lucky Ami. Aku artiinnya moni teman yang beruntung
Gamon : Gut Ami Moni

Ami aku ambil dari bahasa prancis artinya teman
Gut itu bahasa jerman yang artinya baik

Dipilih ya semuanya.

Semangat dan selamat membaca!!!

———————

"Ada masanya harus keluar dari persembunyian agar merasakan kebebasan"

***

Setelah kejadian Varro memberikan gelang kepada Zahra, selama seminggu itu pula Zahra menyadari bahwa Varro menghindarinya. Cewek ini tidak tau apa penyebabnya namun setiap kali ia datang Varro akan pergi, baik itu masih ada teman-temannya.

Zahra menatap heran pada Varro yang sudah pergi karena dirinya datang bersama Manda untuk menemaninya karena ada keperluan bersama Faren di kelas cowok ini. Posisi Zahra sedang berada di luar kelas 12 IPA 4, kini disini hanya ada dirinya dan Bakti. Sementara Faren dan Manda sedang berbicara menjauh sebentar, sedangkan sisanya berada di dalam kelas yang lagi merusuh.

"Ada masalah apa lo sama Varro, Za?" tanya Bakti yang kini sudah berdiri dari duduknya di kursi panjang depan kelasnya itu. Bukan hanya dirinya yang merasa aneh akan hal itu tapi temannya juga merasakannya. Ingin bertanya tapi ekspresi Varro menunjukkan seperti "jangan banyak bertanya" dan berpikir bahwa itu hanya kebetulan saja. Namun setelah dipikir-pikir mereka lagi, tidak mungkin kebetulan itu selalu berangsur dalam seminggu ini.

"Engga ada masalah apa-apa kok." Zahra juga bingung dengan situasi ini sekarang. "Terakhir gue interaksi sama dia juga berakhir cukup baik."

"Gue gak tau bener atau gak tapi gue. Maksudnya gue sama yang lainnya juga ngerasa kalo Varro ngehindari lo selama seminggu ini." Pikiran Bakti sama persis dengan yang Zahra pikirkan akhir-akhir ini.

"Gue juga gak tau Bak. Tapi nanti gue usahain deh buat tanya sama dia, gue ada salah apa sama dia," ucapan Zahra dianggukkan oleh Bakti.

"Gue mau tanya boleh?" tanya Bakti, cowok ini sedang tersenyum kepada Zahra.

Zahra mengangguk. "Tanya aja."

"Lo suka kan sama Varro?" pertanyaan Bakti membuat Zahra membisu, bahkan ia bisa melihat perubahan wajah Zahra yang langsung terlihat sangat diam.

Namun Zahra mencoba untuk terlihat biasa-biasa saja setelah pertanyaan itu muncul. "Ngaco lo Bak."

"Bilang aja iya Za, gak perlu di tutupin lagi," ujar Bakti membuat Zahra menatapnya seolah cewek ini terkejut hebat. "Kita udah tau kali, kalo lo suka sama Varro."

Kita yang dimaksud Bakti itu membuat tanda tanya besar bagi Zahra. "Maksud lo kata kita itu siapa?"

Bakti terkekeh pelan. "Gue sama temen-temen gue lah, kecuali Varro yang gak percayaan."

"Ya emang engga suka, pantes aja dia gak percaya." Cewek ini lagi-lagi mencoba mengelak dengan kenyataan bahwa dirinya harus tetap menyembunyikan itu.

"Kalo lo suka bilang aja Za." Bakti menaruh kedua tangannya di atas bahu Zahra. "Sekarang udah banyak yang gak harus mulai dari cowok dulu, cewek juga bisa. Apalagi modelan kayak Varro yang banyak diem kalo masalah ginian."

Navarro dan Kisahnya [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang