40. ILY<3

266 26 3
                                    

Hai!!!

Balik lagi ke updatean aku!

Gimana harinya? Seru gak? Sini cerita-cerita.

Jam berapa Moca baca cerita ini?

Diharapkan untuk vote dan komennya juga ya.

Jangan lupa SBS
(Senyum, Bahagia, Semangat)

Selamat membaca!!!

———————

"Meminta Tuhan untuk memberi masa lebih tanpa batas, pada cinta yang enggan dilepas."

***

"WOW NEPTUNUS DAN MERKURIUS SUDAH KEMBALI MENYATU!!!" Ifan berucap saat dirinya baru saja turun dari motor, bukan motornya melainkan motor Bakti, seperti biasa cowok ini merengek untuk minta dijemput.

Parkiran sekolah sudah nampak ramai, murid-murid berbondong-bondong untuk menempuh masuk ke kelas masing-masing. Lirikan mata-mata tak hentinya terjadi, bahkan bisik-bisik tentunya tidak akan terlewat.

Zahra langsung turun dari motor Varro, hampir satu minggu mereka tidak datang bersamaan karena masalah kesalahpahaman. Yang berbeda dari penampilan Zahra saat cewek itu membuka helmnya adalah ia menggerai rambutnya. Penampakan pertama yang ia tunjukkan di sekolah ini.

Rambut lurus dengan warna hitam mengkilap itu membuat yang lainnya memperhatikan menjadi tercengang.

Bahkan Esan sampai menenguk salivanya dengan mata membulat. "Waduh, dosa nih kalo gue ngerebut pacar orang," ucapnya.

Ifan menoleh, ia mendapati teman-temannya yang sudah menitik pusatkan perhatiannya pada objek didepan mereka yaitu Varro dan Zahra. Atau mungkin hanya Zahra?

Ifan menggeplak kepala Esan lalu beralih satu-persatu ke yang lainnya. "Inget woi, pacar temen sendiri. Elahhh mata ama mulut lo pada kayak ngeliat gue gak pernah ganteng aja." Setelah mengucapkan itu Ifan mendapat tatapan tajam dari keempat temannya itu, membuatnya cengengesan seperti orang tak bersalah.

Yang tidak ada di sini adalah Deva. Jangan ditanya ia pergi kemana, cowok itu bucin level akut dengan perempuan yang sudah memenangkan seratus persen hatinya. Melihatnya seperti itu kadang mereka tertawa, tertawa bangga terhadap sifat dan sikap Deva yang sangat setia.

Zahra duluan menghampiri mereka dengan senyum dari dirinya dan ditambah senyum dari matahari pagi hari ini. "Hallo, apa kabar semuanya?!" ucap Zahra dengan nada sangat antusias.

"Hai, kabar kami baik, sangat baik." Ini ucapan mereka secara bersamaan dengan nada seperti orang berbicara formal. Zahra tergelak tawanya membuat mereka juga menjadi terkekeh.

"Tumben Za, lo gak kuncir rambut?" tanya Faren, hal pertama yang ia lihat dari cewek ini. Cukup membuatnya takjub, namun Manda tetap nomor satu.

"Pengen nyoba aja sih." Zahra merasa bahwa ia hanya ingin mencoba sesuatu hal yang mungkin belum pernah ia tunjukkan pada orang lain.

Bakti mengangguk-angguk, ia masih duduk diatas motornya dengan tangannya yang bersender pada tangking motornya. "Tapi lebih cantik, Za. Beneran, sumpah!"

"Apa cantik-cantik?" Varro datang dengan tatapan tajamnya, telinganya menerima suara yang memuji pacarnya ini. Balutan seragam sekolah yang keluar sebelah dan jaket putih kesayangannya itu adalah penampakan biasa, namun tetap menarik perhatian kaum hawa.

"Busetttt tikus kalo keluar dari sangkarnya lucu juga ya," ujar Ifan dengan kekehan kecilnya. Namun tak berlangsung lama karena mata Varro seperti ingin langsung memberi tancapan amarah pada dirinya. Dari pada terjadi, Ifan memilih untuk kembali memingkemkan mulutnya.

Navarro dan Kisahnya [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang