II.

6.1K 1.8K 2.5K
                                    

OI, ANAK HARAM!

Cantik, sih. Tapi sayang, nggak punya ibu.

Begitulah, santapan pagi seorang Yessica Tamara, ketika menapakkan kakinya di sekolah.

Gadis pemilik mata cokelat muda yang berkilau seperti permukaan madu itu langsung beredar, mencari sosok yang dikenalnya.

Sesaat, langkahnya tertahan ketika Badrun menawarkan siomay sisa jualan semalam. Hidung mungil gadis itu langsung mengendus aroma tak sedap.

Apaan, nih? Lo mau racunin gue pake makanan basi!Chika mendorong mulut Badrun agar menjauhinya.

Sori Chik, gue buru-buru tadi. Jadi, nggak tau, kalo siomaynya udah nggak layak pangan.

Gadis itu menghela napas pelan, raut kesalnya berubah semringah. Dia merapikan sisi rambut hitamnya yang jatuh melewati bahu, ketika mendapati lelaki pujaannya di dekat mading.

Aran yang menyadari tatapan itu, seketika menutup komik dan meninggalkan tempat duduknya.

Lho, kok pergi? Mas Pacar, tunggu!

Maksud hati ingin mengejar si cowok, tetapi Badrun malah mencekal lengannya. Chik ke kelas yuk, bentar lagi mo bel!

Iiih Badrun, apaan sih, lepas, gue mau ke kelas Mas Aran.

Mana sempat keburu meninggoy. Ayo cepat, ntar kita dihukum keliling lapangan.

Badrun terus menarik tangan Chika untuk mengikutinya Namun, saat melewati kantin, keduanya justru tak sengaja berpapasan dengan Fiony dan gengnya.

Ce Fio, adek kamu tuh!

Males banget, bapaknya aja nggak ngakuin dia sebagai anak, apalagi gue.Fiony tersenyum sinis sambil memakan batagornya.

Eh Fiony, maksud lo apa ngomong kayak gitu depan Chika, hah?

Fiony langsung membuang muka ke arah Badrun. Aduh ini lagi, bocah freak yang sok jadi pahlawan kesiangan!

Benar-benar lo, ya.Badrun maju dan langsung menarik rambut gadis do depannya.

Aw, aw Badrun sakit, guys tolongin!Fiony menjerit.

Diem, kalian, diem!Badrun meneriaki kedua teman Fiony yang bergerak mendekatinya.

Murid-murid di kantin juga menganga melihat Badrun seperti orang kesurupan. Sahabat Fiony, Jessi dan Freya tahu Badrun anggota IPSI hanya saling pandang, dan tak bisa berkutik.

Cewek antagonis kek lo emang pantes dijahatin balik!

Udah, udah! Aku yang bermasalah, kenapa malah kalian yang ribut!

Chika segera menarik tangan Badrun menuju kelasnya, gadis itu melewati Aran yang juga menatapnya penuh dengan aura kebencian.

⭐⭐⭐⭐⭐

Langit gelap telah menjelajahi keramaian kota. Kengerian tercipta seiring dengan munculnya suara binatang nokturnal. Hujan baru saja reda saat Chika melakukan ritual makan malam bersama ayah, tante, juga sepupunya.

Papi, Fio, mau ayam goreng!

Boleh. Ayah Chika tersenyum sembari mengisi piring Fiony dengan lauk pauk yang melimpah.

RAHASIA CHIKA (Chikara, Fiora, Vikuy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang