IV.

3.8K 1.5K 940
                                    

Lu kagak gagah, kalo belon nakutin hati Teh Icha.

Teh Icha, saha éta?

Itu loh, anaknya si Jenderal, Yessica Tamara.

⭐⭐⭐⭐⭐

Perkataan Aldo, terus berdenging di kepala Aran. Bak klise film yang diputar mundur.

Apakah mungkin, pemuda itu akan merendahkan gengsinya untuk Chika. Putri dari seorang pembunuh?

Aran rasa, bahkan kehadiran gadis itu di dunia ini, hanya menjadi mimpi buruk bagi orang-orang disekitarnya. Selama 17 tahun menjalani hidup, tak pernah sedetik pun dia memikirkan Chika.

Namun, malam ini, si cantik hadir dan mengisi rongga kepalanya dengan banyak pertanyaan. Aran yang sulit menutup mata, menyambar kunci motor dan membuka pintu.

Tak jauh berbeda dengan Aran. Chika yang pengidap insomnia akut, memilih untuk menyaksikan serial killer di Netflix sembari rebahan.

Entah mengapa, semenjak kanak-kanak Chika sangat terobsesi dengan dunia kriminal. Darah ayahnya yang seorang polisi, dan almarhumah sangat ibu yang sangat menyukai tokoh detektif, melebur dalam dirinya.

Karena niat fokus dengan filmnya, gadis itu merayap di dinding dan memisit sakelar di dekat pintu. Tepat setelah lampu kamarnya padam. Chika yang lengah menutup gorden seketika tersentak, menangkap sosok pria berdiri di dekat jendela.

Sosok yang kepergok basah itu lantas melompat ke kanopi rumah, dan menghilang di balik pintu rumah Badrun. Chika membawa ponselnya menuju balkon, lalu menghubungi si pemilik bagunan.

Halo, Drun, Lu dimana?

Gua di kamar, Chik. Kenapa? Masih jam tiga subuh, lho ini.

Huh, Lu di kamar? Boleh keluar bentar, nggak?

Ngapain? Gua masih ngantuk.

Bentar aja, please!

Ngoghe!

Badrun memelantingkan tubuhnya ke belakang, turun dari tempat tidur dalam posisi kayang.

Semenit kemudian, cowok itu membuka pintu, dan berdiri di depan pekarangan rumah sang mantan.

Chika langsung memindai penampilan cowok itu dari ujung sandal, hingga puncak rambutnya yang acak-acakan. Dengan muka bantal seperti itu. Chika sedikit ragu jika Badrun pelakunya.

Kenapa sih, Chik.
Lo, kok kek panik gitu?

Oh, gagapa. Lu tidur lagi aja. Bye!

Apaan sih, ga jelas banget. Untung sayang.

Cowok itu menjauhkan ponsel dari telinganya. Di kamar, Chika merapatkan tirai, lalu mengunci jendela dengan gembok cinta pemberian Badrun.

Chika menyalakan kembali lampu kamar, menyimpan laptop di atas meja, dan bersembunyi di balik selimut dengan perasaan tak menentu.

⭐⭐⭐⭐⭐

RAHASIA CHIKA (Chikara, Fiora, Vikuy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang