XII. MOMEN SPESIAL

2.9K 1K 462
                                    

Akan ada penyesalan setelah kebohongan. Sebab, kita percaya. Setiap kenikmatan, pasti memiliki titik akhir yang melemahkan.

Entah bahagia atau tidak, pikirkan itu nanti. Dan untuk apa hidup, jika kita sendiri tidak ikhlas dalam menjalaninya.

Malam ini, Chika duduk membungkuk di tepian danau. Membiasakan sinar bulan memeluk tubuhnya, sehingga tampak berwarna perak. Gadis itu mengulurkan tangan, menyentuh riak air yang selembut sutra.

ARTI CINTA yang sesungguhnya
Kan kau dapat dari diriku
Meski aku bukanlah lelaki
Yang kau impi-impikan

Di sampingnya Badrun memeluk gitar akustik, sambil terus menyanyikan lagu.

Selama... jantungku masih berdetak
Selama itu pula engkau memiliku
Selama... darahku masih mengalir
Cintaku pasti tak kan pernah berakhir

Temukanlah arti cinta sejati di dalam cintaku...

JREEENG!

Chika langsung mengikik keras, setelah Badrun mengakhiri petikan gitar, dengan kilatan emosi yang terpencar di matanya.

Waduh kenapa, kayaknya Abang mendalami banget.”

Badrun balik memandang gadis di depannya. Jadi, selama ini, lo, nggak peka?

Apasih, Drun, sumpah lo gajelas.”

Karena perdebatan kecil itu kedua sama-sama diam merenungkan perasaan masing-masing.

Rutinitas awal pekan akan segera dimulai. Segenap warga sekolah berkumpul di lapangan. Begitu juga dengan Chika dan petugas upacara yang berdiri di posisi masing-masing.

Pagi itu, menjadi hari yang mendebarkan baginya. Sebab, di penghujung nanti, dia akan membawakan pidato berbahasa Inggris.

Begitu namanya disebut, gadis bertubuh semampai itu melangkah, bersama degup jantungnya yang turut menghentak-hentak rusuh. Di barisan depan Badrun dan Aran melemparkan senyum semangat ke arahnya.

Riuh tepuk tangan seketika membahana, begitu dia mengakhiri pidato singkatnya. Guru bahasa Inggris mereka memberi pujian atas persembahan Chika. Dan meminta murid lain, agar mengikuti prestasinya.

Hallelujah!

Badrun bersorak gembira mana tahu guru yang harusnya mengajar di jam pertama justru berhalangan hadir. Saking senangnya cowok itu sampai melakukan roll depan.

Namun, ekspektasi tak semanis gula jawa. Sejurus kemudian, cowok itu malah kepentok meja besi yang membuatnya guling-guling di lantai.

Mampus! Lu kayak pelajaran fisika Drun, kebanyakan gaya.”

⭐⭐⭐⭐⭐

Deru tarikan gas dari motor-motor yang berjejer di jalanan, menggaung memecah keheningan malam. Masing-masing pemilik sudah memasang pose siaga di atas motornya.

Tiga, dua, satu, GO...!

Tepat setelah bendera kotak hitam putih dikibarkan, satu-persatu pengendara mulai melesat dengan kecepatan tinggi, menembus dinginnya malam.

Derum kebisingan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh teriakan suporter balap. Sorak-sorai dan tepukan gemuruh penonton mulai membahana, mengelu-elukan nama pembalap yang menjadi jagoan masing-masing.

Zean, Mira dan Aran Itulah nama yang paling mendominasi area balapan.

Nguuuung... Nguuuung, Dzuuunggg...

RAHASIA CHIKA (Chikara, Fiora, Vikuy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang