XVII. KLUB MALAM

2.9K 722 534
                                    

ℂ𝕖𝕣𝕚𝕥𝕒 𝕤𝕚𝕟𝕘𝕜𝕒𝕥 𝕟𝕒𝕞𝕦𝕟 𝕞𝕖𝕝𝕖𝕜𝕒𝕥. 𝕊𝕖𝕜𝕒𝕕𝕒𝕣 𝕙𝕒𝕕𝕚𝕣 𝕓𝕦𝕜𝕒𝕟 𝕥𝕒𝕜𝕕𝕚𝕣.
ℍ𝕒𝕟𝕪𝕒 𝕞𝕠𝕞𝕖𝕟 𝕝𝕦𝕡𝕒𝕜𝕒𝕟 𝕜𝕠𝕞𝕚𝕥𝕞𝕖𝕟.

⭐⭐⭐⭐⭐

Gua puyeng, deh.” Gito bergumam.

Puyeng kenapa, lo narkoboy? tebak Dheo sembari mengunyah Chiki keju.

Itu loh, si Aran, sifatnya kayak dispenser. Hangat pas sama Fiony, tapi dingin pas bareng Chika.”

Ngapain ngurusin dia, perhatiin aja daki di leher lu sendiri.”

Ya, gua penasaran aja.”

Udahlah, itu bukan kapasitas kita, kok.”

Iyasih. Lu tau, dulu, gue pernah bucin banget sampe goblok. Bucinnya ilang, gobloknya abadi.” Gito meremas kaleng pepsi di tangannya.Kenapa sih, Eli bohongin gua. Bilangnya cinta, nyatanya mendua.”

Cewek emang gitu, Bray. Mereka bisa mencintai dua cowok sekaligus, tanpa diketahui keduanya.”

Bisa pura-pura move on, padahal masih sayang.

Bener banget, kelihatannya aja baper, pas ditebak nolak, dengan slogan kamu terlalu baik buat aku.” Aldo melangkah lunglai sembari menyeret tongkat pel.

Hn, nape lu? Lesu banget kek jombie.”

Kita dihukum buat bersihin gudang olahraga sama guru piket, mana gua belum sarapan lagi.” Sholeh mengekor di belakang lalu duduk di samping Dheo.

Makanya biar nggak capek, kalian kudu ikhlas.” Nasihat itu tiba-tiba meluncur dari mulut Gito yang terkenal paling pemalas.

Sholeh mangut-mangut. Ikhlas itu kayak keset kan, meski diinjek-injek harus tetep welcome.”

Engga, itu sih bukan ikhlas, tapi tolil.” Aran menghampiri mereka seraya memainkan kunci motornya.

Mo kemane lu? tanya Aldo dengan tidak bertenaga.

Balik, lks Bahasa Inggris gua ketinggalan.”

Sayang, jangan ngebut-ngebut. Jam masuk masih lama! Fiony berteriak dari kelasnya.

Gapapa Fiony, NGEBUT kan IBADAH, semakin NGEBUT semakin DEKAT kita dengan TUHAN.”

Aran mengangkat jempol tanda setuju. Gue salut sama Gito, tololnya murni pemberian Tuhan.”

⭐⭐⭐⭐⭐

Jam empat!Setelah menatap screen ponselnya, Chika memasukkan kembali benda dengan lebar enam inci itu ke dalam tasnya.

Dia melangkah santai dengan memanggul ransel warna putih. Sebuah dasi kupu-kupu menggantung indah di kerah kemeja putih yang terlihat di balik jas almamater biru mudanya.

Gadis itu menyusuri koridor sembari melahap choco ball yang dia buat subuh tadi. Ketika bola-bola cokelat itu dia gigit, gigi serinya merasakan sensasi lembut ketika menyentuh bagian tengah.

RAHASIA CHIKA (Chikara, Fiora, Vikuy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang