Bel masuk telah berbunyi membuat semua siswa yang berada di kantin harus berjalan meninggalkan kantin dengan paksa.
Begitupun dengan Zelin, baru saja akan menyeruput minumannya. Tapi tidak ingin terlambat masuk dan minumannya tidak mubazir, Zelin secepat mungkin meneguknya hingga habis.
"Kenapa ngak pakek sedotan sih?" Tanya Azizah yang tetap santai, baginya selagi ada Zelin ia tetap aman.
"Ribet, bentar lagi ada mapel SB kan?" Tanya Zelin setelah meletakkan gelas plastik itu, yang sengaja di bawa.
Azizah menanggapi dengan anggukan kecil. "Trus jam terakhir nanti apa?"
Zelin mengajak Azizah pergi meninggalkan kantin sambil berbincang. "Kita hampir setengah tahun kelas 12 masa lo lupa sama jadwal sendiri,"
"Pikiran gue banyak, gue aja tadi cuma bawa buku tulis doang,"
Azizah memutar bola matanya malas. "Matematika,"
"Kok matematika lagi? Perasaan hari rabu udah," ujarnya bingung.
"Kemarin di grubkan udah dishare, kalau Bu Suk lagi ada acara jadinya pak Sifa gantiin beliau," jelas Azizah.
BuSuk:Bu Suka, guru mapel Bin wajib.(real)
"Loh harusnya tetep pelajaran kayak biasanya doang sekalipun gurunya beda," protes Zelin pada Azizah.
"Lo kalau mau protes jangan ke gue dong! Lo kira gue DPR!" Ngegas Azizah kemudian mendengus keras.
"Y—"
"Sampai kapan kalian akan terus berbicara hm?" Tanya pak Rudi di tengah pintu dengan tangan bersedekap dada mampu mengalihkan perhatian keduanyan
"Eh pak? Tumben banget masuknya awal? Biasanya nunggu jam kedua baru masuk," ucap Zelin, entah itu sindiran atau asal berucap.
"Kalian masuk dulu, bapak tidak mau mengulang dua kali,'' perintah pak Rudi.
Beliau masuk diikuti Zelin dan Azizah membuat kelas kembali sunyi karena tadi sibuk bergosip.
"Assalamualaikum anak anak,"
"Waalaikumsalam, pak!"
"Baik anak anak hari ini kita akan melakukan ujian praktek menya—"
"Loh pak!? Harusnya nanti dong prakteknya, kenapa sekarang!?" Protes Zelin dari tempat duduk.
"Diamlah sebentar Zelin, jangan membuat bapak lebih dekat dengan sang pecipta," keluh pak Rudi.
"Gelap banget pak," gerutunya.
"Hari ini kita akan praktek di awal karena minggu depan Bapak sudah pergi dari sekolah ini alias pensiun. Bapak tidak ingin meninggalkan pekerjaan yang belum selesai,"
"Maka dari itu Bapak mohon kalian sebentar lagi prakteknya yang tertib, karena masih banyak kelas yang belum praktek juga," lanjutnya sambil membetulkan kaca matanya yang bagian tengahnya retak lebar.
"Baik pak," sahut sebagian anak.
"Baiklah Bapak mulai sekarang. Jika teman kalian bernyanyi tolong diam dan dengarkan agar semua kebagian," jelas pak Rudi.
"Anna!" Panggil pak Rudi pertama.
"S-saya pak?" Tanya Anna sudah gugup di awal.
"Iya, ayo," Anna mengangguk kecil lalu berjalan ke depan dengan jantung berdegup kencang.
Tangannya bersautan dengan abstrak, mata menari nari tidak mau menatap teman sekelasnya. Tubuhnya semakin gugup saat guru menyuruhnya segera bernyanyi.
Dalam dunia medis, rasa seperti yang dialami Anna ketika harus berbicara atau melakukan apapun di depan umum di sebut dengan istilah glossophobia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELIN untuk ARDAN ✔
Ficción GeneralFOLLOW DULU BARU BACA!! "Zelin ngak mau nikah Mak!! Jangan paksa Zelin atau Zelin bakal loncat!!" Ancam Zelin memegang erat erat pinggiran pembatas rooftop. "Loncat aja kalau berani. Bunda juga bakal ringan bagi harta gono gini ngak perlu dibagi," k...