21. Pom Bensin

314 178 22
                                    

Mobil segera berhenti setelah Arsyi melihat bahwa pasir pantai sudah habis disana hanya tersisa batu-batuan karang, mereka sampai di jalan buntu karena mengikuti saran Alia untuk melewati jalur lain untuk kabur. DItambah lagi kurangnya pencahayaan di sekitar hutan membuat mereka benar-benar hilang arah.

"Sebentar tunggu aku," ucap Alia sambil berjalan ke arah kedalaman hutan di sebelah kirinya. 

Matanya memandang sekilas apa yang ada di depannya, pepohonan yang bergerak ke kanan dan ke kiri ditemani dengan semak belukar di bawahnya, ditambah dengan sahut-sahutan dari serigala di malam hari yang terdengar samar-samar di telinganya. Ia menarik nafas dalam-dalam berada beberapa detik dalam ketenangan, rambut panjangnya teruari anggun di terpa sinar cahaya rembulan malam itu.

"Teman-teman aku menemukan sebuah jalan di sebelah sana." Tunjuknya ke arah hutan. Shania segera beranjak turun dari jeep dan memicingkan matanya, tapi nihil. Kondisi yang terlalu gelap membuatnya tidak bisa melihat apa-apa, hingga Tegar menyalakan senternya dan menyorot ke arah yang ditunjuk oleh Alia.

"Ada jalan disana teman-teman, lihatlah!" Teriak Tegar kegirangan membuat Arsyi dan Carlo segera menyalakan kembali jeep mereka.

"Baiklah apa yang kau tunggu Alia, cepat naik!" Teriak Arsyi kepada Alia yang masih berdiri di dekat hutan.

"Sebentar, aku mendengarkan suara beberapa mobil yang mulai mengejar kita." Jelasnya segera berlari menaiki mobil jeep itu.

Dan ternyata benar, beberapa saat sebelum mereka mulai memasuki hutan, terdengar jelas iring-iringan mobil yang mengejar mereka. Para pengemudi yang menyadari akan hal itu segera masuk ke dalam hutan dengan arahan Alia yang memiliki kemampuan seperti ekolokasi pada kelelawar sehingga dapat menemukan jalan dengan mudah di tengah gelapnya hutan.

"Hati-hati di depan ada belokan ke kiri!" Ucapnya penuh was-was memberikan navigasi kepada Arsyi yang mulai terlihat tidak baik-baik saja.

"Aku ada banyak pertanyaan untukmu Al." Ungkap Arsyi tanpa basa-basi.

"Iya, nanti aku akan menjelaskan apa yang terjadi denganku." Jawabnya singkat sambil terus mengarahkan akan kemana mobil itu pergi.

Tidak ada hal yang menarik kecuali seorang remaja mengarahkan satu kelompok para pemberontak untuk keluar dari hutan tersebut. Ketua mereka masih tak sadarkan diri, begitu juga dengan personil baru mereka, Rafa. Tetapi mereka tidak putus asa, karena sebuah keajaiban yang dihadirkan oleh remaja berambut panjang itu.

"Akhirnya kita hampir keluar, kau lihat di depan sana ada pohon besar?" Ucap Alia menunjuk apa yang ada di depan mereka dalam kegelapan.

"Ah iya aku melihatnya sekarang," jawab Arsyi menimpalinya.

"Kau tinggal belok kanan dan kita segera keluar dari hutan." Benar saja setelah kedua mobil jeep berbelok ke arah kanan, mereka segera keluar dari hutan menuju jalan raya yang dapat mengarahkan mereka menuuju kota.

**

Beberapa saat sebelumnya

"Sial! Kenapa mereka tak kunjung keluar dari persembunyian mereka?!" Bentak Joseph kepada anak buahnya yang tidak tahu apa-apa.

"Segera bersiap-siap kita akan menyerbu mereka sekarang!" Teriaknya lantang bagaikan panglima perang.

Iring-iringan beberapa mobil segera melaju guna menyergap para pemberontak di kamp mereka, tetapi sebelum mereka memasuki area kamp. Terlihat sebuah mobil mirip dengan mobil milik mereka dengan kerusakan yang cukup parah dan benar, ternyata itu adalah mobil Ken. Joseph tidak segan-segan menyuruh supirnya untuk berhenti dan memeriksa sendiri apa yang terjadi dengan mobil itu.

Alia dan SemestanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang