Aiko terbangun dari lelapnya dengan paksa, napasnya tak beraturan, ditambah tempat yang ia berada saat ini adalah tempat yang asing baginya, terbaring di atas rumput hijau lembut yang tumbuh mengelilingi sebuah mansion mewah.
Setelah melewati fase sedikit sudah bernapas, susah bergerak, sedikit pening karena tertarik dan terbang, ngeri karena sekelilingnya hitam gelap, mencoba untuk tidak memikirkan setan namun setannya tetap muncul membuat Aiko kalang kabut.Akhirnya Aiko berhasil sampai di fase ini, fase dimana dia bisa mengendalikan apapun.
Langit jingga memayungi tubuh mungilnya, angin lembut menyapa wajah dan rambutnya, menerbangkan anak-anak rambut yang nakal minta dicubit. Tatapan penasaran terarah pada bangunan mansion kuno namun berkelas di hadapannya ini.
"Ini cuma mimpi, nggak apa-apa kali ya kalo aku masuk ke sana?" tanya Aiko bimbang.
"Sebentar ... benar nggak ya nanti aku bisa ngendaliin mimpi ini?" Aiko mencoba menggerakan jemarinya. Aiko merasakannya, artinya ia bisa mengendalikan mimpi ini.
Membayangkan ia bisa memegang, makan, dan melakukan apa saja di dalam mansion mewah itu membuatnya langsung bangkit dan berjalan cepat ke tujuan.
Aiko membuka pelan pintu mansion yang pastinya berat, menutupnya kembali lalu berjalan mengendap-endap entah kemana arah tujuannya.
Ternyata isi mansion sangat mewah dan kuno, walaupun mewah bau-bau kehororan dapat Aiko rasakan.
Aiko menghentikan langkahnya, memandang sekelilingnya dengan ngeri, pasalnya banyak sekali pintu yang menuju ke ruangan-ruangan lain entah ruangan apa. Jangan sampai ia memasuki pintu yang salah, pintu yang membuatnya terbangun dari mimpi ini.
Setelah memberanikan diri berjalan melewati berbagai ruangan, akhirnya Aiko menemukan ruang makan yang bersampingan dengan dapur.
Tidak ingin membuang waktu, Aiko langsung menarik kursi, mendudukinya lalu menarik dua piring makanan secara random. Pasta Carbonara dan Chicken Wings bersaus merah.
Aiko mencomotnya, lalu memasukannya ke dalam mulut. Matanya membulat merasakan sedapnya makanan. Sayap ayamnya lembut, tak apalah ia memakan ini. Karena mitosnya, anak perempuan atau gadis tak boleh mengonsumsi sayap ayam. Jika mengonsumsi dipercaya akan menjauhkan jodoh para gadis. Hah, Aiko tak peduli.
Kunyahannya terhenti mendengar suara langkah kaki mendekati ruangan ini ... WHAT? Ruangan ini?
B-bagaimana jika itu setan, kuntilanak, ah pokoknya jajaran makhluk seram dan jelek. Tidak! Aiko mencoba menghilangkan pikiran makhluk seram dan jelek dari otak cantiknya, agar mereka tidak tiba-tiba muncul di hadapannya.
Aiko menunduk, menutup kedua telinganya karena bau-bau makhluk seram dan jelek sepertinya akan muncul. Biasanya ditandai dengan telingannya yang berdenging, namun kali ini telinganya tak berdenging.
Bayangin setan yang mukanya kayak badut, please genderuwo, Mbak melati, Mas atau Mbak permen, pergi kalian dari otak cantikku! Begitulah suara hatinya.
Langkah kaki itu semakin dekat, Aiko melotot melihat kaki seseorang, mulus tapi sedikit berbulu. Milik seorang pria sepertinya. Langkah kaki itu terhenti, pemilik kaki itu mengenakan celana hitam di bawah lutut. Bau-bau sosok itu bukanlah makhluk seram dan jelek terkikis walaupun hanya sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream: Silent Area Mysteries (COMPLETED)
Mystery / Thriller⚠️ 18+ ya, karena ada sesuatu di dalamnya. Tentang kejadian di Silent Area, area sunyi yang dikelilingi hutan lebat. Hilangnya gadis-gadis secara misterius yang terjadi berkali-kali. Pelaku yang meninggalkan barang milik korban, seakan meledek pihak...