5 | We Meet Again (2)

750 64 0
                                    

Rav melepas kacamata bacanya, diletakkan bersamaan dengan buku yang selesai ia baca ke meja. Berjalan santai menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan setelah itu merebahkan tubuhnya yang lelah di ranjang empuk.

Hari ini lumayan melelahkan. Semoga malam ini ia tidur dengan nyenyak.

Mata Rav terpejam, namun tiba-tiba ia kesusahan bernapas, tubuhnya juga sulit digerakkan. Ah, terakhir kali ia seperti ini lalu bertemulah dengan gadis itu di alam mimpi.

Kini Rav melihat sekelilingnya gelap, tubuhnya terasa melayang dengan ringan. Seakan kelelahannya terlepas lalu menghilang begitu saja.

Hingga ... ia membuka mata dan menyadari bahwa ia tengah berdiri di dekat pintu menuju area belakang rumahnya. Rav melangkah lalu membuka pintu, udara segar langsung menamparnya.

Terkejut. Rav menemukan punggung seorang gadis di tepi kolam yang dikelilingi bebatuan putih.

Rav memutuskan untuk mendekatinya, gadis itu seakan menyadari kedatangannya. Tangannya yang mungil terangkat menunjuknya.

Alis Rav terangkat dan bibirnya tersenyum miring. "We meet again ..."

Gadis itu seketika menutup mulutnya. Terkejut tentu saja.

"Ke-napa bisa ..."

"Kenapa bisa apa?"

"Ke-temu lagi?"

Rav terkekeh dan mengangkat bahunya. "Ntahlah ..."

Gadis itu bangkit dan sialnya hampir terpeleset dan bisa saja tercebur ke dalam air jika Rav tidak cepat memegang lengannya lalu menarik gadis itu hingga membentur dadanya.

Terakhir kali ... Rav membiarkan gadis itu tercebur lalu kehilangannya. Kali ini dan seterusnya, ia tak akan membiarkan itu terjadi.

Rav akan menjalani mimpi ini karena di dunia nyata ia malas melakukan itu, terlalu membuang waktu. Jika di mimpi ia tak akan kerepotan membalas perasaan para gadis.

Saat itu Rav langsung tau ia bisa mengendalikan mimpi ini. Setelah melawan penjahat lalu kembali ke Mansion keluarganya di luar negeri dan bertemu gadis yang ia kira pencuri tengah makan dengan lahap di dapurnya.

Gadis yang dengan mudahnya membuat Rav terjatuh. Kenapa Rav selemah itu?

Lucid Dream yang ia kira hanyalah omong kosong ternyata benar-benar ada. Kapan waktu Rav mengunjungi Facebook, membaca tentang Lucid Dream dan tak lupa juga membaca komentar orang-orang yang katanya mengalami Lucid Dream.

Kebanyakan para pria ingin mengalami Lucid Dream untuk melakukan hal berbau dewasa, Rav mengernyit geli kala membacanya. Dan ada satu akun dengan foto profil seorang gadis bergaya konyol yang ingin mibar, mimpi bareng. Seperti mabar alias main bareng.

Aneh.

Kembali ke saat ini.

Gadis itu terlihat meringis, hidungnya sedikit memerah. Rav mengernyitkan dahinya, berpikir apakah ia terlalu keras menarik hingga gadis itu kesakitan.

Gadis itu melepaskan diri lalu mengusap hidungnya pelan, tak lupa melirik Rav kesal. "Aku kira bakal ada adegan tabrakan bibir," gerutu gadis itu yang tentu saja bisa Rav dengar.

Rav meraih wajah gadis itu, sedikit menunduk karena gadis ini pendek sekali. Mata tajamnya melihat keadaan hidung mungil milik gadis itu lalu turun ke bibir yang merengut lucu.

Rav perlahan mendekatkan wajahnya, menahan senyum kala melihat gadis itu menegang lalu memejamkan matanya erat-erat.

Poni gadis itu terbang karena tiupan Rav. Mata bulat itu terbuka, terlihat keterkejutan di sana.

Lucid Dream: Silent Area Mysteries (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang