Chapter 1

6.1K 485 27
                                    

Pagi yang cerah, burung-burung berkicau dengan senangnya diudara, musim panas disuatu kota membuat seorang gadis berjalan dengan semangat menuju kampus. Gadis ini selalu tersenyum menyapa orang-orang yang dia temui di jalan, yang bernama Sakuraga Izuki. Seorang gadis berumur 21 tahun yang merantau ke kota seberang untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Berjalan dengan santainya seperti melupakan segala hal yang ada membebani pikirannya yang merupakan mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun laporan tingkat akhirnya. Dengan senyumannya akhirnya sampai ke tempat tujuan yaitu kampus tercinta, untuk menemui dosen pembimbing untuk menyerahkan revisi yang telah di kerjakannya.

"Semoga aja gak revisi lagi, langsung lanjut ke bab 2. Aamin." Izuki.

Dengan sedikit malas akhirnya masuk ke ruang dosen untuk menyerahkan revisinya. Beberapa saat setelah itu, dengan tampang muka agak ditekuk, dia pun keluar dari ruang dosen tersebut.

"Cih, revisi lagi revisi lagi. Kapan lanjut ke bab selanjutnya kalo gini. Mana gak punya temen buat nanya-nanya lagi." Izuki

Dengan malasnya dia kembali ke rumah. Di perjalanan sedikit mengomel sendiri "kenapa sih, gak bisa kerjain barang kek gini. Padahal mah gampang kok. KENAPA SIH !? Huhuhu pengen pulang. Tau gitu gak usah kuliah kalo kayak gini." Orang-orang dijalan memperhatikannya seperti orang gila karena berbicara sendiri.

"Coba aja masuk isekai kek. Ehh gimana kalo bundir aja. Siapa tau betulan ke isekai kan. Kalo masuk isekai maunya ke haikyu aja, banyak cogan." Izuki.

Lihat. Berbicara sendiri seperti orang gila. Mana mau ke isekai jalur bundir lagi. Emangnya bisa? Ya terserah lah. Toh kalo mau coba aja kan siapa tau beneran masuk ke isekai.

"Kapan bisa nonton jujutsu kaisen season 2 sih. Mana itu masih tahun depan lagi. Kalo gini gak jadi bundir. Mau lihat Megumi. Megumi ganteng banget, gak sabar season 2 nya." Gumam kecil sang gadis.

.
.
.

Sesampainya dirumah menggantikan pakaiannya ke pakaian rumah, dia pun langsung rebahan di tempat tidur tercintanya, melupakan revisi yang harus dikerjakan agar cepat lulus.

"Malas banget kerja revisi yang di kasih. Besok aja deh baru kerja. Sekarang waktunya baca jujutsu chapter terbaru!" Izuki.

"Ehh, ini angel mau apain Megumi gue. Jangan macam-macam sama anak gue. Huhuhu Megumi bangun kuncinya di depan elo tuh." Izuki.

Setelah membaca chapter terbaru karena merasa lapar dia pun ke dapur untuk memasak makanan. "Gak sadar kalo udah sore, mana lupa makan siang lagi. Untuk maagnya gak kumat." Izuki.

.
.
.

Sekarang sudah pukul 01.29 pagi yang dimana gadis ini belum tidur. Kepalanya yang sangat berisik akan imajinasi yang datang secara tiba-tiba membuat sang gadis tetap membuka mata sampai saat ini.

'Untung aja besok sabtu, gak perlu ke kampus.' Pikirnya. Sangat ingin tidur untuk mengecas badannya yang telah lelah karena keluar menemui orang-orang diluar tapi, tidak bisa tidur karena pikiran-pikiran negatif yang masuk ke kepalanya secara terus menerus yang membuat gadis ini tetap terjaga.

'Kenapa aku pilih hidup sih. Kalo tau sesusah ini gak usah milih hidup lah. Bego banget. Tapi kalo gak hidup gak bisa rasain gimana rasanya dunia. Mana nanti gak bisa lihat husbun lagi.'

'Udahlah sekarang tidur aja. Seharusnya bersyukur kalo gue hidup. Walaupun harus sendirian sih.'

.
.
.

Matahari muncul dengan malu-malu dari timur menyinari bumi yang belum terkena cahayanya. Gadis ini pun bangun dan melakukan aktivitas di hari sabtu yang mendung ini. Entah mengapa sang gadis merasa akan suatu firasat buruk akan datang hari ini.

"Hari ini aneh deh. Kenapa ya? Udah lah jangan pikirin itu, sekarang saatnya beres-beres kosan." Izuki.

Memulai pagi dengan beres-beres itu hal yang bagus, apalagi kalo ruangannya sudah kotor dan berantakan. Itu hal biasa bagi anak-anak kos yang selalu malas untuk membersihkan kamarnya.

Setelah selesai si gadis pun mandi agar badannya segar kembali. "Segarnya. Enak nih kalo langsung rebahan. Tapi sangat disayangkan kasurku yang tercinta, aku harus ke minimarket untuk beli barang-barang yang udah habis. Sangat disayangkan ya." Dengan wajah sedih mengambil jaket serta baju yang ada di gantungan untuk siap-siap keluar menuju minimarket.

'Gak nyangka kalo udah jam segini. Mana panas lagi. Tau gitu seharusnya bangun lebih pagi supaya beresinnya gak sampai kesiangan gini' gumamnya.

.
.
.

Setelah habis berbelanja akhirnya pun pulang dengan keadaan lelah yang dimana kedua tangannya memegang kantong yang berisi barang-barang kebutuhan rumah. Dengan langkah lambat itu si gadis melihat seorang kakek tua yang ingin menyeberang jalan.

'Kakek itu gak ada yang jagain apa. Kasihan tau udah tua, jalan udah lambat gitu gak ada yang mau bantuin. Gue bantuin aja lah.'

Saat hendak menyusul kakek itu, tiba-tiba di seberang jalan ada sebuah mobil yang melaju kencang menuju ke arah sang kakek. Dengan kagetnya si gadis ini langsung melepaskan kantong belanjaannya dan berlari ke arah sang kakek.

"AWAS KEK!!"

Bruk

Oh apakah sang kakek dan sang gadis selamat. Sepertinya tidak. Iya seperti tidak untuk sang gadis yang terpental lumayan jauh karena mobil itu.

Orang-orang pun langsung berdatangan untuk melihat situasi yang cukup mengenaskan bagi sang pengendara mobil dan sang gadis.

'Aduh sakit banget. Kenapa gue lari untuk nyelamatin kakek itu. Seharusnya gue biarin aja. Tapi gak mungkin kan kalo dibiarin aja di tabrak mobil kayak gitu.'

'Wah banyak orang yang lihat gue. Oh apa orang-orang ini lagi nelpon ambulans ya. Kayaknya gak sempat deh. Udah ngantuk banget. Apa kakek itu selamat ya? Kayaknya selamat deh, palingan juga luka gara-gara jatuh doang.'

'Hahaha. Gini amat hidup gue. Mana belum ngebanggain orang tua lagi. Ma, pa, maaf ya. Kayaknya Izuki udah gak kuat. Maafin Izuki kalo ada salah. Maaf banget. Aku sayang kalian. Maaf ya.'

Gumam sang gadis dengan menintikan air mata karena kesedihan yang tiba-tiba. Akhirnya sang gadis pun menutup matanya, tertidur dengan lelap menuju ke hampaan berada.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dengan samar-samar mendengar suara seseorang dan juga tangisan bayi yang semakin lama semakin keras seperti ada di sekitarnya.

"Wah selamat nyonya anda melahirkan anak laki-laki dengan sehat."

'Loh. Kok gue denger orang lagi bicara. Seharusnya kan gue dah mati kan?' Gumamnya.

"Semoga anak ini seperti kakaknya sang tekuat."

'Ihh apaan dah. Masa mau disamain kayak kakaknya. Cuih gak mau deh.'

"Nyonya dan tuan apa anda sudah mempunyai nama untuk anak ini?" Jawab sang bidan.

"Iya. Sekarang anak ini aku berikan nama yaitu Zoku. Gojo Zoku selamat datang di keluarga Gojo. Semoga kamu bisa membuat kami bangga seperti kakakmu." Jawab laki-laki yang sepertinya adalah ayah dari sang bayi ini.

'Ohh namanya Zoku ya. WAIT WAIT. APA!? GUE GAK SALAH DENGAR KAN! NAMA GUE JADI GOJO ZOKU. GOJO!?!? GILA YANG BENER AJA KOK GUE NAMANYA GOJO! GAK MUNGKIN GUE MASUK ISEKAI KAN. KAN!?'

Isekai Jujutsu Kaisen [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang