"Hei Zoku, kau melamun saja. Ada sesuatu yang menggangu pikiranmu?" Tanya Ryosuke yang melihat Zoku diam saja tidak memakan kotak bekalnya.
"Benar kata Ryosuke. Apa terjadi sesuatu?" Tanya Ayato sambil memegang bahu Zoku.
Zoku hanya menatap makan siangnya dalam diam. Tidak merespon ucapan dari temannya.
Keheningan melanda mereka bertiga. Sepertinya dua temannya benar-benar penasaran dan khawatir kenapa dia bisa diam saja tidak seperti hari sebelumnya.
"Sebenarnya kepalaku sakit sekali dari pagi. Aku tidak tahu kenapa, tapi ini benar-benar sakit." Gumam kecil Zoku, tapi masih di dengar oleh kedua temannya.
"Kenapa kamu tidak bilang dari tadi!? Kamu membuat kami takut tahu!?" Ucap Ayato dengan panik.
Ryosuke pun merasa ada yang salah jadi dia mengarahkan tangannya ke dahi Zoku.
"Panas sekali. Kamu demam Zoku. Kenapa kamu tidak beritahu kami!?" Ucap Ryosuke yang sekarang ikut panik.
"Habisnya tadi pagi saat berangkat sekolah tidak terlalu panas demamnya. Jadi aku tetap memaksa untuk berangkat ke sekolah..." Ucap Zoku dengan menutup ke dua matanya.
"Yang namanya demam tetap demam Zoku!"
"Hei hei jangan pingsan dulu! Buka matamu Zoku!" Ucap Ayato sambil menggoyangkan tubuh Zoku dengan cepat.
"Tenanglah Ayato, yang penting kita harus bawa dia ke ruang kesehatan sekarang!" Ucap Ryosuke yang kini sudah berada di samping Zoku untuk memapahkannya untuk berjalan.
.
.
.Putih, itu yang sekarang Zoku lihat. Bau obat-obatan menusuk hidungnya. Sepertinya Zoku sekarang sudah sadar sepenuhnya dan dia menebak kalau sekarang dia berada di ruang kesehatan sekolah.
"Ugh, kepalaku sakit sekali." Ucap Zoku.
Sambil mendudukkan dirinya, pintu terbuka yang di mana seorang dokter yang bertugas di ruang kesehatan datang melihatnya.
"Sudah sadar ya? Kamu pingsan cukup lama. Itu membuatku takut." Ucap sang dokter.
Begitu sudah sampai di samping kasur sang dokter memeriksa kembali Zoku.
"Semuanya baik-baik saja. Kamu cuma demam. Kamu harus beristirahat di rumah. Jangan terlalu memaksakan diri nak."
"Apa ada keluhan lain?" Ucap sang dokter dengan ramah.
"Kepalaku sakit sekali. Seperti ingin pecah." Ucap Zoku sambil memegang kepalanya.
"Oh tenang saja. Itu efek karena demammu jadi kamu merasa kepalamu sakit sekarang. Aku akan memberikan obat padamu dan kamu harus meminumnya saat di rumah nanti." Ucap sang dokter yang sekarang sudah berada di meja kerjanya sambil meracik obat.
"Apa aku harus pulang sekarang sensei?" Zoku
"Lebih cepat lebih baik. Kamu harus istirahat total 3 hari. Apalagi sekarang sudah masuk musim dingin. Kalau kamu tidak menjaga kesehatanmu kamu bisa sakit lebih parah dari ini nak."
"Oh, ngomong-ngomong tentang badanmu. Apa terjadi sesuatu? Maaf mengatakan ini tapi di badanmu terdapat bekas lebam yang belum hilang." Ucap sang dokter dengan raut wajah yang khawatir.
"Tentang itu, aku sebenarnya jatuh dari pohon saat ingin menolong seekor kucing kemarin lusa jadi belum sempat di obati. He he he." Ucap Zoku agak sedikit gugup.
'Bisa bahaya kalau sensei tahu kalau aku di pukuli pria tua itu karena latihan bela diri. Yang ada kalau di beritahu pasti sudah di panggil polisi karena melakukan kekerasan pada anak.' Pikir Zoku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Jujutsu Kaisen [HIATUS]
FanfictionBercerita tentang seorang gadis yang tiba-tiba masuk ke isekai setelah membaca komik JujutsuKaisen. "Loh kok aku jadi bayi !! Mana lahir di klan Gojo terus jadi laki-laki lagi ! Dosa apa yang telah aku lakukan. Emak pengen pulang T_T " . . . . Start...