Chapter 3

2.9K 416 17
                                    

'MEMBOSANKAN. SUNGGUH MEMBOSANKAN. Kenapa pelajaran ini benar-benar membosankan. Pengen keluar dari ruangan. Mana capek lagi abis pulang dari sekolah langsung disuguhi pelajaran yang amat membosankan ini.' Batin Zoku.

Kalau kalian tanya kenapa anak yang baru berumur 4 tahun sudah masuk ke sekolah taman kanak-kanak, anggap saja Zoku itu jenius maka dari itu sang ayah dan ibu memasukkannya lebih awal dari yang seharusnya.

Ini sudah masuk bulan september yang dimana masuknya musim gugur. Angin akan menjadi dingin yang dimana akan sangat mudah terkena demam jika kamu memiliki tubuh fisik yang lemah.

Saat senseinya menjelaskan beberapa sejarah tentang klan Gojo, Zoku benar-benar tidak mendengarkan dengan baik. Menurutnya pelajaran sejarah adalah pelajaran yang sangat membosankan dari pada matematika atau lainnya apalagi kalau tentang klan-klan jujutsu.

'Seharusnya gue bolos aja tadi atau kalau gak ya main di taman.' Batin Zoku yang menyesel karena benar-benar tidak mengikuti kata hatinya tadi.

'Kapan ketemu Satoru nii-san ya? Gue tau dia orangnya sibuk banget, tapi setidaknya pulang ke rumah dong. Lihat adik kecilnya ini kek.' Sambil memainkan pena yang ada di tangannya.

'Tapi kalo dia lihat gue, dia beneran akan peduli sama gue gak? Apa dia senang punya adik kayak gue? Tapi lebih baik gini aja deh dari pada ketemu dia. Hidup jadi tenang.' Batin Zoku.

Sang sensei tercintanya melihat Zoku yang sedang memainkan penanya  serta sang guru yakin pikirian anak itu tidak ada di kelas ini, dengan sengaja melempar kapur ke arah Zoku yang dengan mudah dapat di hindari oleh anak itu dengan gampang.

"GOJO ZOKU DENGARKAN SENSEIMU KALAU DIA SEDANG MENJELASKAN PELAJARAN!' Ucap sang sensei.

"Oh, ayolah sensei. Kau sudah menjelaskan itu berulang kali, apa sensei tidak bosan mengoceh seperti itu terus?" Wah lihat anak ini berani membalas perkataan sang gurunya ini.

"BERANINYA KAU MENJAWAB SEPERTI ITU GOJO ZOKU!" Teriak sang guru sambil menahan amarahnya.

"Nah ini sudah jam 3 sore, waktunya pembelajaran selesai. Kalo begitu aku pergi dulu sensei. Sampai jumpa, ah tidak. Semoga kita ketemu lagi kalau aku tidak membolos sensei! Dadah~" Zoku dengan senyum andalannya melihat sang guru lalu langsung berlari dari ruangan itu dengan cepat sebelum dia mendengar gurunya itu mengoceh lebih banyak lagi yang dapat membuat telinganya sakit.

"Anak itu, KEMBALI KE SINI ANAK NAKAL!!" Ucap sang guru di dalam ruangan yang cuma tersisa dirinya seorang.

.
.
.

"Akhirnya bebas dari guru membosankan itu." Ucap Zoku sambil berjalan dengan santai di kolidor jalan menuju kamarnya.

Dengan senang hati Zoku akan pergi ke kamarnya lalu ia akan merebahkan diri ke futon kesayangannya. Zoku bersyukur karena hari ini tidak ada latihan bersama sang ayah.

Tiba-tiba di ujung lorong belokan ke arah kamarnya, dia melihat sosok pria tinggi dengan hawa keberadaan yang kuat dari sosok itu.

Zoku pun berhenti seperti sama halnya orang itu yang berhenti disana secara tiba-tiba karena melihat dirinya. Ada getaran yang sangat tidak mengenakkan memenuhi lorong tersebut. Lalu sang pria itu berjalan menuju ke arah Zoku dan tepat berhenti di hadapannya.

"Kamu.. siapa?" Tanya sang pria itu.

Zoku hanya mendongak keatas menatapnya sambil membulatkan kedua matanya. Berdiam diri seperti patung. Ada perasaan takut saat menghinggap dirinya saat melihat sosok pria di hadapannya ini. Yang di mana tubuhnya seperti menyuruh dirinya untuk menjauh dari sang pria tersebut.

"Seharusnya aku yang bilang seperti itu paman." Jawab Zoku yang sudah mengendalikan rasa takutnya sambil bermuka datar.

"Hei, aku baru berumur 17 tahun. Kau seharusnya sopan kepada yang lebih tua dari umurmu." Sambil menatap Zoku langsung ke matanya.

Isekai Jujutsu Kaisen [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang