Chapter 18

1.5K 249 3
                                    

Setelah Nanami keluar dari ruangan Zoku menatap laporan yang tadi Nanami berikan pada Satoru.

"Laporan tentang kerusakan dalam pertempuran itu?"

"Um, kerusakan yang di buat Suguru dan Yuta benar-benar besar."

"Bukankah kau juga membuat kerusakan besar di kota?" Gumam kecil Zoku.

Zoku yang mendengar itu menatap Satoru yang sedang duduk di kursinya dengan datar.

"Lalu tentang misimu, kenapa kamu memberikannya kepada Nanami-san? Bukannya itu tugasmu?"

"Karena Nanami berada dekat di tempat misiku, jadi aku memintanya untuk mengerjakannya. Aku malas ke sana sih."

Zoku hanya menghela napasnya mendengar ucapan Satoru. Lalu Zoku duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan itu.

"Kau tidak apa-apa?" Ucap Zoku.

"Tentang apa?"

"Getou-san. Bukankah kau yang mengeksekusinya?"

"..."

Satoru tak menjawabnya. Keheningan melanda di ruang itu. Zoku tahu kalau ini adalah topik yang sensitif, tapi tidak baik juga melihat Satoru yang sering memendam perasaannya sendiri seperti ini.

"Kau itu selalu saja memendam semuanya sendiri, apa kau tidak capek? Aku bahkan sudah capek dengan tingkahmu yang seperti ini. Itu tidak baik untuk kesehatan mentalmu tahu."

"Kenapa sih tidak jujur untuk sekali saja jika kau itu tidak baik-baik saja?"

"Aku juga pernah merasakannya kehilangan sahabat. Bukankah itu sangat menyakitkan?" Ucap Zoku sambil tersenyum sedih.

"Aku tahu kamu butuh waktu sendirian. Tapi jika kamu ingin bercerita, aku siap mendengarnya."

Dia pun berdiri sambil mengeluarkan beberapa permen dari sakunya dan pergi keluar dari ruangan itu meninggalkan Satoru.

"Ada pepatah yang bilang, jika kamu tidak melihat kesedihan dan penderitaan mu sendiri, maka suatu saat kamu akan hancur karena hal itu." Ucap Zoku di depan pintu keluar.

Zoku pun menutup pintu. Pergi meninggalkan Satoru yang duduk berdiam diri di ruangan itu.

.
.
.

Di dalam perjalanannya menuju gerbang dia melihat anak-anak sekolah jujutsu sedang berlatih di lapangan.

Melihat kesekelilingnya yang berwarna putih karena salju yang belum mencair sedikit membuat suasana hatinya sedikit membaik.

Dia ingat dulu bibi Hana pernah memberitahunya kalau dia lahir pada saat salju di bulan itu turun.

Kalau di ingat-ingat dia sudah lama tidak pergi ke rumahnya itu. Palingan pulang kesana hanya pada saat ayahnya memanggilnya oktober tahun lalu.

"Jadi kangen dengan bibi Hana. Biasanya saat aku berulang tahun, dia yang pertama kali memberikan selamat. Lalu dia memberikanku kue saat aku bangun pagi." Ucap Zoku sedikit tertawa mengingat kejadian dulu.

"Ah! Seharusnya tadi aku meminta 2 box eskrim kesukaanku bukan cuma 1 box saja. Atau kalau tidak membelikan makanan kesukaanku." Ucap Zoku sambil memegang kepalanya frustasi.

"Ano..."

Zoku yang mendengar ada seseorang berbicara dan merasakan energi kutukan yang sangat besar pun langsung menghentikan langkahnya lalu berbalik ke arah suara itu.

"Maaf, apa kamu siswa sekolah ini?" Ucap pria itu.

"Tidak. Ahh tapi calon siswa." Ucap Zoku datar.

"Yuta, mau sampai kapan kau berdiri bersama orang asing itu." Ucap seorang wanita berambut hijau di sana.

Isekai Jujutsu Kaisen [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang