Menyesal itu adalah apa yang Jaemin rasakan saat ini, bagaimana bisa dia tidak menyelesaikan novel yang ia baca saat itu?! Jaemin jadi tidak tahu bagaimana alur plot dari novelnya! Selain fakta dia mati lebih awal berkat dilempar ke kandang macan oleh suaminya sendiri.
Untungnya tidak sulit menilai watak dari Na Jaemin peran samping. Dia adalah orang yang keras kepala, pemberontak dan sangat kejam. Bahkan terhadap darah dagingnya sendiri, wajar jika anak kecil itu begitu takut terhadapnya walaupun bocah itu sebisa mungkin berusaha bersikap tenang.
"Tidak takut, Ahna" Jawab Jisung dengan gelisah.
Tersenyum, Jaemin kembali mengulurkan tangannya dan kali ini Jisung tidak mengindari tangan Jaemin. Membiarkan sisi wajahnya merasakan kehangatan tangan orang yang telah melahirkannya ke dunia ini.
"Kau ingin makan ice cream?" Tanya Jaemin, bola mata Jisung sedikit bersinar.
Yeri yang sejak awal merasakan keanehan melirik kepala pelayan sekaligus pelayan pribadi tuan muda Na. Wanita yang dibawa Jaemin dari kediaman Na itu tidak menunjukkan ekspresi yang berarti. Diam-diam Yeri merasa gelisah, dia kemudian berlutut didekat Jisung.
"Tuan muda Na... Tuan muda Jisung tidak diperbolehkan memakan makanan yang manis-manis dan dingin seperti ice cream"
Jaemin tidak melirik sekalipun, dia hanya terus menatap Jisung dengan penuh cinta. Tetapi, hatinya penuh kutukan. Wanita ini! Dia melarang putranya ini-itu, namun ketika dia mulai menyiksa anaknya. Dia diam mematung dan menonton tanpa keluhan sedikitpun.
Bukannya tidak tahu, suami tiraninyalah yang menyuruh demikian. Sengaja, biar semua terakulumulasi diakhir dengan bayaran penyiksaan bagi Jaemin sebelum kematian.
"Somi, siapkan dua mangkok ice cream" Seolah tidak mendengarkan Yeri, Jaemin memberi perintah yang bertentangan.
"Perintah tuanku"
* * *
Lee Jisung putra satu-satunya dari pemeran utama memiliki penampilan yang imut sekali. Sayang, tubuhnya terlalu kurus. Tidak ada lemak bayi yang menggemaskan di wajahnya. Namun, berkat itu penampilannya membangkitkan rasa kasihan yang ekstrem bagi siapapun yang melihatnya. Jika Jisung bukan berasal dari keluarga yang kaya raya, Jaemin yakin dia bocah itu pasti jarang dikasih makan. Tapi itu tidak mungkin, bagaimana bisa pemeran utama menelantarkan anaknya?.
Jaemin memejamkan matanya yang mulai memberat, beruntung hubungannya dengan pemeran utama tidak pernah akur sejak pertama. Dia tidak takut akan berbagi kamar bersama pria tiran itu. Lebih beruntungnya lagi, pemeran utama sedang dalam perjalanan bisnis ke luar negeri. Jadi, dia masih bisa memutar otak bagaimana cara menghadapinya kedepan.
* * *
Hari keempat di dunia antah berantah Jaemin terbangun dengan lingkaran hitam mengerikan dibwah matanya. Ekspresinya juga tidak benar membuat pelayan yang melayani semakin hati-hati takut tuan muda Na kembali seperti empat hari yang lalu. Si kejam yang suka menindas, satu-satunya orang yang tidak bisa ditindasnya adalah Jeon Somi yang kini tengah memilihkan apa-apa saja yang harus dikenakan Jaemin hari ini. Mulai dari pakaian sampai aroma parfum apa yang akan dipakai tuan mudanya.
"Kapan?" Suara serak Jaemin terdengar.
Somi mendongak, "Tuanku?"
Jaemin mendesah lelah, "Kapan suamiku kembali dari perjalanan bisnisnya?"
Jika kemarin Somi masih bisa menekan rasa penasarannya, sekarang tanpa sadar dirinya menaikan satu alisnya. Tuan mudanya salah minum obat?.
"Menjawab tuanku, dari apa yang didengar telinga bawahanmu ini. Tuan muda kedua Lee, apabila tidak menemui halangan apapun akan tiba sore ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mera
FanfictionJaemin cemberut, anak itu terlihat ragu memegang tangannya. "Apa yang kau takutkan aku masih ayahmu" Katanya merajuk. "Apa yang kau takutkan aku masih suamimu" Plaak "Pergi sana, dasar cabul!"