Kediaman tuan muda ketiga pagi ini cukup ramai, beberapa orang datang. Mereka mengaku mengirimkan hadiah pertunangan.
"Aku bukannya meragukan keluarga Na, dari semua hadiah mengapa piano? Apa dia tidak sadar, semua orang mencibirnya... Kepala pemuda itu memang tidak pernah beres." Tuan muda ketiga mengomel dihadapan asisten pribadinya.
"Andai dia tidak hamil duluan, bibi pasti membiarkannya masuk dengan mudah" Dengusnya lagi.
Asisten pribadinya diam, cerita masa lalu tuan muda Na dan tuan muda kedua memang bukan rahasia umum. Tetapi, semua orang pun tahu, yang paling bersikeras menikahi keluarga Na adalah keluarga Lee.
Kekurang ajaran tuan muda Na juga bisa dimaklumi.
"Tuan muda ketiga, anda diminta turun."
* * *
Tuan muda ketiga merasakan ada sesuatu yang salah tapi dia tahu apa itu, menggeleng pelan. Dia melanjutkan langkahnya meniti tangga.
"Tuan muda ketiga kami ada disini" Belum sampai dia sampai menginjakkan kaki ditangga terakhir kepala pelayan kediamannya sudah mengumumkan kedatangannya.
Tuan muda ketiga Lee melemparkan pandangannya pada seseorang yang berdiri membelakanginya.
Punggung itu...
Mengeryitkan keningnya, tuan muda ketiga baru saja akan mengeluarkan suara. Orang itu sudah berbalik.
Jantung tuan muda ketika serasa berhenti berdetak.
"Tuan muda ketiga, piano hadiah pertunangan anda sudah datang, tuan Mark Lee selaku pembuatnya" Kepala pelayan kediamannya bermaksud memperkenalkan tamu mereka.
"Oh... Ternyata itu dirimu..." Orang itu memandangi tuan muda ketiga penuh keterkejutan dan kekecewaan, "...Haechannie"
* * *
Lain kegiatan di kediaman tuan muda ketiga, lain pula kegiatan dikediaman nona muda Lee satu-satunya. Para pelayan panik tuan putri mereka memutuskan memasak sendiri. Berkacak pinggang Nancy memarahi asisten pribadi dan kepala pelayan rumahnya.
"Aku hanya sedang belajar memasak, mengapa kalian cerewet sekali sih"
"Nona Nancy"
"Ayolah, kakak ipar keduaku harus memakan makanan yang bergizi dan bernutrisi. Aku yakin kakak sepupu pasti tidak memperhatikan kesehatannya. Sudah dua kali dia sakit dalam sebulan"
Asisten pribadi dan kepala pelayan Nancy saling melirik. Nona mudanya sangat kesusahan menyembunyikan perasaannya. Walaupun hal tabu itu, mereka semua tidak berdaya. Setidaknya nona muda mereka tidak pernah melewati batas selama ini.
"Baiklah..." Binar kebahagian muncul dimata Nancy.
* * *
Suami kurang ajar!
"Andai dia bukan pemeran utama, sudah pasti kubuang ke kandang macan!" Kutuknya pagi-pagi.
"Aw! Sakitnya!" Jaemin mengelus kepalanya. Sepertinya ada benjolan sebesar bola kasti muncul dikepalanya.
Bukannya mendayung dilautan gairah cinta, Jeno justru mengecewakannya. Tiran itu segera melemparnya ke ranjang, Jaemin kira dia langsung di unboxing ternyata jauh harapan Jeno hanya menggodanya dan meninggalkannya disaat Jaemin sudah menginginkan untuk dicumbu.
"Aku sudah selayaknya orang mesum gara-gara setan itu" Jaemin kembali mengomel.
Tidak puas meninggalkan Jaemin yang tercengang. Jeno menendang pasangan hidupnya itu hingga kepalanya jatuh duluan ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mera
FanfictionJaemin cemberut, anak itu terlihat ragu memegang tangannya. "Apa yang kau takutkan aku masih ayahmu" Katanya merajuk. "Apa yang kau takutkan aku masih suamimu" Plaak "Pergi sana, dasar cabul!"