Haechan bukannya tidak tahu hubungan kakak sepupu dan iparnya berangsur-angsur membaik, belum lagi fakta Jaemin tengah bersama anak. Tetapi, dia masih kurang yakin pada iparnya itu. Bertahun-tahun mengembangkan kebencian terhadap Jeno lalu tidak ada angin ataupun hujan berubah menjadi orang baik dan peduli. Haechan tidak bisa bertanya dalam hati, apakah ada hal tersembunyi.
"Undanglah Lucas makan malam... Bibi sudah lama tidak melihatnya..." Pinta bibinya, Haechan mengangguk.
"Dia sibuk akhir-akhir ini" Haechan memberikan alasan.
"Dia jelas sibuk. Akhir tahun adalah pesta pernikahan kalian" Topik yang paling dihindarinya muncul kepermukaan. Haechan menekan rasa tidak nyaman dihatinya.
"Ya..."
* * *
Mata Jaemin berbinar-binar melihat hasil usg miliknya. Bayinya masih sangat mungil, hampir saja Jaemin mengenalinya sebagai kecebong. Bentuknya mirip tapi tidak menjijikan. Ditambah dia merasa terharu mendengar suara detak jantung bayinya untuk pertama kali.
"Dia terlihat mirip denganku" Jaemin berkaca-kaca.
"..."Jeno.
"Dia masih berbentuk janin kecil, belum tahu. Apakah seperti dirimu tau aku" Usai Jeno mengatakan kebenarannya. Jaemin kesal, dia melirik Jeno penuh permusuhan.
"Tidak! Dia terlihat mirip denganku! Tidak kah lihat kemiripan kami?!" Nada suara Jaemin meninggi.
Fokus Jeno buyar sebentar, dia kemudian menyentir dengan sebelah tangan. Tangan satunya lagi sibuk meraih tangan Jaemin.
"Iya-iya, mirip Ahna yang cantik"
Wajah kesal Jaemin berubah secepat kilat, dia malu sekaligus senang. Dibiarkannya Jeno menggenggam tangannya.
"Begitu dong Jen, jangan buta jadi orang"
Sekarang, Jeno yang merasa kesal bukan main.
* * *
Walaupun mengandung anak kedua, Jisung selalu menjadi yang utama. Jaemin membelikan banyak hadiah dan mainan membuat bocah itu terlonjak girang.
Cup
Jaemin yang tertawa melihat tingkah super menggemaskannya terkejut mendapat ciuman dipipi dari putranya.
"Aku mencintai Ahna"
Deg
Hampir saja air mata Jaemin lolos, "Ahna juga mencintaimu, nak"
Melihat pasangan Ahna-anaknya tengah saling mengumbar perasaan cinta, Jeno mengeryitkan keningnya. Ditatapnya Jaemin, perasaan aneh muncul dihati Jeno.
"Cinta ya?" Gumannya pelan.
* * *
Sesudah membersihkan diri, Jeongin mendatanginya dan mengabarkan diadakan makan malam dikediaman adik iparnya. Melihat bahkan Haechan memberikan setangkai bunga lily, dia mengerti makan malam ini cukup penting bagi adik iparnya.
"Minta Kim Yeri memberikan Jisung makan malam lebih awal. Anak itu tidak perlu ikut."
"Perintah tuanku"
Jeno yang ada di walk in closet menatap kosong deretan pakaiannya. Dia mendengar percakapan Jaemin dan asistennya. Butuh beberapa waktu baginya untuk keluar.
"Aku tidak melihat wanita, kemana perginya dia?" Jeno berjalan mendekati Jaemin. Dia melingkarkan tangannya ke pinggang ramping pasangan hidupnya, memaksa Jaemin menjadi lebih dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mera
FanfictionJaemin cemberut, anak itu terlihat ragu memegang tangannya. "Apa yang kau takutkan aku masih ayahmu" Katanya merajuk. "Apa yang kau takutkan aku masih suamimu" Plaak "Pergi sana, dasar cabul!"