Jaemin terus berjalan diikuti Somi dibelakang punggungnya. Pemikiran gelisah malam ini tidak bisa dia hentikan. Sampai tiba-tiba saja dia menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Somi. Ekspresi di wajahnya membuat Somi curiga.
"Why? Mengapa ini tidak terpikirkan sebelumnya?" Somi tidak tahu, apakah tuannya sedang bertanya padanya atau bertanya pada dirinya sendiri.
"Aku sampai disini karena menghabiskan malam dengan Jeno keparat itu." Mendengar sang tuan berbicara saja sudah mendatangkan firasat buruk.
"Somi, bukankah waktu itu aku dibius?"
Somi ragu-ragu mengangguk.
"Itu dia!"
* * *
"Aku bilang jangan mendekat!"
Jaemin berhenti mengikuti perintah suaminya, namun senyum diwajahnya tidak hilang. Dikepalanya dipenuhi pemikiran tentang menghabiskan malam ini. Dia pasrah mengumpankan tubuhnya demi nyawa.
Mengapa dia tidak kabur saja? Atau meminta cerai dan kembali ke keluarga Na?. Jaemin takut eksentensinya didunia ini hilang apabila dia melakukannya mengingat dirinya adalah peran figuran atau bisa dibilang batu loncatan agar kedua pemeran utama bisa bersama. Paling tidak dia berada disekitar Jeno agar dirinya bisa hidup walaupun dia juga harus berusaha menghindari bahaya dari peran utama.
"Siapa kau?"
Pertanyaan ini membuat Jaemin mengeryitkan kening.
Deg
"Apa maksud suami?" Dia bertanya takut-takut.
Onxy di depannya semakin menajam.
"Kau tahu jelas pertanyaan ku"
Membeku sesaat, Jaemin mencoba menetralkan kerja jantungnya yang berdegup keras.
"Tentu saja Na Jaemin... Pasangan hidupmu yang terkasih. Kau pikir aku siapa? Manusia dari dunia lain yang secara tidak sengaja menggantikan Na Jaeminmu sebelumnya?" Menyembunyikan kegugupannya, Jaemin bersidekap.
"Kau seseorang yang mirip dengannya..."
Jaemin ternganga, apa yang barusan Jeno katakan?
"Hah? Apa? Hahaa" Jaemin terkejut sekaligus merasa geli. "Aku tidak tahu imajinasi suami sangat tinggi." Mengabaikan tatapan membunuh pasangan hidupnya, Jaemin kembali mengambil langkah mendekati Jeno.
Dan tepat dihadapan pria itu dia berhenti.
"Kalau kau ragu... Kau bisa datang ke keluarga Na dan meminta mereka tes DNA denganku." Jaemin mengerling nakal.
"Baiklah kalau kau memang Jaemin... Mengapa kau berubah? Apa ini trik licikmu?"
Jaemin mengangkat tangannya dan tanpa diduga dia meraih kerah kemeja suaminya. Sekali sentakkan tubuh Jeno menjadi condong dan mukanya hampir menabrak wajah Ahna daripada putranya itu.
Menawan.
Dia tahu Jaemin memang sangat menawan apalagi dari jarak beberapa inci ini. Dapat Jeno rasakan pula hembusan napas hangat Jaemin menerpa kulit wajahnya.
"Berubah? Kau yakin? Ah... Apakah itu dirimu yang tidak pernah tahu bagaimana diriku sebeluumnya?" Bisik Jaemin, sebelum secara main-main meniup wajah suaminya.
"Ka-"
Tak
Bruukkk
Jeno baru saja akan berbicara namun tubuhnya didorong kuat oleh Jaemin dan mendarat diatas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mera
FanfictionJaemin cemberut, anak itu terlihat ragu memegang tangannya. "Apa yang kau takutkan aku masih ayahmu" Katanya merajuk. "Apa yang kau takutkan aku masih suamimu" Plaak "Pergi sana, dasar cabul!"