Pesta tahunan keluarga Kim tahun ini dihelat secara megah, semua orang menjadi tidak sabaran. Masing-masing diantara mereka mempersiapkan costum yang indah. Semua orang bersemangat terutama Jaemin. Dia tidak bosan menyeret Somi kesana-kemari, membantunya memilihkan costum yang tampak menarik.
"Aaaa Aku tidak sabar!" Jaemin puas telah memilih costumnya sendiri.
Malam nanti dia akan menghadiri pesta orang kaya! Biasanya dia hanya menonton di televisi tapi sekarang? Dia bisa menghadirinya langsung.
"Sayang Jisung tidak diperbolehkan ikut..." Dia cemberut.
* * *
Hari yang ditunggu Jaemin tiba. Dia sudah dibalut costum kuno bergaya eropa. Keluarga Kim juga rupanya cukup cerewet, mereka melarang pasangan dari setiap undangan tahu costum apa yang dikenakan pasangannya masing-masing serta mereka dilarang berangkat bersama dari rumah.
Jadilah Jaemin ditemani Somi yang sudah didandani berangkat terlebih dahulu meninggalkan Jeno. Sayang sekali, Somi dilarang masuk. Karena hanya Jaemin dan Jeno yang memiliki undangan. Dia hampir memaksa kalau saja Somi tidak menenangkannya.
Masalahnya Jaemin takut, tahu begini dia nekat berangkat bersama Jeno. Dia memang memiliki ingatan Na Jaemin terdahulu. Tetap saja itu tidak bisa dibandingkan oleh jiwanya yang asli yang tidak tahu apa-apa mengenai dunia ini.
Dan disinilah dia, duduk dipojokkan ruangan seorang diri dengan ditemani segelas es teh? atau jus apel? Warna kekuningannya begitu mencurigakan. Entahlah, Jaemin mengambilnya hanya karena ditawari pelayan.
Manik caramelnya menatap aula istana keluarga Kim yang sudah dibanjiri lautan manusia. Dia pernah membaca dari internet, keluarga Kim ini tidak ada apa-apanya dibanding keluarga Na dan Lee. Membuat Jaemin memikirkan semegah apa pesta tahunan keluarga itu?.
"Kenapa ingatan Jaemin tidak memunculkan hal-hal baik sih?" Gerutunya.
Matanya menangkap beberapa orang terlihat saling berbicara satu sama lain. Apakah mereka saling mengenal? Jaemin membenarkan topengnya dan mengendarkan lagi pandangannya.
Tidak sengaja manik caramel miliknya bertemu pandang dengan manik hazelnut yang tenang. Kening Jaemin mengeryit, dia bingung.
Bukankah keluarga Kim sudah jelas mencantumkan costum undangannya haruslah bergaya eropa klasik. Mengapa ada seorang pemuda(?) yang mengenakan suit modern seperti itu?.
Buru-buru Jaemin mengalihkan pandangannya, pemuda itu tampak tertarik dan berjalan mendekatinya.
"Bolehkan anda berdansa dengan saya?"
Jaemin ingin berpura-pura tidak mendengar, namun dia sudah melihat satu-dua orang meliriknya. Mau tak mau Jaemin mengalihkan pandangannya ke arah pemuda itu. Dia sebenarnya bisa menolak dan beralasan sudah memiliki pasangan dengan catatan apabila pesta yang dia hadiri adalah pesta formal. Sekarang, dia sendiri mau beralasan juga tidak bisa. Bukankah keluarga Kim melarang mereka mengetahui seperti apa dandanan pasangan hidup masing-masing.
Jika sampai terucap, dia pasti dituduh tidak menghormati keluarga Kim. Padahal pemuda didepannya juga jelas-jelas sudah melanggar aturan.
"Aku sedang menikmati minumanku..." Jaemin masih berupaya menolak.
"Setelah berdansa minuman anda jauh lebih enak" Pemuda itu tidak menyerah.
Jaemin menyunggingkan senyuman manis.
"Baiklah..." Diletakkannya gelas di atas meja. Tangannya menyambut uluran pemuda itu...
Keduanya berjalan ke lantai dansa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mera
FanfictionJaemin cemberut, anak itu terlihat ragu memegang tangannya. "Apa yang kau takutkan aku masih ayahmu" Katanya merajuk. "Apa yang kau takutkan aku masih suamimu" Plaak "Pergi sana, dasar cabul!"