Iva dan David

65 27 1
                                        

Brakk Brukk

Suara badan terbentur meja terdengar nyaring dalam bangunan yang sudah tak ditempati.
"Jadi lo yang ngeroyok anak buah gue" ujar haidar seraya memegang rahang lawannya agar melihat kearahnya.

"Ampun dar, gue cuma disuruh sama reyhan" jawabnya sambil meringis kesakitan darah sudah mengalir dimana mana. "Udah dang jangan dilanjutin bisa mati anak orang nanti" ujar david memegang pundak haidar, menariknya untuk menjauh dari lawannya.

"Bilangin sama ketua pengecut lo itu, kalo ada masalah sama gue maju hadepin gue" ujar haidar lalu meludah di sebelah musuhnya yang sudah terkapar tak berdaya.

Haidar dan inti aodra yang lain keluar dari bangunan tua tersebut lalu mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Setelah kejadian pengeroyokan kemaren haidar tak tinggal diam dia mencari informasi tentang siapa provokator dibalik tragedi kemaren. Setelah mendapat target haidar mencari orang tersebut dan menghajarnya habis habisan di gedung tua tadi.

***

Iva berbaring diatas kasurnya tadi dia ditelfon oleh temen temennya, mereka tidak jadi berkumpul karena ada kesibukan masing masing. Iva beranjak dari kasurnya dia ingin keluar rumah untuk membeli beberapa cemilan untuk dikamarnya.

Iva memarkirkan mobilnya di depan supermarket di dekat rumahnya. Dia berjalan menyusuri lorong yang berisi makanan, saat akan mengambil snack yang letaknya diatas rak iva mengulurkan tangannya karena rak tersebut lumayan tinggi. Tiba tiba tangan kekar dari belakangnya mengambil snack tersebut lalu meletakkannya di keranjangnya. Saat iva berbalik dia terkejut karena ternyata yang membantunya david, yang membuat iva makin terkejut karena kondisi wajah david yang bisa dibilang sedikit babak belur.

"Mau ambil apa lagi biar gue bantu" ujar david sembari melihat kearah keranjang iva.

"Muka lo kenapa? Kok gak diobatin bahaya tau ayo sini gue bantu obatin" ujar iva menarik refleks menarik tangan David. Iva berjalan kearah deretan obat mengambil alkohol, hansaplast dan kapas lalu dia menuju kasir untuk membayar belanjaannya.

Iva mengeluarkan beberapa barang dari kantong belanjaannya, iva dan david sedang duduk di depan supermarket tersebut. "Majuan dav, biar gue gampang ngobatinnya" ujar iva sambil menuangkan alkohol ke kapas. David memajukan kursi yang diduduki iva, membuat iva berdehem menetralkan detak jantungnya yang sedang berdisko karena jarak mereka yang cukup dekat.

"Ini gimana ceritanya dav? Muka lo sampek luka begini jadi tambah jelek" ujar iva matanya terus memperhatikan luka dibagian pelipis david. David terkekeh mendengar penuturan iva, itulah yang membuat dia makin tertarik dengan iva. Menurut david iva sangat berbeda dari yang lain dan hanya iva yang mengatakan david jelek saat banyak wanita yang rela berjerit memuji wajah david tampan.

"Lo cantik banget tau ra kalo dari deket gini" ujar david sambil memperhatikan wajah iva, iva menekan luka david "aduh pelan dong sakit" ujar david "ya lagian lo gue tanyain malah ngegombal" jawab iva menunjukkan wajah kesalnya.

"Biasalah masalah cowok jadi begini" ucap david saat iva selesai membersihkan luka di dahi david. "Gak bisa diselesaikan baik baik aja, lo gak bosen apa berantem mulu" ujar iva sambil menempelkan hansaplast ke pelipis david.

"Namanya juga cowok ra, kalo adu mulut kan cewek" jawab david.

"Tapi kan bisa diselesaikan dengan kepala dingin, dibicarain secara kekeluargaan cari jalan keluar bareng bareng" ujar iva lagi.

"Ngapain dibicarain secara kekeluargaan orang dia bukan keluarga gue" jawab david, iva memutar bola matanya malas dia lupa kalau sedang berhadapan dengan david yang super ngeselin.

"Yaudah gue mau balik dulu kalo gitu" ujar iva membersihkan sampah yang dia gunakan untuk membersihkan luka david tadi.

"Yaudah gue anterin ya kalo gitu" jawab david "gak usah gue bawa mobil sendiri kok" ujar iva seraya berdiri menunjuk mobilnya. "Gapapa gue kawal, takut ditengah jalan tiba tiba lo dibegal orang" ujar david lagi "yaudah deh terserah lo aja" iva pasrah karena dia tau david pasti akan memaksanya.

TABU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang