Part sebelumnya
"Saya tidak mau tau hari ini juga aodra harus bubar dan di saksikan semua murid disini" ujar pak basirun mengedarkan pandangan ke seluruh siswa yang berada dipinggir lapangan.
---
Haidar memandang pak basirun beberapa saat untuk memikirkan keputusan yang akan dia ambil. Haidar menoleh menghadap kearah teman temannya yang berada di belakangnya.
"Pak bisa kasih saya waktu buat cari bukti kalo memang ini bukan milik kami?" tanya haidar.
"Tidak haidar, bapak ingin masalah ini selesai hari ini juga" jawab pak basirun.
Haidar memutar tubuhnya menghadap kearah anggotanya yang berdiri disana. Seluruh anggota aodra nampak menunggu keputusan dari haidar.
Mereka berdoa agar aodra masih bisa dipertahankan, tapi apa bisa semua itu terjadi? Mereka kini hanya menunggu seorang ibu peri datang untuk membantu mereka.
"Mohon perhatiannya semua" ujar haidar, jantung seluruh anggota aodra berdetak kencang tak siap dengan apa yang akan mereka dengar sebentar lagi.
"Tunggu" ujar iva dari arah pinggir lapangan yang tepatnya berdiri di belakang mereka semua.
Iva maju melangkah membelah barisan anggota aodra, dan anggota aodra sedikit bergeser untuk memberi iva jalan.
Setelah sampai di depan pak basirun, iva melihat kearah david, haidar, keenan, arkan dan ferdian. Pipi ke 5 cowo itu sudah merah dan sudut bibir mereka sedikit mengeluarkan darah.
"Saya ada pertanyaan buat bapak" ujar iva memandang pak basirun yang lebih tinggi darinya.
"Kenapa bapak ngerasa yakin banget kalo barang itu milik mereka" ujar iva menunjuk barang bukti yang berada di meja.
"Ya jelas karena barang ini ada di tas mereka, mereka juga gak punya bukti kalo barang ini memang bukan milik mereka" jawab pak basirun.
"Udah lah va, gue tau david pacar lo tapi terima kenyataan aja kali" ujar kayla bendahara osis.
"Gak ada yang nyuru lo ngomong" ujar iva menunjuk kayla.
"Kalo misal saya ada bukti mereka gak bersalah gimana pak?" tanya iva tersenyum miring, iva kembali mengalihkan pandangannya menatap pak basirun.
"Sakit di balas maaf gak adil kan pak?" tanya iva lagi.
"Iva sudah nak jangan bikin nama kamu buruk di sekolah dengan membela anak bangor ini" ujar bu risma. Iva adalah murid kesayangan bu risma karena iva termasuk siswa yang pintar dan berbakat.
"Udah lah va gak usah sama david nanti nama lo keseret juga kalo ada apa apa" ujar bima membuat bu risma menganggukkan kepala setuju dengan penuturan bima.
"Dengerin ya bim" ujar iva.
"Bahkan disaat semua orang menjatuhkan david, gue bakalan jadi orang pertama yang tetep memeluk dia gimanapun nanti keadaannya" ujar iva memandang bima.
David tersenyum mendengar apa yang iva katakan. Kini david tau perasaan iva sama besarnya dengan perasaannya.
"Salto aja dap gapapa gue tontonin dari sini" bisik arkan pada david karena tau temannya pasti sedang salting.
"Kita liat aja sampe mana lo bakal ngedukung dia" ujar kayla tersenyum meremehkan kearah iva.
"Sebelumnya saya boleh tau bapak dapet info kalo ada siswa yang membawa benda ini dari siapa?" tanya iva.
"Saya dapat info dari bima dan Ilham" jawab pak basirun. Iva terkekeh pelan mendengar jawaban pak basirun.
Ferdian, arkan, keenan, david dan haidar saling melempar pandangan ternyata dugaan mereka benar. Dan yang membuat mereka semakin heran adalah kenapa iva terkekeh?

KAMU SEDANG MEMBACA
TABU (On Going)
Romance"Percaya sama gue ra"- David Maheswara "Apa yang harus gue percaya sedangkan keyakinan kita aja ga sama, apa yang lo harepin dari kisah ini?"- Ivalina Amora David Maheswara cowo tampan dan kaya dengan segala kelebihannya, siapa yang tak jatuh Cinta...