Perbedaan

75 30 1
                                    

Markas aodra sedang ricuh saat ini, karena salah satu anggota mereka di keroyok oleh anggota geng yang memang sudah menjadi musuh aodra The tiger.

Semenjak aodra didirikan, aodra tidak pernah sekalipun kalah dalam hal apapun balapan dan juga perkelahian mereka selalu menang. Hanya the tiger yang selalu mencari masalah dengan aodra, padahal geng motor lain malah menjalin hubungan dengan baik dengan aodra. Rayhan ketua the tiger selalu merasa iri dengan haidar karena dia selalu berada di bawah haidar disitulah mulai terjadi persaingan antara the tiger dan aodra.

"Dan gimana keadaan lo?" tanya david yang baru saja tiba di markas saat dihubungi oleh salah satu anggota aodra bahwa ada yang dikroyok dia langsung meluncur ke markas untuk melihat keadaan disana.

"Gapapa bang, anak anak tadi ada yang nyusul jadi gak parah banget luka gue" jawab dandi korban kroyok dari the tiger tersebut.

"Gimana udah ngehubungin haidar belom kalian?" tanya arkan menatap beberapa anggota aodra yang duduk di depannya.

"Udah bang katanya dia udah otw" jawab salah satu dari mereka. Arkan hanya menganggukkan kepalanya lalu mengambil minuman yang ada di tengah meja.

Tak lama setelah itu, terdengar suara mobil memasuki area markas aodra mobil yang sudah tak asing milik ketua mereka. Tempat yang mereka sebut markas ini awalnya adalah salah satu rumah peninggalan kakek haidar, namun karena tidak digunakan haidar menggunakannya sebagai markas aodra atas izin ayahnya. Rumah dengan 2 lantai tersebut digunakan untuk berkumpul bahkan ada yang menginap disana. Haidar selalu bilang pada semua anggotanya "Buat markas senyaman mungkin, karena markas ini adalah rumah ke 2 kita".

"Gimana siapa yang dikroyok?" tanya haidar saat baru saja memasuki markas tersebut.

"Dandi dang, kayanya mereka ga terima gara gara kemaren lo menang balapannya deh" jawab arkan yang duduk disofa ruang tamu. "Idang" adalah sebutan akrab untuk haidar, nama itu diberikan oleh adik david karena dia cadel akhirnya semua teman dekat haidar ikut memanggilnya dengan panggilan tersebut.

"Jangan gegabah, jangan ambil keputusan pas otak lo lagi panas bisa berakibat fatal" ujar ferdian tangannya terlipat didepan dada sambil melihat kearah haidar

"Bener kata ferdi dang, kita ikutin aja dulu gimana mau reyhan" ujar david.

"Iya bener, lo tenang aja dan kita bakal balas dendam tapi gak sekarang" ujar haidar pada dandi. Dandi hanya menganggukkan kepala "yaudah bang gue gabung sama anak anak di dalem ya" ujarnya serasa berdiri berjalan kearah ruang tengah. Menyisakan inti aodra yang duduk di ruang tamu.

"Kita harus lebih hati hati, reyhan itu licik" ujar ferdian menatap temennya satu per satu.

***

Iva duduk didepan meja rias, rambutnya dia kuncir kuda dengan beberapa anak rambut yang terjatuh bebas di wajah cantiknya. Iva memoleskan sedikit liptint dibibir pinknya, lalu dia menyemprotkan parfum kearah bajunya.

Iva menuruni tangga dengan bersenandung mengawali harinya dengan ceria. Dari lantai atas terlihat orang tuanya yang sudah duduk dimeja makan sedang menunggunya untuk bergabung.

"Selamat pagi mama dan papaa" ujar iva seraya menunjukkan senyum paling manis hingga matanya menyipit.

"Pagi juga anak kesayangan papa" ujar Andre papa iva yang sedang membaca koran sambil menikmati kopi susu buatan istri tercintanya.

"Pagi sayang, kamu mau sarapan nasi atau roti biar mama ambilin? " tanya rina mama iva.

"Aku roti aja ma" jawab iva. "Sayang kamu dapet tawaran photoshoot lagi ya, gimana kamu terima apa nggak? " tanya rina memulai pembicaraan agar tidak terlalu kaku.

TABU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang