Lebih Dekat

57 21 0
                                        





Hari ini iva sedang berada di perpustakaan mencari buku untuk materi yang tidak dia mengerti. "Cari apa?" ujar ilham yang melihat iva tengah kebingungan mencari buku.

"Cari buku paket fisika" ujar iva tanpa mengalihkan pandangannya dari jejeran buku di depannya. "Nih kemaren gue abis pinjem juga" ujar ilham menyodorkan buku yang iva cari.

"Oh iya makasih ya, kalo gitu gue duluan" ujar iva, saat sedang duduk di meja perpustakaan untuk mulai belajar, ilham tiba tiba duduk di depannya. Iva mengabaikan ilham dan mulai mengerjakan soal soal.

"Lo gak paham sama materi ini? Sini gue bantu" ujar ilham, iva ini tergolong murid yang pandai karena dirinya selalu masuk dalam 10 besar paralel kelas sedangkan ilham selalu menempati posisi 1 atau 2 dari kelas 10.

"Gimana udah paham" ujar Ilham setelah menjelaskan materi materi yang tak iva mengerti "gila ternyata gampang banget ya" ujar iva yang masih memperhatikan materi yang berhasil dia jawab.

"Iyalah, ada lagi gak yang lo ga paham biar gue bantu" ujar ilham pada iva, iva menggeleng "gue cuma gak paham ini doang yang lainnya udah paham" ujar iva.

"Yaudah makasih ya" ucap iva berdiri membereskan buku bukunya yang tergeletak di atas meja. Sebentar lagi jam istirahat dan iva akan menemui david untuk makan bersama karena tadi iva membuatkan david nasi goreng buatannya sendiri.

"Kelas lo kosong apa gimana?" tanya ilham "iya tadi gurunya cuma ngasih materi ini abis itu pergi, biasalah bu risma kalo ngajar kan emang gitu" jawab iva "gue duluan ya byee" ujar iva meninggalkan ilham.

Ilham memandang kepergian iva, ilham tak mengerti apa yang dia rasakan tiap kali berada di dekat iva. Yang ilham tau adalah dirinya selalu merasa nyaman saat berada di dekat gadis itu. Iva memang anak yang baik dan mudah berbaur ilham merasa gadis itu selalu berhasil mencuri perhatiannya.

***

Iva berjalan memasuki kantin, hari ini sekolah di hebohkan dengan kabar dikeluarkannya rani dari sekolah. Semua murid seakan senang seniornya itu dikeluarkan dari sekolah karena rani memang selalu membuat onar dan selalu seenaknya. Banyak siswa berterimakasih pada iva karena membantu membeberkan siapa rani yang sebenarnya.

Iva berjalan kearah meja inti aodra yang berada dipojok. Sebenarnya iva sedikit ragu karena meja tersebut penuh dengan laki laki. Saat sudah hampir sampai di meja inti aodra david terlebih dulu melihat kearahnya, laki laki tersebut tersenyum kearah iva. Senyum david yang selalu bisa membuat iva merasa dicintai oleh seseorang. David berdiri dari duduknya dan berjalan kearah iva.

"Kenapa ra?" tanya david saat sudah berada di depan iva. "Lo udah makan?" tanya iva pada david.

"Udah baru aja selesai makan bakso" ujar david menunjuk mangkuk bakso yang masih berada di mejanya.

"Yahh yaudah deh kalo gitu" ujar iva bibirnya melengkung kebawah tadinya dia ingin makan bersama david. Iva sudah membawa 2 bekal, 1 untuknya dan 1 untuk david. Iva sampai bangun lebih awal untuk menyiapkan nasi goreng itu.

"Kok sedih kenapa sih hm?" tanya david sedikit menundukkan badannya mensejejerkan wajahnya dengan iva karena tinggi iva hanya sebatas dagu david.

"Gue bawain lo bekal nasi goreng buatan gue sendiri, tapi lo udah makan jadi yaudah gue kasih anak anak aja" ujar iva dengan sedikit lesu.

"Kok gak bilang? Yaudah ayo makan ditaman belakang" ujar david menarik tangan iva, sebelumnya david mampir dulu untuk membeli minum.

"Lo yakin? Kalo kenyang udah gausah nanti yang ada lo sakit perut" ujar iva, mereka kini sudah berada di taman belakang sekolah. "Nggak tadi gue makan dikit kok baksonya sini mana bekalnya" ujar david mengambil tempat bekal yang berada dipangkuan iva.

TABU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang