Pembalasan

61 23 0
                                        




David menuruni anak tangga dirumahnya, david yang biasanya selalu dibangunkan oleh bundanya itu tiba tiba sudah rapi dengan pakaian sekolah padahal bundanya belum sempat membangunkannya. Anton yang baru saja mengambil koran menyipitkan matanya heran melihat anak pertamanya yang sudah rapi dan Wangi.

"Loh abang tumben udah rapi, biasanya jam segini baru bunda bangunin" ujar lia memandang anaknya yang duduk dimeja makan. Ntah hanya perasaan anton atau apa tapi david terlihat sedang bahagia pagi ini.

"Jangan nyengir mulu gigi kamu nanti kering" ujar anton lalu mengalihkan pandangannya pada koran.

"Abang bangun udah tadi bunda setengah 6" ujar david dengan nada bangga.

"Hah? Iyakah bang? Tumben bangun pagi biasanya kamu males bangun jam segitu" ujar lia mengoleskan selai pada roti untuk david.

"Palingan juga si abang belum ngerjain tugas sekolah bun mangkanya berangkat pagi ke sekolah biar bisa ngerjain tugasnya" ujar anton "yaampun gini bener punya ayah satu" ucap david memegang dada memandang kearah ayahnya.

"Selamat pagi dunia tipu tipu" ujar loli yang menuruni tangga dengan asisten rumah keluarga ini yang menuntunnya. Wajah loli sudah penuh dengan bedak khas bayi baru selesai mandi. Aroma minyak telon langsung menyeruak di area meja makan tersebut.

"Ajaran si arkan ni pasti sebleng begini" ujar david melihat kearah loli yang duduk didepannya.

"Nggak kok bang aku liat toktik" ujar loli menyauti abangnya.

"Tiktok bocil bukan toktik dasar" jawab david dia lalu memakan roti yang bundanya berikan.

Keluarga kecil maheswara tersebut lalu menikmati sarapan mereka dengan penuh kebahagiaan.

Dilain tempat pada waktu yang sama iva sudah siap dengan tas yang berada di bahunya. Hari ini iva menggunakan tas baru yang dia beli dari salah satu brand terkenal. Baju seragam yang iva gunakan hari ini roknya lebih pendek dari biasanya menampilkan sedikit paha mulusnya dan atasannya telihat pas dengan body tubuhnya. Iva menggunakan jaket jeans berwarna biru muda yang terlihat kebesaran dan jam tangan kecil berwarna hitam di tangan kirinya.

Iva duduk dimeja makan dia baru saja selesai sarapan. Iva memang tergolong anak dari keluarga berada namun dia selalu terbiasa memberesi piring makannya sendiri. Saat selesai meletakkan piringnya di dapur handphone iva berbunyi tanda notif masuk.

                           David Maheswara

-Gue udah di depan ni.

Iva membaca pesan tersebut lalu bangkit dari duduknya dan bergegas berjalan kearah gerbang rumahnya. Sebelumnya dia sudah bilang pada satpam dan sopirnya bahwa dia akan berangkat bersama temannya hari ini.

Iva melihat mobil david terparkir disana iva masuk di kursi penumpang samping pengemudi tersebut. Iva menampilkan senyumnya pada david. David yang melihat rok iva yang pendek makin terangkat karena posisi gadis tersebut duduk, dia lalu melepas jaketnya dan meletakkannya diatas paha iva sambil tersenyum.

"Ga seru kalo gue khilaf dihari pertama pendekatan" ujar david masi memperhatikan wajah iva, david duduk menyamping memperhatikan iva.

"Kok gak pake dasi? Sekarang kan upacara" ujar iva pada david.

"Gue bawak kok dasi cuma gak bisa makek aja nanti minta tolong arkan pakein disekolah" ujar david lalu membenarkan posisi duduknya.

"Kenapa harus arkan? Siniin dasinya biar gue aja yang bantu pakein" ujar iva, david langsung menoleh kearah iva. "Mana sini dasinya" ujar iva lagi.

TABU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang