Love

238 18 0
                                        

Ingatan Widuri mundur 10 tahun lalu. Dimana saat dirinya merasa jadi perempuan yang beruntung atas kehadiran Arkan.

Perempuan bertubuh tambung itu seketika menjadi artis mendadak sejak dirinya hadir disekolah itu. Apalagi saat pria yang menolongnya adalah primadona disekolah tersebut.

Urusan nama ejekan dirinya sama dengan nama hewan yang berbadan besar yaitu gajah cuman di tambah bersekolah jadi lebih lucu tapi, kata mereka.

Kenapa Widuri betah bersekolah? Padahal sebenarnya batinnya hancur. Tidak lain hanya ingin memberitahu kan bahwa dia akan baik-baik saja walau dengan cara terseok-seok.

"Eh, gajah sudah datang" ucap Raya salah satu teman kelas Widuri yang populer karena kecantikannya dan juga kekayaannya. "Kasih jalan donk, gajah mau jalan. Kasian jalannya kecil banget" tambahnya mengejek Widuri. Widuri hanya jalan menunduk.

"Uhh kasian banget. Sih gajah bersekolah" Kali ini Widuri tahu kalo suara ini dayang-dayangnya Raya. Bernama Vena.

"Hey, gajah apa kabar?" Langkah Widuri terhenti karena ada kaki orang yang terdapat didepannya. Bukannya mengangkat kepala. Widuri malah lebih menudukan kepalanya. "Lo budek" teriak orang yang berada di depan Widuri sambil mengangkat dagu Widuri agar wajahnya sejajar. "Berani banget sih gajah satu ini masuk disekolah kita. Hari ini ada yang punya usul ngga? Sih gajah di apain?" tanyanya pada teman-teman yang sedang duduk di atas kursi dan meja yang tidak jauh dari Widuri dan Sofia.

Semua orang sudah menertawakannya. "Fia gimana kalo suruh kekantin dulu ajah, lapar banget nih. Belum lagi mau masuk" teriak pria kemayu yang duduk jauh di belakang.

Semua orang berbalik melihat pria kemayu itu. " Oh tidak segampang itu forguso. Kalo kamu lapar sana kamu aja yang kekantin"

"Eh Fia, biarkan Widuri duduk. Dia kan baru masuk sekolah karena jatuh sakit lantaran kamu dan end geng" dua puluh orang penghuni kelas. Maka, ada satu atau dua yang selalu menolong dirinya. Mengenai Widuri yang jatuh sakit memang benar. Seminggu lalu dirinya di kerjain Raya dan end geng termasuk Fia. Untuk berhujan-hujan. Mengambil barang-barang yang dari lantai dua di buang ke lantai satu dalam keadaan hujan lebat. Sedangkan kondisi guru lagi rapat. Bukan Widuri namanya kalo dia tidak menurutin perintah itu. Walau dengan keadaan kedinginan dan juga kecapean.

"Sialan" umpat Fia yang sudah mengikis jarak wajahnya dengan Widuri "Kamu juga menyalahkan ku" tunjuk Fia pada dirinya. Sedangkan Widuri sudah mengelengkan kepalanya. Karena sesungguhnya dirinya. Tidak menyalahkan siapa pun melainkan menyalahkan dirinya seorang. Bahwa bagaimana pun dirinya selemah itu tidak dapat melawan pembullyan.

Sudah sebulan Widuri bersekolah. Namun, dalam sebulan itu ada satu minggu waktu dirinya di rawat dirumah sakit. Lantaran pembullyan itu. Gimana tanggapan mamanya tentu melarang lagi Widuri bersekolah. Tapi, Widuri membuat alasan kalo kejadian dirinya sakit adalah ulahnya yang pulang mandi-mandi hujan. Mamanya yang tahu gimana Widuri atau anak semata wayangnya yang berusaha bersosialisi pada semua orang dan dirinya tentunya mendukung dan menyemangati agar kuat. Walau sebenarnya tidak ikhlas dan takut kalo Widuri di bully lagi.

"Fia ada guru" satu murid yang baru masuk tiba-tiba berteriak bilang ada guru.

"Sana kamu" usir Fia ke Widuri. Widuri merasa sangat lega karena tidak terjadi bencana apapun lagi. Widuri melangkah ketempat duduk bagian sudut dibelakang sekalih. Tentunya tidak ada orang yang mau duduk di dekatnya. Karena jijik melihat tubuh Widuri dan wajahnya yang tidak masuk standard kecantikan kata orang-orang. Sedangkan Widuri merasa aman-aman saja. Walau tidak punya teman satu pun dalam kelas ini.

Gerasak-gerusuk sudah terjadi. Karena guru yang di infokan hadir memang masuk. "Selamat pagi" ibu Aini yang selaku guru Bahasa inggris dan juga sebagai wali kelas dari kelas 12 A Unggulan menyapa. Serempak sekelas menyebutkan selamat pagi pula "Apa ada yang tahu. Kalo hari ini ada apa?" Pertanyaan ibu Aini.

"Ada apa bu?" Tanya satu siswa di antara dua puluh orang yang ada di dalam ruangan ini. Semua juga kembali bertanya entah bertanya keteman bangkunya atau bertanya ke ibu Aini. Sedangkan Widuri ditempatnya hanya diam sambil tunduk membaca bukunya.

"Tunggu dulu yah. Ibu panggil dulu" ibu Aini menenangkan keriucuan dibuatnya dengan cara keluar kelas. Dan tidak lama ibu Aini datang dengan membawah piala besar di pelukannya.

"Wow piala siapa tuh bu?"

"Dalam rangka menang apa bu?"

"Pialanya bisa buat ngaca deh" deretan pertanyaan hadir. Yang membuat ibu Aini tambah tersenyum lebar.

"Kalian diam dulu. Hitung satu sampai tiga, semua pertanyaan kalian akan terjawab. Oke?" Ibu Aini kembali bersuara "Satu, Dua, ti-gaaa" dari arah pintu hadir lah Arkan dengan muka coolnya. Selalu seperti itu tanpa ekspresi apapun.

"Astaga pasti kemenangan Arkan lomba debat Bahasa inggris nih lasti" ucap satu siswa lagi yang menebak sedangkan siswa lain juga begitu. Arkan hanya pergi mencari tempat duduk yang kosong. Lantaran baru tiga hari kursinya sudah ditempatin siswa lain. Arkan tidak ingin pusing dan melihat kursi kosong di ujung dengan Widuri berada disamping kursi kosong itu. Maka, tanpa pikir panjang Arkan ke kursi kosong.

"Sana kamu pindah. Arkan duduk sini aja" ucap Raya mendorong teman sebangkunnya agar Arkan duduk dengannya. Begitu pun siswa perempuan yang lain. Tapi, langkah Arkan tertujuh pada kursi kosong tepat di samping Widuri.

Tanpa berbicara pun. Arkan duduk. "Yah udah. Arkan duduk dengan Widuri aja" ucap ibu Aini. Siswa lain. Semua protes membuat telingah ibu Aini sedikit jengah. "Kalian berhenti bersuara atau kalian keluar dari kelas ibu" ancam ibu Aini yang di patuhi oleh siswa yang berada diruangan. Walau masih ada terdengar ocehan tapi, tidak seperti ribut saat Arkan memilih duduk dengan Widuri. "Sekarang buka buku kalian halaman 101. Coba lihat teks pada buku itu lalu kita diskusi---"

Kalimat panjang lebar yang ibu Aini suarakan. Tidak di dengar Arkan lagi karena memilih untuk menyadarkan kepalanya pada meja dan menutup matanya. Tertidur Arkan lakukan dengan menghadapkan wajahnya tepat kewajah Widuri. Widuri sempat mencuri-curi lihat wajah Arkan dalam keadaan tidur. Terpesona, terlove atau apapun itu. Widuri benar-benar jatuh sedalam-dalamnya pada pria di sampingnya. Tapi, disisi lain dirinya sadar, kalo Arkan dan dirinya antara langit dan bumi. Sih pria primadona dan gajah bersekolah hanya cerita yang ada di khayalan bukan nyata.

Mata Arkan terbuka dan pandangannya bertemu dengan Widuri. Widuri lantas membuang muka lalu mencoba memperhatikan kedepan papan tulis melihat ibu Aini berbicara.

Arkan sempat terpaku menatap Widuri dan memperhatikan gerak-geriknya. Sebelum kembali dirinya merogok tasnya mencari headset untuk di pakainya. 

Awalnya di pasangnya di kedua telingah nya sebelum akhirnya kembali merebakan kepalanya. Pandangannya tertujuh pada Widuri. Bagaimana Widuri mencoba fokus kedepan. Walau sebenarnya dirinya masih sempat curi-curi lihat ke Arkan.

Arkan membuka headsetnya pada telingah kanannya lalu di pasangnya di telinga Widuri. Widuri pertama menegang dan berbalik mencari apa yang terjadi. Ayalnya mata Arkan membuatnya luluh bukan main. Tidak lama suara Justin Bieber yang menyanyikan lagu yang berjudul love yourself mengalung indah di telingah Widuri. Headset tanpa kabel membuat semua orang tidak tahu. Kalo Widuri dan Arkan, mendengar musik yang sama. Karena itu akan membuat seruang ini gempar.

Lantaran gajah bersekolah dengan pria tampan dan juga berprestasi lebih dekat.

Widuri selalu tersenyum sembunyi. Karena bagaimanapun ini adalah hal pertama yang di terima dari cowo. Apalagi cowo itu tidak menganggapnya buruk seperti yang lain. Jantung Widuri berdisko, badan Widuri kaku dan suhu tubuhnya naik itu semua karena Arkan. Sedangkan Arkan tidak tahu. Apa yang dibuatnya, tapi, selama tiga hari dirinya mengikuti lomba. Pikirannya hanya tertujuh pada perempuan bertubuh tambung ini. Ada ketakutan entah terhadap apa yang jelas saat dirinya tidak bisa berada di samping Widuri. Melindungnya dari bullyan juga selalu ada di kepalanya. Karena bagaimanapun dirinya tahu, kalo Widuri tidak menginginkan lahir seperti itu tapi, bagaimana lagi itu sebuah takdir. Pikir Arkan.

****

Mamuju, 10 Maret 2022

Polemik size (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang