Kedua

266 17 0
                                        

"Yang, bangun. Perut aku sakit" Widuri mengoyangkan badan Arkan yang tertidur pulas. "Yang" lagi untuk beberapa kalinya di panggilnya. Tapi memang dasarnya tidur mati. Maka, Widuri dengan ide gilanya. Mengigit lengan Arkan.

Reflek mata Arkan terbuka. Yang tadi ingin marah lantaran tidurnya terganggu namun, melihat wajah istrinya yang kesakitan membuat Arkan menjadi khawatir. "Sayang kamu kenapa?"

Widuri sudah tidak kuat menjawab melainkan hanya diam dan meringis memegang perutnya. "Perut kamu sakit. Mau kedokter?" Widuri mengelengkan kepalanya. "Lalu bagaimana? Kamu kesakitan" putus asa Arkan berucap. "Sayang. Aku coba usap yah"

Kali ini Widuri menganggukkan kepalanya. Arkan mencoba fokus untuk mengusap perut Widuri tidak berapa lama mata Widuri sayup-sayup seakan ditiup angin dan akhirnya tertutup sempurna.

Ada kelegaan yang dirasakan Arkan. Karena buah hatinya sudah bertumbuh dalam tubuh Widuri yang membuat Arkan sedikit kualahan. Bagaimanapun ini calon anaknya yang kedua setelah pertama pergi tanpa pamit kepadanya.

Nafas yang teratur Widuri adalah hal yang di impi-impikan Arkan saat ini. Bagaimana tidak Arkan akan tetap stay cool menjaga 1×24 jam mengenai keluhan bumil (ibu hamil) yang tertidur pulas di depannya.

Rasa bahagia melambung tinggi yang Arkan rasakan. Pencarian dan juga penantiannya berbuah manis. Jika saja Widuri tidak menerima nya. Maka, Arkan tidak menikah seumur hidupnya. Kesalahan terbesar dirinya adalah mengambil kesucian dan juga menjadikan Widuri tempat menghadirkan calon anaknya. Sialnya, dirinya tidak bertanggung jawab. Melainkan mendiaminnya membuat pikiran berlebihan hadir di otak Widuri.

Sepuluh tahun bukan hal mudah di lewatin. Banyak hal yang hampir membuat Arkan berbalik arah tapi, sayangnya keyakinannya mengenai kehadiran Widuri dalam hidupnya lagi kiang surut.

Semacam kaset rusak yang terputar terus-menerus. Arkan sampai tidak bergairah mengenai hidupnya tanpa tahu bahwa Widuri sudah tiada atau bagaimana. Widuri adalah sentral hidupnya saat cobaan menghampirinya, otaknya hanya berpikir ke Widuri.

Sejak Widuri masuk di kelasnya. Ada magnet yang menarik dirinya untuk tetap memperhatikan apapun yang Widuri lakukan dengan keadaan sendiri yang tanpa punya teman. Di jadikan pesuruh, menurut Arkan adalah hal bodoh yang Widuri lakukan. Arkan menanyakan hal bodoh itu tapi, tidak ada jawaban yang di dapatnya.

Wajar bukan. Jika Arkan menganggap Widuri Bodoh. Karena hanya orang bodoh yang mau melakukan itu. Tapi, di balik itu Arkan tahu betul bahwa Widuri tidak menginginkan ini dalam hidupnya. Namun, Arkan juga hanya manusia biasa yang punya rasa kasian.

Ada beberapa gerakan Widuri membuat Arkan sedikit khawatir takut jika gerakan itu membuat Widuri terbangun.

"Sshtt" usapnya lagi pada perut Widuri. Agar Widuri kembali pulas hilang di balik alam sadarnya. Apa yang terjadi pada Widuri adalah sebuah kesalahannya, walau di ulang sampai kapan pun kesalahannya tetap lebih besar dari siapapun dimuka bumi ini. Jadi tidak ada kata untuk menebus melainkan ingin tetap bersama walau dalam suka ataupun duka. Arkan tahu, kalo dirinya tidak pantas meminta Widuri untuk stay dalam hidupnya. Tapi, jika waktu di putar pun Arkan ingin dipertemukan dengan Widuri dengan seperti ini ataupun dengan pertemuan-pertemuan yang lain.

Ponselnya berbunyi di jam sepertiga malam. Bukan sebuah panggilan masuk melainkan alarm. Arkan yang kaget dengan suara ponsel itu lebih kaget lagi saat melihat pengingat alarm yang bertulis.

'I love you dad'

Bukan tepat jam 12 malam pergantian tahun papanya. Tapi jam 3, Arkan sempat bingung. Namun, sialnya Widuri tidur dalam keadaan tersedu-sedu menangis. Arkan tahu jika Widuri dalam keadaan tidur lantaran dirinya sempat mengecek dengan cara memukul bahunya secara perlahan sambil memanggilnya tentunya untuk membangunkannya.

Arkan sudah mendengar kisah papa Widuri. Tentunya dari mama Widuri. Sosok orang tua yang selalu di cari Widuri dalam keadaan apapun. Tapi, sayangnya saat Widuri terbangun papanya sudah tiada di rumah.

Widuri hancur sehancurnya. Menangisih kepergian papanya. Tapi, tahun-tahun terlewati kepulangan papanya hanya semu pada akhirnya.
Memilih jadi orang tertutup bukan hal mudah bagi Widuri kata mama Widuri. Tapi, semua terlewati pada akhirnya.

Arkan hadir bukan membantu malahan memperparah luka itu ternyata.

Entah sepuluh tahun itu pengobatan yang Widuri lakukan atau hanya sebuah pelariannya. Arkan sadar bahwa kesuksesan pada Widuri adalah sebuah hal yang patut di beri apresiasi. Mulai dari bentuk tubuh yang berubah sampai wajah dan tentunya sebuah penghasilan yang sangat luar biasa di bandingkan dirinya.

Arkan menatap wajah Widuri dalam keadaan tidak baik-baik saja. Bermula dari 10 tahun lalu dimana semuanya terukir.

Hari ini semuanya sudah berjalan sesuai pada akhirnya. Mimpinya untuk hidup bersama Widuri terwujud dan tentunya 3 bulan dari pernikahan dirinya kembali di percaya memiliki buah hati.

Arkan bukan tidak menginginkan kepercayaan itu kembali di berikan padanya. Tapi, yang Arkan lakukan membiarkan apapun yang Allah rencanakan untuk dirinya. Walau harus menunggu seumur hidup untuk di percaya kembali. Arkan tidak mengapa, dirinya hanya ingin bersama Widuri dalam hal apapun.

Sayup-sayup Arkan sudah menutup matanya. Membiarkan pikirannya melalang buana hingga akhirnya kembali datang dan terlelap di bawah alam sadarnya.

***

Hanya beberapa jam mata Arkan tertutup. Lantas terbuka lagi lantaran tidur Widuri yang tidak tenang. "Sayang" suara paruh Widuri membuat Arkan membuka matanya menatap wajah cantik Widuri di pagi hari. "Maaf"

Arkan juga harus berterima kasih terhadap sang pencipta yang memberikan takdir seindah ini padanya. "Hmm" guma Arkan menjawab panggilan Widuri lalu alisnya naik saat mendengar kata maaf terucap dari mulut istrinya.

"Maaf, Karena buat kamu selalu bangun di malam hari. Karena aku bangunin ---" Arkan menghentikan ucapan Widuri dengan cara menciumnya. "Astaga" pekik Widuri di saat ada kesempetan untuk berbicara dengan memukul dada Arkan dengan kesel. Bagaimanapun ini adalah pagi hari dimana dirinya belum sikat gigi. Tarikan pada pinggang nya juga menyentak kedekatannya lebih intens. "Arkan" panggilnya dengan geram. Arkan tentu tahu kalo namanya sudah tersebut dari mulut Widuri maka, tamatlah dirinya.

"Oke-oke, makasih sayang" pada akhirnya Arkan menyerah. Merelahkan bibir manis Widuri yang menjadi candunya terlepas.

"Dasar mesum" cibir Widuri lalu membalikan badannya untuk membelakangi Arkan. Tapi, sialnya Arkan memeluk Widuri dengan keras agar tahanannya tidak terlepas. "Lepas, ngga?" Tantang Widuri.

Arkan tersenyum menanggapi tantangan Widuri. "Kalo ngga Lepas memang kenapa?"

"Oh, sekarang sudah melawan yah? Memang kamu yakin? Kalo aku lakuin"

Arkan tertawa dan mencium wajah Widuri secara keseluruhan. "Takut sih. Tapi, gimana yah" gurau Arkan. Membuat Widuri tersenyum.

Widuri tahu bahwa dirinya akan tetap mencintai pria yang ada di depannya sampai kapan pun. Buktinya sudah sepuluh tahun berlalu dan sialnya dirinya tetap menerima Arkan walau dengan kondisi apapun.

Setelah semua yang terjadi. Ada kado indah yang di dapatnya lagi untuk kedua kalinya. Sebuah nyawa yang bertempat tinggal di tubuhnya. Membuatnya haru karena selang 3 bulan setelah pernikahan usai di gelar dirinya mendapatkan kepercayaan besar lagi.

Terimakasih pun tidak akan cukup di ucapnya kepada sang pencipta. Karena ini merupakan skenario terbaik dalam hidupnya. Benar kata orang bahwa sesudah hujan akan muncul pelangi dan hidupnya seperti itu pula. Walau harus 10 tahun lamanya namun bayarannya konstan masa ini. Masa dimana dirinya menemukan tempat pulang.

****

Mamuju, 07 April 2022

Polemik size (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang