Yuk kritik juga saran yuk, membantu author semangat mengerjakan chapter selanjutnya🥰
Selamat membaca 😄
~~~~
Winter duduk di depan ruang konseling fakultasnya. Winter terdiam sambil menatap lurus kedepan.
Karina terkena masalah karena dirinya, dan Karina yang tidak bisa menahan emosinya. Namun ada satu hal yang mengganjal di hatinya...
"Aww dingin! Ning, apaasih!" kesal Winter menepuk bahu Ningning pelan dengan kesal saat sahabatnya itu menempelkan minuman dingin di pipinya.
"Hehe abisnya bengong ae, tenang aja ayang mbeb, kang mas Jimin lu gapapa kok Win" goda Ningning menyodorkan minuman ketangan Winter.
"Sembarangan! lu juga dari kantin sama siap-eh halo kak" sapa Winter menoleh dan mendapati Giselle yang sudah berdiri di sebelah bangku tempat dirinya dan Ningning.
"Tenang aja, Jimin tuh pinter negosiasi, juga gue denger semua dari Ningning, elu berdua gasalah. Kak Seulgi itu adil, jadi pasti Jimin gapapa" celetuk Giselle.
Winter menganggukan kepalanya berusaha yakin bahwa Karina akan baik baik saja.
Namun ada satu hal yang mengganjal di pikirannya membuat dirinya kembali menoleh pada Giselle yang saat ini hanya berdiri di sebelah Ningning.
"Maaf kak, saya mau tanya boleh?" tanya Winter pada Giselle.
"Oh, mau tanya apa?" simak Giselle.
"Saya tadi waktu kak Jimin ribut, saya denger nama Lami. Itu siapanya kak Jimin ya?" tanya Winter.
Ningning yang mendengar itu ikut tersadar lalu menatap Giselle menanti jawaban dari laki laki yang terdiam dengan ekspresi bingung.
Lebih tepatnya bingung harus menjelaskan seperti apa...
"Maaf banget, bukan hak gue buat cerita soal Lami. Winter, lu percaya kan kalau Jimin itu serius sama lo?" ucap Giselle.
Winter hanya mengangguk kecil.
"Gue sih saran, kalau lu penasaran sebaiknya lu bicarain baik baik sama Jimin. Kalian pasangan walau masih dalam masa pendekatan, sebaiknya lu tau soal Jimin juga, manfaatin momen ini. Tapi pelan pelan, kasih waktu kalau dia belum siap bicara" saran Giselle.
Winter kembali mengangguk pelan dan bibirnya bergerak mengucapkan terimakasih pada laki laki di sebelah Ningning itu.
"Apa Lami itu seseorang yang penting ya? apa kak Jimin belum selesai sama seseorang dimasa lalunya?"
Winter membatin, ketakutan kembali melanda hatinya. Apakah keputusannya membiarkan Karina mendekatinya tepat?
Bagaimana jika ternyata Karina belum selesai dengan masa lalunya dan meninggalkan Winter suatu hari?
Banyak hal yang ia takutkan, namun keberanuannya tidaklah kuat. Ia terlalu takut pada apapun, berhujung stress dan lagi lagi...
Ia menderita...
Cklek!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Different
FanfictionI Will Love You Different, Just The Way You Are... Update pasti.. Senin Rabu Jumat Minggu Kadang update setiap hari.. (Gender Bender) Kartop WinBot