Jam menunjukkan pukul dua lewat dini hari, seorang pria masih duduk di tepi ranjang seorang gadis kecil sambil menggenggam tangan kecil gadis itu.
Dirinya sesekali menatap kebelakang dimana seorang wanita terlihat tertidur dengan pulas.
Pria itu tentu tersenyum, dirinya dapat menjadi sandaran bagi wanita itu. Selama ini dirinya merasa bahwa dirinya hampa, apapun yang ia miliki selalu dirampas.
Ayahnya, mantan kekasihnya, kehidupan bahagianya. Semuanya terampas...
"Om"
Suara anak kecil membuat lamunan Karina terhenti dan beralih menatap gadis kecilnya.
"Iya sayang?" bisik lembut pelan Karina pada Yeoreum yang terbangun.
"Yeoreum haus om" ucap anak itu.
Karina langsung mengambil gelas berisi jus jambu yang ia beli sebelumnya di kantin rumah sakit. Ia dengar jus jambu baik untuk penderita demam berdarah.
"Pelan pelan ya, kalau Yeoreum rasa gaenak bilang ya" ucap Karina sambil membantu Yeoreum bangun dan minum dengan sedotan.
Gadis itu minum sedikit lalu kembali berbaring tidur.
Karina tersenyum saat gadis kecil itu dengan mudah kembali tertidur dengan nafas halusnya, pria itu usap puncak kepala putrinya hingga sebuah lengan memeluk lehernya dan menopang dagu di pundak Karina.
"Hey sayang, kamu kebangun ya? maaf ya kamu jadi kebangun" bisik Karina mengusap lengan yang ia tau adalah milik kekasihnya.
"Kamu gak tidur? udah mau jam 3 pagi loh, kamu kemaren bangun pagi, capek kesana kemari urus Yeoreum" ucap Winter dengan suara serak bangun tidurnya.
"Kita bisa gantian sayang, siang aku bisa tidur sebentar" ucap Karina.
"Nooooo" geleng Winter mengeratkan pelukannya.
"Kalau siang pasti ada aja alasan kamu gak tidur, pasti kamu sibuk kesana kemari urus Yeoreum, nooo kamu harus tidur" rengek kecil Winter.
"Sayang, i'll be fine. Kamu tidur ya, biar aku yang jagain Yeoreum"
"Nooo, sleep with me" rengek Winter lagi.
"Sayang.."
"Sleep with me, Jimin" rengek Winter kembali.
Karina akhirnya mengangguk dan dengan segera Winter menarik Karina menuju sofa yang cukup besar di rumah sakit itu.
Karina hanya berdiri canggung saat keduanya sampai di sofa, tentu saja dirinya berfikir bagaiamana cara mereka agar muat berdua dan bisa menjaga jarak agar kekasihnya itu tidak merasa tidak nyaman.
"Kamu tidur!" suruh Winter.
"Terus kam-"
"Tidur cepeeet" rengek Winter membuat Karina akhirnya mau tidak mau merebahkan tubuhnya di sofa itu.
Pria itu merebahkan diri sambil mengukur dan memberi jarak pada Winter, namun pria itu terkejut saat Winter yang biasanya menjaga jarak itu tiba tiba merangkak di atasnya dan ikut berbaring di sebelahnya, memeluk erat dirinya.
"Kamu gapapa kalau harus tidur meluk aku? apa boleh aku balik meluk kamu waktu tidur?" tanya Karina pada Winter.
"Aku mau dipeluk, dingin" ucap Winter.
Karina tersenyum lebar lalu membenarkan posisi mereka agar mereka sama sama nyaman. Pria itu peluk kekasihnya erat memastikan wanita itu aman dan hangat.
°°°
Sekitar pukul sebelas siang, Winter baru selesai membersihkan tubuh Yeoreum yang ia lap dengan air hangat.
Ia letakan baskom kala perawat datang untuk memeriksa infus.
"Selamat siang ibu, selamat siang adik" sapa perawat lalu perawat itu menatap sekitar dan mendapati Karina masih lanjut tertidur.
"Siang suster"
"Iya, oh suami sedang tidur. Saya akan berbicara lebih pelan lagi ya" ucap sang suster lalu bergerak menuju infus.
Winter tersenyum mendengar kata suami dari perawat itu hingga pekerjaan perawat itu selesai dan perawat itu pamit keluar.
"Harusnya kamu bangunin aku waktu ada suster, jadi suster nya gak harus diem diem gitu" suara serak baru bangun terdengar.
"Udah bangun? mau makan?" tanya Winter mendekati Karina.
"Aku mau bersih bersih dulu, sekalian mau cukuran. Aku udah di sangka bapak bapak haha" ucap Karina.
Winter duduk di sebelah Karina dan mengusap rahang Karina yang di tumbuhi bulu halus itu.
"Kamu keliatan lebih dewasa punga ini" ucap Winter mengusap bulu halus di rahang Karina.
"Harus aku cukur? yes or no?" tanya Karina yang berakhir gelengan kepala dari Winter.
"Gajadi cukuran kalau gitu.."
"Because my wife likes it" ucap Karina beranjak dari duduknya lalu menuju kamar mandi untuk bersih bersih menyisakan Winter yang memerah.
°°°
Setelah mandi dan makan, Karina kembali menjaga Yeoreum yang tertidur. Winter terlihat mendapatkan tidur siangnya karena ia bangun pagi untuk menjaga Yeoreum.
Karina kembali menggenggam erat tangan putrinya itu hingga tiba tiba ia merasakan putrinya yang mulai merengek.
"Om.."
"Iya? Yeoreum mau apa?"
"Gaenak perutnya om" rengek Yeoreum.
"Gaenak? mau om usap? om gosok pakai minyak ya?" ucap Karina menawarkan namun anak itu langsung beranjak dan..
Hoekkkk!
Yeoreum kembali muntah dan kali ini mengenai celana yang di kenakan Karina.
Yeoreum langsung menangis keras merasa bersalah pada Karina, namun pria itu malah menepuk punggung Yeoreum pelan membantu Yeoreum memuntahkan isi perutnya.
"Gapapa, gapapa kalau gaenak muntahin gapapa" ucap Karina hingga Winter yang terbangun langsung memanggil dokter.
°°°
Karina keluar dari kamar mandi, saat Yeoreum menangis keras. Pria itu lempar celana kotornya ke sembarang arah langsung berlari menuju putrinya.
"Pak, tolong pegangi putri anda! Putri anda akan kami suntik agar sistem imunnya semakin kuat" suruh dokter pada Karina.
"Saya dok?"
"Iya benar, ayah tolong pegangi agar putri anda tidak banyak bergerak saat akan kami suntik"
Karina langsung memeluk Yeoreum erat, pria itu dekap Yeoreum yang semakin menangis kencang kala dinginnya alkohol mengenai kulitnya.
"Yeoreum-ah, jangan takut. Ini biar Yeoreum cepet sembuh, ya?jangan takut, Yeoreum-ah. Papa disini..."
Winter yang mendengar ucapan Karina menoleh menatap pria itu.
"Papa disini, papa tidak akan melepaskan Yeoreum...papa disini, jagain Yeoreum..."ucap Karina hingga teriakan cukup keras dari Yeoreum yang merasakan jarum menusuk kulitnya...
~~~
To be continued...
Thank you for reading, jangan lupa vote comments, kritik dan saran😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Different
FanfictionI Will Love You Different, Just The Way You Are... Update pasti.. Senin Rabu Jumat Minggu Kadang update setiap hari.. (Gender Bender) Kartop WinBot