"Aku gak akan segan segan menyakiti kamu, mengerti?"
Lami terdiam menatap Karina yang membentak dirinya untuk pertama kalinya.
Pria itu tidak membentak dirinya, bahkan tidak pernah. Bahkan pada ibu tiri yang mengambil semua darinya, Karina tidak pernah membentak.
"Jimin..aku cinta sama kamu" ucap Lami desperate.
"No! kamu obsesi!" sangkal Karina.
"Jimin..aku bakal berjuang sekarang, aku bakal lepasin dia, aku bakal berjuang untuk kita lagi, ayo ulang semuanya sama sama" ucap Lami mengulurkan tangannya meminta Karina untuk kembali padanya.
"Kamu? mau perjuangin aku?"
"Iya, aku bakal bilang ke papa aku! Ke papa kamu juga kalau aku cuma mau dijodohkan dengan putra tertua Yoo Group! Jimin.." ucap Lami.
Winter yang mendengar semua itu seketika mengendurkan tangannya bersiap jika Karina akan melepaskan tangannya.
Tapi tangan besar hangat pria itu malah mengeratkan genggamannya lagi.
"Kamu harusnya tau, disaat pertama kamu memilih Sungchan sama saja kamu sudah kehilangan aku, dan aku gak akan biarin kamu hianatin Sungchan karena dia ADIKKU!!"
"Sebagaimana pun aku membenci dia, dan dia merampas semua dari aku, dia tetap adikku! Sungchan adikku, jadi jangan pernah kamu lukai dia yang melakukan apapun untuk mencintai kamu! Karena kamu juga sudah memilih dia di banding aku!" ucap Karina menghela nafas melepaskan emosinya.
Karina tarik tangan Winter pergi meninggalkan Lami yang hanya terdiam menatap kepergian mereka.
°°°
Di mobil sedan silver, suasana mulai canggung. Karina fokus menyetir sambil sesekali menatap Winter yang hanya terdiam menatap keluar jendela.
Pria itu mendesah kecil kala menyadari bahwa dirinya pasti menakuti Winter yang pernah terluka juga akan kejadian masa lalu.
"Sayang.." panggil Karina, namun Winter hanya diam bengong menatap keluar.
"Sayang?"
Panggilan Karina lagi lagi tidak di sahuti hingga tangan hangat pria itu menggenggam tangan Winter membuat lamunan Winter terhenti.
"Sayang.."
"Iya, Jimin?"
"Kamu gapapa kan? aku minta maaf sama kejadian tadi, aku sudah gatau lagi harus gimana. Aku gamau dia malah berusaha nyakitin kamu" ucap Karina menatap lembut Winter lalu kembali menatap jalanan.
"Ternyata kita sama sama hancur ya, Jimin" ucap Winter.
"Aku tau, tapi aku mau kamu yakin kalau kita bisa lewatin ini. Kamu harus tau, kalau kamu sama Yeoreum sekarang adalah alasan aku punya kebahagiaan" ucap Karina.
"Kenapa? apa yang terjadi sama kamu sebenarnya? Sungchan...itu siapa kamu?" tanya Winter.
Karina tatap Winter lalu ia tepikan mobilnya di bahu jalan. Pria itu tarik rem tangan mobil dan ia lalu tatap Winter lekat.
"Papaku selingkuh sama perempuan dari Daegu, dan Sungchan itu anak perempuan itu. Aku pernah tinggal di Daegu sekitar 3 tahun, 2 tahun? aku gak inget, karena aku pernah kecelakaan dan balik ke Seoul, tau kalau papa aku sudah nikah sama istri barunya..."
"Dan mama aku dinyatakan gangguan mental, kejadiannya sekitar 5-6 tahun lalu, kata papa aku koma 2 bulan. Dan akhirnya aku di rawat di Seoul selama koma, dan akhirnya mereka tinggal di mansion punya papa, sedangkan aku tinggal di rumah mamaku" ucap Karina menjelaskan.
Genggaman tangan Winter seketika mengendur membuat Karina menatap Winter yang terlihat menatap keluar jendela.
"Mungkin kisah aku susah ya di terima? aku juga punya kekurangan, jadi aku mohon jangan tinggalin aku. Karena kalau kamu sama Yeoreum pergi, aku sudah gapunya kebahagiaan lain untuk bertahan.." ucap Karina.
Winter hanya terdiam enggan menatap Karina. Karina berfikir kekasihnya mungkin masih sulit mencerna keadaan sulitnya, jadi pria itu lanjut lajukan mobilnya kembali hingga..
Mobil Karina terparkir di depan kediaman Winter. Karina turun dari mobilnya dan seperti biasa membukakan pintu untuk Winter.
Winter hanya melengos tanpa kata kata masuk kedalam rumah mencari putrinya hingga wanita itu bertemu dengan seorang wanita..
"Hai win! gimana sama Jimin?" tanya Joy yang duduk bersama Ningning dan Yeoreum di sofa.
"Baik kok kak, kakak baru sampe?" tanya Winter berusaha menutupi soal kejadian mengejutkan hari ini.
"Baru kok, ini nungguin temen lagi pinjem toilet" ucap Joy.
"Yaudah, Winter ijin ke dapur dulu ya. Mau buatin makan siang buat yang kerja" ucap Winter pamit ke dapur.
Joy dan Ningning hanya mengiyakan tanpa tau bahwa perasaan hati Winter cukup buruk hingga seorang wanita berjalan dengan tasnya kearah Joy.
"Yuk sekarang aja, biar salonnya gak tutup. Gue mau dinner sama keluarganya Seulgi malem ini" ucap wanita itu yang adalah Irene.
"Oh oke, yaudah Ning kakak duluan ya. Titip salam sama Winter, Yeoreum aunty pergi ya" ucap Joy pada Ningning lalu beralih pada gadis kecil di pangkuan Ningning.
"Yeoreumaa, aunty Joohyun juga pergi ya" pamit Irene lalu pamit pada Ningning.
Joy dan Irene keluar dari rumah berpamitan pada para laki laki yang sibuk mengurus jendela di luar.
Kedua wanita itu masuk ke dalam mobil dan Joy lajukan mobilnya saat Winter keluar dengan minuman yang baru.
"Kakak kakak saya lagi masak, nanti makan siang disini ya! Saya masak nasi goreng" ucap Winter.
"Asekkkkk makan gratisss" celetuk Ryujin.
°°°
"Chan, cewe yang sama kakak lu sekarang itu cewe lu dulu, Minjeong! Dan dia ada di Seoul"
Seorang laki laki berjalan kearah meja sambil mengarahkan tongkatnya mengeker bola putih dan..
Ctakkk!
"Mau kemanapun, kayaknya memang si tolol Jimin itu bakal di pertemukan sama Minjeong. Jimin yang harus bertanggung jawab, mungkin hahaha" ucap Sungchan berpindah posisi dan kembali mengeker karena ada bola yang point.
"Jadi menurut lu, apa yang harus kita lakuin?" ucap pria lainnya mulai bergerak mengeker karena Sungchan gagal memasukan bola billiard.
"Tentu saja hukum alam, gue bakal buat Jimin bertanggung jawab atas apa yang terjadi, dan pastinya gue gak akan buat ini semua mudah buat dia.."
Ctakkk!
"Maksud lo?"
Sungchan tatap pria di sebelahnya lalu tersenyum miring.
"Minjeong harus tau kalau Jimin.."
~~~
To be continued...
Thank you for reading, jangan lupa vote comments, kritik dan saran😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Different
FanficI Will Love You Different, Just The Way You Are... Update pasti.. Senin Rabu Jumat Minggu Kadang update setiap hari.. (Gender Bender) Kartop WinBot