I

962 105 3
                                    

Chanyeol yang lagi asik-asik mainin senar gitar yang baru dia beli kemarin sore langsung berhenti pas denger hpnya bunyi. Cowok itu langsung ngelepas gitarnya dan langsung nyamperin hpnya yang sebelumnya ia letakkan dimeja dekat cermin gede.

"Coba tebak siapa yang nelpon?."

Semua orang yang ada diruang latihan langsung ngalihin pandangan mereka ke Suho karena pertanyannya barusan. Terkecuali Chanyeol tentunya. Soalnya dia lagi sibuk ngomong sama orang yang jadi tersangka kenapa hpnya bunyi.

"Gak penting banget." Ujar Sehun acuh dan lanjut mandiin pou kesayangannya dengan hati-hati. Berharap tai-tai yang dia kumpulin nggak ikut kesapu sama tangannya.

"Kalau bener gue jajanin starbucks seminggu."

Sehabis ngomong gitu, mau tidak mau Sehun yang tadinya cuek bebek langsung ikut mengambil bagian. Lumayan kan bisa jajan gratis distarbucks seminggu.

"Nggak boongan'kan lo?." Kai nanya sekali lagi. takutnya si sultan sombong ini Cuma ngibulin mereka doang. Kan nggak asik kalau dia udah capek-capek ngerahin otak, eh ternyata bohong.

"Ngapain bohong, starbucks seminggu doang mah kecil." Jawab Suho sambil ngejentikin jari tengah dan jempolnya bersamaan.

"Anjing. Songong bener nih holang kaya." Umpat Baekhyun sambil ngesot tipis-tipis kearah Suho.

"Nyokapnya Chanyeol. Bener'kan gue?." Akhirnya, Sehun orang pertama yang fokus pada tujuan mereka buat nebak siapa yang barusan nelpon Chanyeol.

Tapi sayangnya tebakan Sehun barusan itu salah. Yang lain padahal udah deg-degan pas liat muka Suho yang berubah tegang kaya aliran listrik. Eh, pas liat kepala doi geleng-geleng semuanya langsung ngelus dada masing-masing.

"Alah. Palingan lo gak tau juga'kan siapa yang nelpon Chanyeol." Tuduh Sehun tidak terima.

Dituduh terang-terangan kaya gitu, Suho Cuma bisa ngelirik Sehun dengan tatapan yang sulit diartikan. Padahal yang ogah-ogahan kan dia, kok sekarang nih bocah yang paling menggebu-gebu.

"Yang lain gamau jajan distarbucks apa ya?." Suho ngedarin matanya sambil ngabsen temen-temennya yang ternyata udah duduk bentuk lingkaran.

"sabar, jing. Ini masih mikir gue." adu Kai setengah ngegas. Abisnya, omongan Suho barusan bikin jantungnya jadi dugun-dugun nggak jelas.

Akhirnya, lingkaran setan yang mereka buat nggak bersuara sedikit pun, Cuma sisa Chanyeol yang daritadi nelpon nggak selesai-selesai. Sampai akhirnya suara pintu kebuka narik atensi semua orang. Ternyata itu Dyo yang baru kelar kerja kelompok.

Biasa, anak ambis mah beda.

"Pada ngapain?." Tanya si anak ambis sambil ikutan nyempil disamping Baekhyun.

"Challange." Jawab Suho singkat.

Dyo Cuma ngangkat salah satu alisnya. Masih bingung dengan jawaban yang dia dapat dari Suho. Mana bisa Dyo ngerti kalau nggak dikasih penjelasan yang sedemikian rupa.

"Nebak siapa yang ngomong sama Chanyeol ditelepon sekarang." Sambung Baekhyun.

Abis denger itu, Dyo langsung mangut-mangut. "Joy."

Satu nama yang keluar dari mulut Dyo barusan sukses mendapat tepukan meriah dari Suho. Cowok itu langsung nyeret bokongnya supaya lebih dekat dengan sang juara. Dia salimin tangan Dyo biar mirip pemenang kuis yang ditipi-tipi.

"Congratulation bapak Dyo. Starbucks gratis menunggumu."

Yang lain malah cengo ngeliatin interaksi kedua manusia itu. masih heran kenapa jawaban Dyo bisa benar dan kenapa juga Suho bisa tahu kalau jawaban Dyo barusan itu mutlak.

"Aduh, hampir aja gue menang." Eluh Baekhyun sambil guling-guling nggak jelas.

Sehun tiba-tiba berdiri dari duduknya dan ninggalin lingkaran setan itu. "Palingan nebak doang itu dia. Bodo banget gue ikutan."

"Gue sumpel dollar juga mulut lo lama-lama."

"Eh, iya. bener juga si Sehun." Kai ikut menyampaikan argumen.

Mau nggak mau, Baekhyun ikut ngangguk-ngagguk mengingat suara terbanyak sekarang ada di Sehun. Sedikit nggak terima karena temennya yang ambis itu diremehkan, Suho akhirnya ngambil jalan tengah.

"Oke. Coba kasih alasan yang bener kenapa Dyo tau kalau yang nelpon itu Joy? Kalau bener gue jajanin—"

"MCD SEBULAN!." Potong Baekhyun cepet.

"Dih, itumah maunya elo." Cibir Suho.

"Waduh, masa MCD sebulan nggak sanggup." Ujar Baekhyun sengaja. Lumayan buat ngompor-ngomporin Suho yang songong abies.

"Iyadah, cepetan jawab."

Nahkan, mana bisa Suho diremehkan kaya tadi. Bisa pusing tujuh turunan dia kalau kepikiran omongan Baekhyun barusan. Mau taruh dimana kekayaannya yang nggak bakal abis itu.

"Bodoamat. Gue nggak mau ikut."

"Lah, yang ngajak lo siapa? Nggak usah ikut lagi deh lo, rusuh bener." Putus Suho.

Udah cape dia sama tingka Sehun yang bener-bener mirip bocah SD. Katanya nggak mau ikutan, tapi daritadi nyerocos mulu gada hentinya.

"Nada deringnya beda sama yang lain."

Bola mata Suho langsung membesar pas denger jawaban Dyo barusan. "Ajib bener. Udah dapet starbucks, dapet MCD pula."

"Hah?." Kai Cuma cengo sambil perhatiin tampang datar Dyo. Kok bisa ya orang pinter dalam hal kaya gini pun?.

Baekhyun nepuk-nepuk punggung Dyo beberapa kali. Ceritanya memberi selamat, padahal hatinya lagi sakit banget karena nggak dapet kesempatan buat makan gratis.

"Udah diatur itumah. Kalian aja yang goblok." Sahut Sehun yang sekarang udah kembali fokus sama hp ditangannya.

Suho ngelemparin Sehun pakai bungkus ciki yang udah kosong. "Diem deh. Lo nggak diajak."

Lengan Baekhyun tiba-tiba nyenggol Dyo beberapa kali. Dia nggak lupa deketin bibirnya ketelinga Dyo, ceritanya mau bisik-bisik sama si anak ambis. "Lo kok bisa tau? Beneran Cuma akal-akalan Suho doang ya?."

"Gue denger ya monyet!."

"Kalian aja yang aneh. Hal sekecil itu kok gatau." Kata Dyo sambil bangkit dari duduknya dan jalan kearah lemari dipojok ruangan.

"Lo-nya aja yang aneh. Hal sekecil itu kok bisa sampai tau." Ini sehun. Lagi-lagi itu bocah nggak ada habisnya ikut nyerocos.

"Pada masih inget nggak nada dering yang tadi? Bentar ya." kata Kai sambil ngotak-atik hpnya. Nggak lama dari situ hp Chanyeol yang udah sunyi, kembali berbunyi.

"Hah? Kok bisa beneran beda?." Kai besarin bola matanya sampai hampir terkeluar gitu. Aneh banget, dia yang nyoba dia juga yang kaget.

Reaksi Baekhyun juga nggak jauh beda sama punya Kai. Bedanya doi sampai mangap kaya ikan mas yang nggak sengaja loncat keluar kolam. Emang dasar pada lebai banget. Lain lagi kalau bahas Sehun, itu anak Cuma mutarin bolas matanya males.

"Apasih kalian pada rusuh bener." Komentar Chanyeol yang ternyata udah ngegandeng tas ranselnya dipunggung.

Ngeliat Chanyeol udah rapi kaya mau naik gunung buat Sehun langsung ikutan berdiri, ngelupain Pounya yang belum makan apapun sampai hampir meninggal. "Mau kemana lo?."

"jemput adek gue." kata Chanyeol sebelum akhirnya keluar dari ruangan meninggalkan temen-temennya yang saling lempar tatapan satu sama lain.

"Wuih, aroma sisconnya sampe sini."

***
To be continue

SISCON [CHANJOY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang