XXXIII

123 22 0
                                    

Sepanjang perjalanan menuju ruang kelasnya siang ini, Joy terus-terusan mendapat tatapan yag berbeda-beda. Bahkan Joy bisa ngerasain kalau dari segala penjuru ada aja sepasang mata yang tertuju padanya.

Sesekali Joy ngebales buat natap mereka sambil naikin salah satu alisnya. Disitu Joy langsung naik pitam. Soalnya yang ditatap langsung ngacungin jari tengahnya buat Joy.

Aslinya Joy pengen banget buat langsung nyamperin tuh orang buat ngepatahin jari tengahnya, tapi hari ini Joy masih ada stok kesabaran karena dia nggak ada berantem sama Chanyeol.

Setidaknya Joy harus nemuin Ten dulu buat nanya apa sebenernya yang terjadi dikampus. Sudah pasti cowok itu tau segalanya.

Belum sampai dikelas, tangan Joy langsung ditarik sama sosok yang belum sempat dia liat siapa. Langsung aja cewek itu ngehempasin tangannya kuat-kuat sampe genggaman orang didepannya ini terlepas.Orang yang narik tangan Joy tadi langsung berbalik dan bikin Joy makin heran dibuatnya.

"Lo ngapain disini?."

"Nggak usah banyak Tanya. Mending ikut gue sekarang."

"Nggak. Lo harus jawab pertanyaan gue dulu." Tolak Joy sambil melangkah mundur sebanyak dua kali. "Lo ngapain difakultas ekonomi, Jaehyun?."

Jaehyun menghela napas berat. "lo milih ikut gue jalan kaki atau gue gendong?."

"Kenapa sih? Gue nanya doang tinggal dijawab apa susahnya."

"Nanti. Lo nanya apa aja pasti gue jawab." Jaehyun maju beberapa langkah dan kembali meraih tangan Joy. "Sekarang ikut gue dulu."

Meski masih kesal dengan tingkah Jaehyun yang dirasa Joy sangat aneh, cewek itu tak lagi berniat untuk membantah daripada Jaehyun benar-benar akan menggendongnya. Sambil menebak-nebak kemana Jaehyun akan membawanya, Joy mengedarkan pandangannya kesegala arah.

Mereka sudah bukan berada diarea fakultas ekonomi, namun masih ada saja yang terang-terangan menatap Joy. Bahkan bukan hanya sekedar tatapan, Joy dapat melihat bibir mereka ikut bergerak kesegala arah seperti sedang membicarakannya meski tidak terdengar oleh telinganya.

"Nggak usah diliatin, nunduk aja."

Pandangan Joy teralihkan pada Jaehyun yang menatap lurus kedepan. Langkah kaki lelaki itu terasa sangat terburu-buru. Meski Joy termasuk tinggi, tetap saja susah untuk menyamakan langkah besar Jaehyun. Joy juga dapat merasakan genggaman Jaehyun pada jemarinya menguat.

"Kenapa ke perpus?."

"Ten sama yang lain ada diperpus."

Kedua kening Joy makin mengerut dalam. Tumben sekali teman-temannya itu ada diperpus. Apalagi mengingat Jennie yang seperti ada alergi terhadap bau perpus.

Begitu memasuki perpustakaan, Joy kembali dibuat heran. Pasalnya bukan hanya ada Ten, Doyoung dan Jennie. Didalam sana juga ada Wendy, Irene, Yeri dan Seulgi.

Joy menarik tangannya yang masih berada digenggaman Jaehyun dan menghampiri temannya yang menatapnya khawatir.

"Kalian ngapain disini?."

Tidak ada yang menjawab.

"Apaan sih? Kalian bisu ya?."

"Lo belum liat?."

Joy lantas menatap Ten, sosok yang daritadi ingin ditemuinya. "Liat apa? gue baru mau nanya sama lo."

"Kenapa sama Ten?" kali ini Doyoung yang bersuara. Lelaki itu melepas buku ditangannya dan menatap lurus Joy.

"Ten kan tau semuanya."

"Emang kenapa Joy?."

Irene ikut ambil bagian. Cewek itu menghampiri Joy dan membawanya duduk dikursi kayu panjang dimeja yang sama dengan yang lainnya.

"Tadi orang-orang pada liatin gue. Jangan-jangan gue masuk lambe kampus ya?." Joy mengangkat jari telunjukknya dan langsung mengarahkannya ke Ten. "Pasti gara-gara lo kan? Kali ini lo gosipin gue apa? hah?."

"Bukan Ten, Joy." Wendy pun bersuara. Cewek itu menjawab dengan ragu.

Tapi karena emang Joy udah kaya punya dendam kesumat sama Ten, dia tetep aja nggak mau percaya. Udah pasti ini berhubungan sama cowok yang lagi diem dipojokan sambil terus ngescroll hpnya.

"Tuh liat, dia pasti lagi nyebar berita jelek tentang gue."

Ten langsung mematikan hpnya dan meletakkan benda pipih tersebut di meja. "Kali ini beneran bukan gue. Sumpah."

"Beneran?." Tanya Joy ragu. Ia masih nggak percaya meski muka Ten kali ini keliatan serius. "Kalau bohong mobil lo yang item itu buat gue?."

Belum sempat Ten menjawab, Doyoung kembali memotong. "Lo bisa serius dulu nggak?."

"Doy, santai aja." tegur Jennie.

Alih-alih berhenti, Doyoung malah semakin terpancing. "Gimana bisa? Dianya aja malah main-main kaya gini. Semua orang mikirin dia, tapi yang dipikirin malah nggak jelas."

"Lo kok malah kaya gini sih, Doy?."

Jaehyun ikut menegur lelaki itu. Pasalnya yang dikatakan Doyoung barusan nyatanya ikut memancing amarah Jaehyun. Cowok itu tahu betul yang dikatakan Doyoung 100% tertuju untuk Joy meski cewek itu belum tahu sama sekali apa yang terjadi.

Kejadian barusan nyatanya ikut membuat Joy semakin penasaran. Apalagi sampai membuat Doyoung yang biasanya ogah ambil pusing sampai ikut-ikutan. Lebih-lebih saat lelaki itu terang-terangan memarahinya.

"Bukannya yang nggak jelas disini lo?." Ucap Joy sambil berdiri menghadap Doyoung yang berada tepat disebrang meja. "Gue nggak tau apa-apa dan lo, lebih tepatnya kalian malah kaya gini."

Seulgi berdecak pelan. "Udah Joy, nanti dijelasin semuanya."

"Gue bener-bener bingung. Tapi bukannya langsung aja dikasih tau, kalian malah banyak basa-basi. Yang salah disini gue atau kalian sih?."

Semuanya diam. Joy mengedarkan pandangannya pada siapapun yang ada diruangan ini. Namun, sepertinya tak satupun berniat untuk menjelaskan apa yang terjadi. Daripada berlama-lama disini dengan rasa penasaran yang semakin menjadi, Joy memutuskan untuk pergi dan mencari tau sendiri.

Sayangnya, belum sempat ia meninggalkan perpustakaan, Jaehyun yang sedari tadi berdiri ditempatnya menyempatkan diri untuk menahan tangan cewek itu. Setidaknya sekarang Joy tidak boleh sendiri, pikir Jaehyun.

"Jangan kemana-mana."

"Kalau gitu jelasin." Kata Joy sambil sedikit mendongak untuk menabrakkan netranya dengan milik Jaehyun. "Kenapa tadi disepanjang jalan orang-orang pada natap gue seakan-akan gue baru aja jadi pelakor?."

Jaehyun masih diam namun sama sekali tak mengahlikan netranya dari milik Joy. Keduanya saling tatap cukup lama. Sampai akhirnya Joy yang terlebih dahulu memutus kontak mata mereka.

Cewek itu memejamkan matanya sejenak kemudian membukanya lagi. "Kayanya lo juga nggak bakal jawab. Jadi, mendingan gue nanya sama yang bisa jawab aja."

Joy kira Jaehyun bener-bener nggak bakal buka suara kaya yang lainnya. Nyatanya cowok itu memberikan pernyataan yang bikin Joy cukup kaget.

"Chanyeol putus sama Nayeon."

"Chanyeol putus?." Joy membeo. Ia menurunkan pandangannya pada sepatu yang dia kenakan. Tak lama, cewek itu kembali mendongak menatap Jaehyun. "Terus hubungannya sama gue apa?."

Belum sempat Jaehyun menjawab, Joy terlebih dahulu mendapatkan jawabannya. Cewek itu tertawa sendiri dibuatnya. Joy lantas menarik tangannya dari Jaehyun kuat-kuat. Tak lagi ingin membuang-buang waktu, Joy langsung keluar dari perpustakan. Menghiraukan temannya yang mulai bersuara memanggil namanya.

***

To be continue

SISCON [CHANJOY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang